Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Di Atas Meja
19
Suka
5,048
Dibaca

Menaburkan bawang goreng pada kuah sup mengakhiri aktivitasmu di dapur kecil itu. Satu per satu kaubawa hasil masakanmu ke meja persegi di dekat jendela. Di sanalah kau dan lelakimu sering kali menghabiskan waktu bersama.

Meja itu adalah saksi selaksa cerita yang kalian untai setelah sepanjang siang tak bersua. Kau dan lelakimu menuang rindu sembari sesekali menatap ke luar jendela. Kadang rembulan bercahaya, kadang jelaga menyapa, atau kadang hujan bertempias. Namun apa pun yang tampak di luar sana, tak pernah mengubah yang kalian rasa, hanya ada bahagia.

Bersamanya tak ada alasanmu untuk berkelesah. Lelakimu itu senantiasa punya cara mengubah gundah menjadi tawa. Kehangatan selalu tercipta meskipun setelah sewindu pernikahan, buah hati yang dinanti tak kunjung hadir.

“Kita hanya bisa berikhtiar,” ujar lelakimu pada suatu malam ketika kau membisikkan keresahan. “Tapi jika ternyata kita ditakdirkan berdua saja di rumah ini, tak apa-apa. Aku tetap bahagia. Kau juga begitu, kan?"

Kau mengangguk sembari membalas tatap lembutnya. Kau sehat dan lelakimu sehat, begitulah kata dokter. Maka, tak ada yang perlu dikhawatirkan. Hanya perlu ikhtiar, menghiba lewat doa, dan bertawakal.

Sebelum menuju kamar, kaupandang sekali lagi sajian di atas meja. Selain dua gelas air putih, telah kauhidangkan nasi putih, kerupuk udang, capcay, dan semangkuk sup iga yang menguarkan aroma menggugah selera. Lelakimu menyukainya. Sangat menyukainya.

“Makan malam sudah siap.” Setelah berada di samping lelakimu, kau berucap perlahan. Kau tak ingin mengagetkannya yang sedang termenung sambil menatap taman di balik kaca.

Lelakimu menoleh sekilas. “Aku bisa sendiri,” katanya dingin seraya menepis uluran tanganmu lantas keluar lebih dulu. Sudah lebih dari seratus hari ia tak pernah menatapmu lagi. Dan, tentu saja, itu menggaritkan luka di hatimu.

Kau menyeka embun di matamu, kemudian menyusulnya ke meja itu. Kali ini tak tampak binar bahagia di mata lelakimu, apalagi pujian dan kecupan mesra atas upayamu menghidangkan makanan kesukaannya. Bahkan, sekali lagi ia menepis uluran tanganmu yang hendak mengisi piringnya.

“Berhentilah bersikap seolah aku tidak bisa apa-apa!” hardiknya.

“Ran, aku nggak ....” Suaramu tercekat, tak berhasil menuntaskan kalimat. Air mata telanjur menyusuri kedua pipimu tanpa bisa ditahan. Bagaimana bisa lelakimu berpikir seperti itu? Padahal dulu, setiap kali makan kaulah yang mengisi piringnya.

“Kau mau makan atau menangis?” sergahnya. Kali ini ia menatapmu, tetapi dengan sorot mata yang sama sekali tak kauharapkan.

Sambil berurai air mata, kau mengisi piringmu, lantas bersantap bersamanya. Hanya denting sendok dan piring yang terdengar meningkahi isak yang kautahan. Di atas meja itu hanya ada kebisuan.

“Aku sudah meminta pengacara agar segera mengurus perceraian kita.” Lelakimu memecah sunyi. Suara lirihnya terasa seperti hantaman keras di dadamu. Menyesakkan. “Kau akan segera terbebas dariku.”

“Ran, aku mohon jangan seperti ini,” pintamu getas seraya menatapnya. Matamu mengerjap, menggulirkan lagi air mata di pipi. “Dulu kau selalu bilang—”

“Segalanya sudah berubah, Rindu.” Ia menukas cepat. Lalu, meneguk air putih, mengakhiri makan malam yang tak ia habiskan. “Keputusanku sudah bulat, aku tidak ingin lagi bersamamu,” tegasnya sebelum menggerakkan kursi roda, pengganti kedua kaki lelakimu yang remuk saat kecelakaan enam bulan lalu.

Dengan nanar kautatap punggung lelakimu yang kian menjauh, meninggalkanmu bersama segala kenangan yang pernah tercipta di atas meja.

🥣🥣🥣

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (20)
Rekomendasi dari Romantis
Flash
Di Atas Meja
Diana Dia
Cerpen
Seminggu Sebelum Pernikahan
Al Balinda Ulin Dya
Novel
Melukis Cahaya di Matamu
Oi Pratama
Novel
The Secret Love Society
Eviannelise
Skrip Film
Perjalanan Terbaik Sebelum Menikah
Bagaskara Adhy Putra
Novel
Friendship and Love
Aldy Purwanto
Novel
Bu Dosen, Please Be Mine!
Reni Hujan
Novel
Bait Alif ba ta
qaineee
Novel
Gold
5 Detik dan Rasa Rindu
Mizan Publishing
Novel
28 Maret
Alam Destra Sumeda
Novel
Gold
Heartwarming Chocolate
Bentang Pustaka
Novel
Panggil Aku MONA!
Umi Ghani
Novel
JATUH HATI TANPA JEDA
Kingdenie
Novel
Bronze
MY LOVE IN AIR (Kubiarkan Cinta Ini Terbang Bebas di Udara)
aisyah nur hanifah
Novel
AKU BUKAN ORANG KETIGA
Ikhaqueen
Rekomendasi
Flash
Di Atas Meja
Diana Dia
Flash
Musuh Bebuyutan
Diana Dia
Novel
Bronze
Musim Dingin di Izmir
Diana Dia
Flash
Reuni
Diana Dia