Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Sebuah mobil berhenti di depan rumah kosong yang besar, luas, dan agak mengerikan jika boleh jujur. Namun demi bertahan hidup, terpaksa lelaki ini membeli rumah besar nan menyeramkan ini.
"Yoochan-ssi, di mana aku harus menaruh kotak ini?"
Yang di panggil menoleh, lalu mengulas senyum singkat dan menunjuk ke arah sofa yang baru saja diangkut asistennya.
Ya, Jeon Yoochan namanya, bekerja sebagai aktor sekaligus idola K-pop. Terkenal? Tentu saja, jangan ditanyakan lagi alasannya apa.
Setelah mengangkut barang-barang ke dalam, para asistennya langsung saja pamit meninggalkan Yoochan sendiri. Akhirnya.
Yoochan berjalan menyusuri rumah yang baru saja dia beli ini, besok dia ada jadwal manggung, berakhirlah dia yang kebingungan kapan membereskan barang-barang memuakkan ini.
Rata-rata pemberian fans nya, tentu saja.
"Huft... Apa aku bereskan besok saja ya? Hari ini aku fokus istirahat saja," Gumamnya sendiri sambil berjalan menuju dapur.
"Hng? Apa itu?"
Sebuah pintu kecil di bawah tangga menarik perhatiannya, Yoochan pun berjalan menuju pintu tersebut.
"Aneh, sebelumnya aku tidak melihat pintu ini..." Gumamnya lagi sambil membuka pintunya perlahan, lalu berjalan masuk menyusuri lorong sempit. Pencahayaan ruangan juga sangat sedikit, menyusahkan saja.
Sesampainya Yoochan di pintu yang lebih pendek, pemuda itu membukanya perlahan, berantisipasi akan bahaya yang sewaktu-waktu bisa menyerangnya.
Dirasa kondisi aman-aman saja, Yoochan menunduk untuk memasuki ruangan itu. Ada tangga mengarah ke ruang bawah tanah, pria itu mengeluarkan ponselnya dan menyalakan senter.
Krieeett...
Tangga berbahan kayu berderit seiring langkah Yoochan. Sesampainya di bawah tanah, Yoochan mengedarkan pandangannya, sedikit merinding karena suasana mencekam dan mengerikan dari ruang bawah tanah itu.
"Tsk, ini mengerikan sekali," Yoochan mulai melihat-lihat barang yang bertumpuk di lemari usang penuh buku, perkamen, dan... Kotak kayu?
Entahlah ini sangat menarik, Yoochan langsung saja mengambil kotak tadi, menaruhnya di lantai untuk membongkar isinya.
"Waah... Ini pasti sudah sangat kuno," Lagi-lagi Yoochan berbicara sendiri "Hng? A-apa-apaan ini?"
Yoochan mengerutkan keningnya saat dia membuka kotak usang dan berdebu ini. Isinya beberapa lembar foto tua, Yoochan memerhatikan foto itu dengan saksama.
Brakk!
Yoochan melepaskan kotaknya dari genggamannya, nafasnya tersengal-sengal, tangannya bergetar. Sasaeng mana yang mendapat akses dalam seperti ini?
Foto-foto Yoochan saat di panggung, di asrama nya yang dulu, di rumah neneknya, bahkan saat dia sedang sendiri di rumahnya?!
Stalker gila mana kali ini yang Yoochan hadapi.
Tapi mengingat pemilik rumah yang mengatakan rumah ini terakhir kali dihuni pada tahun 1997. Yoochan saja belum lahir!
Dari mana foto-foto ini? Apakah ada orang lain yang ada di sini?! Siapa pelaku ini?!
"Yak! Brengsek!" Yoochan melempar kotaknya jauh-jauh, lalu dia beranjak dan segera berlari keluar dari ruang bawah tanah terkutuk ini.
Tapi sayangnya, sepertinya dewi Fortuna tidak berpihak padanya, atau bahkan... Kemungkinan terburuknya, Yoochan bisa-bisa kehabisan nafas karena panik, pintu terkunci, sudah berkali-kali Yoochan mengguncang gagang pintu.
"Siapa di luar?! Buka pintunya sebelum aku telepon polisi-"
"Bukan di luar,"
Yoochan terdiam, jantungnya berhenti berdetak satu detik, tidak memiliki keberanian untuk menoleh sedikitpun.
"Aku ada di dalam, tepat di belakangmu!"
Bugh!
Yoochan merasa kepalanya pening, cairan merah mengalir dari hidungnya, pemuda itu pun tumbang.
Lupakan tentang konsernya besok, mungkin besok dia akan ada di setiap saluran televisi dan sosial media, dengan topik yang berbeda.
-Tamat.