Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
ANU
2
Suka
65
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

“Ada apa Parmin?” tanya pak majikan kaget melihat Parmin berlari ke dalam rumahnya dengan terburu-buru.

“Anu, Pak, burungnya...., burungnya anu” katanya masih gugup.

“Maksudmu apa, anu apa, burungmu?” tanya PAK majikan tak sabar.

“Iya Pak” jawabnya masih gugup.

“Burungmu kenapa?”

“Anu Pak bukan burung saya, tapi anu..burung bapak” spontan pak majikan melihat ke bawah memeriksa sarungnya siapa tahu ada lubang atau “burungnya" kelihatan.

“Jangan ngawur kamu!, bicara yang jelas.”

“Anu, maaf pak”.

Melihat wajah Parmin yang bingung, pak majikan malah tawa.

“Sudahlah, Parmin. Coba tenangkan diri dulu, lalu ceritakan dengan jelas. Burungku, kenapa?” tanya pak majikan dengan sabar meskipun geli hatinya.

Parmin menarik napas dalam-dalam. “Jadi begini, Pak... anu… burung bapak yang dipelihara di kandang itu... anu... dia... kabur!”

"Kabur? Kok bisa?”

Parmin mengangguk cepat, tangannya masih gemetar. “Anu, Pak… tadi waktu saya anu… eh, waktu saya mau bersih-bersih kandangnya, saya anu… lupa menutup pintu kandangnya, jadi… anu, burungnya terbang.”

"Ya ampun, Parmin. Lain kali jangan anu kalau ngomong, bikin bingung orang!”

“I-iya, Pak,” jawab Parmin sambil menunduk, masih gugup. “Maaf, Pak, tadi anu… buru-buru, jadi anu… panik… eh, gimana ya…"

Pak majikan tersenyum dan menepuk bahunya. “Sudahlah, Parmin. Kita cari saja burungnya.”

Mereka pun berkeliling halaman, mencari burung yang kabur itu.

“Pak, anu… tadi saya lihat burungnya terbang ke... anu… maksudnya ke pohon mangga di sebelah sana, tapi… waktu saya ke sana, ....anu ...burungnya nggak ada lagi…”

Pak majikan mengangguk-angguk, seolah mengerti apa yang dimaksud. Sambil menahan tawa.

“Parmin, kalau kita tak bisa menemukan burungnya gara-gara terlalu banyak ‘anu’, kamu harus ganti “anunya”, burung itu ya!”

Parmin langsung pucat. “Jangan, Pak! Saya anu… bukan maksudnya anu, tapi… aduh, Pak".

“Sudah, sudah,” kata Pak majikan, akhirnya tergelak tak kuasa menahan tawa.

“Yang penting, lain kali hati-hati kalau jaga burung, ya. Kurangi ngomong pakai ‘anu’-mu. Burung tak akan bisa ditemukan kalau cuma dengan ‘anu’, paham!”

Parmin hanya bisa mengangguk, mungkin masih bingung antara perintah dan ‘anu’-nya.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Flash
ANU
Hans Wysiwyg
Novel
Melawan Dunia
Jofanina Fauziah
Flash
Bronze
Gadis Kecil Berkaleng Kecil
Rafael Yanuar
Novel
Banyu Biru
Permatasai
Novel
Legi Pait
Andy Wylan
Skrip Film
KERETA
Panca Lotus
Novel
Gold
Cloudy Charcoal
Mizan Publishing
Novel
Kembali ke Rahim
Faiz el Faza
Novel
First Love
Ika nurpitasari
Skrip Film
Derai Lara
Dhia Amjad
Novel
Bronze
Parabunga
Robeni
Novel
Sesat sesaat
ayu trihermi
Cerpen
Bronze
Langkah Ratu
Kemal Ahmed
Komik
Bronze
I For myself
Astira Izzatul Azzahra
Skrip Film
Janji 5 Matahari
kayu manis
Rekomendasi
Flash
ANU
Hans Wysiwyg
Flash
WORKAHOLIC DAN PARASIT
Hans Wysiwyg
Novel
TEDUH DALAM BARA Dua Perempuan Dari Teluk Naga
Hans Wysiwyg
Flash
SEPULANG REUNI IBU SAKIT
Hans Wysiwyg
Flash
RUMAH SUNYI TANPA AKU
Hans Wysiwyg
Flash
NO MAVERICK!
Hans Wysiwyg
Flash
CAFE LATTE MERAH
Hans Wysiwyg
Flash
SEMIR BAPAK
Hans Wysiwyg
Flash
SAM DAN MESIN UANGNYA
Hans Wysiwyg
Flash
PENGISI HATI
Hans Wysiwyg
Cerpen
ITAEWON OCTOBER 29,2022
Hans Wysiwyg
Cerpen
Bronze
SUAMIKU FAKE PSIKOPAT
Hans Wysiwyg
Flash
SAAT MUSIM KEBO TIBA
Hans Wysiwyg
Flash
SEMANGKUK NASI UNTUK AYAH
Hans Wysiwyg
Cerpen
Bronze
SUNYI SEKALI
Hans Wysiwyg