Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Di Atas Meja
18
Suka
3,883
Dibaca

Menaburkan bawang goreng pada kuah sup mengakhiri aktivitasmu di dapur kecil itu. Satu per satu kaubawa hasil masakanmu ke meja persegi di dekat jendela. Di sanalah kau dan lelakimu sering kali menghabiskan waktu bersama.

Meja itu adalah saksi selaksa cerita yang kalian untai setelah sepanjang siang tak bersua. Kau dan lelakimu menuang rindu sembari sesekali menatap ke luar jendela. Kadang rembulan bercahaya, kadang jelaga menyapa, atau kadang hujan bertempias. Namun apa pun yang tampak di luar sana, tak pernah mengubah yang kalian rasa, hanya ada bahagia.

Bersamanya tak ada alasanmu untuk berkelesah. Lelakimu itu senantiasa punya cara mengubah gundah menjadi tawa. Kehangatan selalu tercipta meskipun setelah sewindu pernikahan, buah hati yang dinanti tak kunjung hadir.

“Kita hanya bisa berikhtiar,” ujar lelakimu pada suatu malam ketika kau membisikkan keresahan. “Tapi jika ternyata kita ditakdirkan berdua saja di rumah ini, tak apa-apa. Aku tetap bahagia. Kau juga begitu, kan?"

Kau mengangguk sembari membalas tatap lembutnya. Kau sehat dan lelakimu sehat, begitulah kata dokter. Maka, tak ada yang perlu dikhawatirkan. Hanya perlu ikhtiar, menghiba lewat doa, dan bertawakal.

Sebelum menuju kamar, kaupandang sekali lagi sajian di atas meja. Selain dua gelas air putih, telah kauhidangkan nasi putih, kerupuk udang, capcay, dan semangkuk sup iga yang menguarkan aroma menggugah selera. Lelakimu menyukainya. Sangat menyukainya.

“Makan malam sudah siap.” Setelah berada di samping lelakimu, kau berucap perlahan. Kau tak ingin mengagetkannya yang sedang termenung sambil menatap taman di balik kaca.

Lelakimu menoleh sekilas. “Aku bisa sendiri,” katanya dingin seraya menepis uluran tanganmu lantas keluar lebih dulu. Sudah lebih dari seratus hari ia tak pernah menatapmu lagi. Dan, tentu saja, itu menggaritkan luka di hatimu.

Kau menyeka embun di matamu, kemudian menyusulnya ke meja itu. Kali ini tak tampak binar bahagia di mata lelakimu, apalagi pujian dan kecupan mesra atas upayamu menghidangkan makanan kesukaannya. Bahkan, sekali lagi ia menepis uluran tanganmu yang hendak mengisi piringnya.

“Berhentilah bersikap seolah aku tidak bisa apa-apa!” hardiknya.

“Ran, aku nggak ....” Suaramu tercekat, tak berhasil menuntaskan kalimat. Air mata telanjur menyusuri kedua pipimu tanpa bisa ditahan. Bagaimana bisa lelakimu berpikir seperti itu? Padahal dulu, setiap kali makan kaulah yang mengisi piringnya.

“Kau mau makan atau menangis?” sergahnya. Kali ini ia menatapmu, tetapi dengan sorot mata yang sama sekali tak kauharapkan.

Sambil berurai air mata, kau mengisi piringmu, lantas bersantap bersamanya. Hanya denting sendok dan piring yang terdengar meningkahi isak yang kautahan. Di atas meja itu hanya ada kebisuan.

“Aku sudah meminta pengacara agar segera mengurus perceraian kita.” Lelakimu memecah sunyi. Suara lirihnya terasa seperti hantaman keras di dadamu. Menyesakkan. “Kau akan segera terbebas dariku.”

“Ran, aku mohon jangan seperti ini,” pintamu getas seraya menatapnya. Matamu mengerjap, menggulirkan lagi air mata di pipi. “Dulu kau selalu bilang—”

“Segalanya sudah berubah, Rindu.” Ia menukas cepat. Lalu, meneguk air putih, mengakhiri makan malam yang tak ia habiskan. “Keputusanku sudah bulat, aku tidak ingin lagi bersamamu,” tegasnya sebelum menggerakkan kursi roda, pengganti kedua kaki lelakimu yang remuk saat kecelakaan enam bulan lalu.

Dengan nanar kautatap punggung lelakimu yang kian menjauh, meninggalkanmu bersama segala kenangan yang pernah tercipta di atas meja.

🥣🥣🥣

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@dalanawk : Terima kasih sudah berkenan mampir, Kak.
😭😭🫂❤️
huaaa, sediiihnya
selaluuu kereeennn ❤️
Seperti pengalaman hidupp
Duh, kok jadi nyesek ya 😭
Kumenangis 😢
@lirinkw : Hihi, bawang merahnya diiris pula lagi ya. Makasih udah mampir, Mbak.
@honeydieah : Makasiiih. Ayo posting juga!
@amelinda31 : Puk-puk. Makasih sudah mampir.
Rekomendasi dari Romantis
Flash
Di Atas Meja
Diana Dia
Novel
Alandra
Ainaya Lanahdiana
Novel
Bronze
An. Samadi
Eun Yasmien
Novel
Bronze
1 April
Titin Wulandari
Novel
Jalan Tanpa Tepi
Nurul Fajriani
Novel
Cinta Rahasia Sang Dokter
Rinaha Ardelia (Seorin Lee)
Novel
Senja
Erika Ardianti Dinata
Novel
When I Look At You
Awan Senja
Novel
GAME OVER
Gemi
Novel
Bronze
Hello Lovenemy
El Haq
Novel
Bronze
Babu Boss
Siska Ambarwati
Novel
Gold
Love for Sale
Noura Publishing
Novel
B A L I A
Wulansaf
Novel
TITIK PEMBERHENTIAN
Blogky
Novel
Bronze
Musim Dingin di Izmir
Diana Dia
Rekomendasi
Flash
Di Atas Meja
Diana Dia
Novel
Bronze
Musim Dingin di Izmir
Diana Dia
Flash
Reuni
Diana Dia
Flash
Musuh Bebuyutan
Diana Dia