Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Senja yang Tertinggal di Antara Kita
0
Suka
73
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

Langit senja mewarnai kota dengan rona oranye yang perlahan memudar. Ayu menatap lurus ke depan, sesekali menghirup aroma kopi di cangkirnya. Sudah hampir satu jam ia menunggu, dan seperti biasanya, Bayu akan segera datang—laki-laki yang diam-diam telah mengisi hatinya selama tiga bulan terakhir.

Bayu dan Ayu bertemu secara tak sengaja di kafe ini ketika mereka berdua datang untuk menikmati kopi di waktu senja. Saat itu, Bayu melihat Ayu duduk sendirian dan, entah dorongan apa, ia mendekat untuk mengobrol. Sejak saat itu, setiap Jumat sore, mereka selalu berjanji untuk bertemu di sini, menghabiskan waktu, berbicara tentang hidup, pekerjaan, atau sekadar hal-hal sepele yang membuat mereka tertawa. Kafe ini, dengan kehangatan aroma kopi dan pencahayaan temaramnya, telah menjadi saksi pertemuan mereka yang penuh keakraban.

Namun hari itu, perasaan Ayu aneh. Sejak tadi, ia merasa ada sesuatu yang salah. Ketika Bayu datang, ekspresinya juga berbeda, seperti ada beban yang ingin ia sampaikan namun ragu.

"Maaf terlambat," ucap Bayu sambil duduk, senyumnya masih sama, tapi matanya menyimpan kesedihan yang sulit disembunyikan.

"Enggak apa-apa," jawab Ayu sambil tersenyum kecil. "Kamu tahu aku selalu menunggu di sini."

Bayu terdiam sejenak, memandangi wajah Ayu yang tampak tenang, namun penuh harapan. Dia tahu bahwa mungkin ini adalah momen yang tepat, atau justru yang paling sulit, untuk menyampaikan apa yang selama ini ia pendam.

"Ada yang ingin aku bicarakan, Ayu," kata Bayu, suaranya pelan dan tenang. Ayu menatapnya, mulai merasakan gelombang kecemasan dalam dada.

"Besok, aku harus pergi," ucapnya, sambil menunduk menatap kopi di depannya. "Keluargaku memutuskan untuk pindah ke luar negeri, dan aku harus ikut. Ini... sesuatu yang sudah direncanakan sejak lama, tapi aku terus menundanya."

Kata-kata Bayu jatuh seperti petir yang membelah langit senja. Ayu merasa dunia seakan berhenti berputar. Tangan Ayu terhenti di udara, sementara pikirannya berusaha memahami apa yang baru saja ia dengar.

"Jadi... kamu akan pergi?" suara Ayu bergetar, meskipun ia berusaha tegar.

Bayu mengangguk pelan, memandangnya dengan tatapan yang menyimpan banyak kata yang tak terucap. "Aku tahu ini mendadak, dan aku minta maaf. Aku hanya... aku nggak tahu cara yang tepat untuk memberi tahumu."

Ayu menggigit bibirnya, menahan air mata yang mulai berkumpul di ujung matanya. Selama ini, ia menikmati setiap Jumat sore yang mereka habiskan bersama, tanpa pernah membicarakan perasaan atau masa depan. Ayu tahu bahwa ia tak bisa memiliki Bayu sepenuhnya, tapi ia juga tak pernah membayangkan akan kehilangan momen-momen kecil ini. Tanpa sadar, perasaannya pada Bayu sudah tumbuh menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar persahabatan.

"Kapan kamu balik lagi?" tanya Ayu, mencoba mencari harapan di tengah perasaan yang semakin hancur.

"Aku belum tahu," jawab Bayu dengan berat hati. "Mungkin butuh waktu yang lama."

Hening menyelimuti mereka. Kafe yang biasanya dipenuhi dengan tawa dan obrolan hangat terasa begitu sepi, hanya ada suara detik jam di dinding yang seakan ikut menghitung waktu tersisa mereka. Bayu menatap Ayu dengan tatapan penuh rasa bersalah, menyadari betapa sulitnya bagi mereka berdua untuk merelakan semua ini.

Tanpa ragu, Bayu mengulurkan tangannya dan menggenggam tangan Ayu yang gemetar. "Aku ingin kau tahu, Ayu... bahwa semua waktu yang kita habiskan di sini berarti banyak bagiku. Kamu adalah orang yang selalu membuat hari-hariku lebih baik. Terima kasih sudah mengizinkan aku menjadi bagian dari hidupmu, meski hanya sebentar."

Mata Ayu berlinang, namun ia berusaha untuk tersenyum. "Aku juga terima kasih, Bayu. Terima kasih untuk setiap senja yang kita lalui bersama. Kamu adalah orang yang selalu membuatku merasa dihargai, bahkan di saat aku merasa sendiri."

Bayu tersenyum tipis, menyembunyikan air mata yang juga berusaha keluar. Ia menatap Ayu, menyadari betapa sulitnya meninggalkan seseorang yang begitu berarti dalam hidupnya. Ia tak pernah mengira bahwa pertemuan singkat ini akan meninggalkan bekas yang begitu dalam di hatinya. Namun kenyataan sudah memanggilnya, dan ia harus pergi.

"Aku janji, Ayu. Selama masih ada senja di dunia ini, aku akan terus mengingatmu," ucap Bayu lirih, suaranya serak menahan emosi. "Senja adalah waktu kita, dan aku tak akan pernah melupakan itu."

Ayu mengangguk, menyadari bahwa ini adalah perpisahan terakhir mereka. Ia meraih tangan Bayu, menggenggamnya erat seolah tak ingin melepas. Namun waktu tak akan pernah berhenti, dan pada akhirnya, perpisahan ini memang harus terjadi.

Senja perlahan memudar, berganti malam yang gelap. Bayu akhirnya bangkit dari tempat duduknya, menatap Ayu sekali lagi, seolah ingin menghafal setiap detail wajahnya. Tanpa kata, ia melangkah pergi meninggalkan kafe, meninggalkan Ayu yang masih duduk di sana, menatap pintu yang kini tertutup.

Malam itu, Ayu tetap tinggal, menghabiskan kopinya yang telah dingin. Dengan tatapan kosong, ia menatap kursi kosong di depannya, seolah bayangan Bayu masih duduk di sana. Hatinya hancur, namun ia tahu bahwa cinta yang mereka rasakan, meski singkat, telah memberi warna dalam hidupnya.

Ketika kafe mulai menutup, Ayu berdiri, melangkah keluar ke udara malam yang dingin. Di langit, bintang-bintang bertebaran seolah ikut menyaksikan perpisahan ini. Meski perih, Ayu tersenyum kecil. Ia tahu, selama masih ada senja, ia akan selalu mengenang Bayu—dan senja akan selalu menjadi milik mereka, di mana pun Bayu berada.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Romantis
Flash
Senja yang Tertinggal di Antara Kita
MONSEUR
Novel
Gold
Cerita Sebelum Bercerai
Republika Penerbit
Novel
Bronze
Mahkota Untuk Raihan
Ratnasari
Novel
Bronze
Bukan Daun
Lily Zhang
Novel
Rindu Di Ujung Senja
Mariam B Cherry
Novel
Alter Ego
Fani Fujisaki
Novel
Istriku Cacat, Istriku Malang
Shinee
Novel
RAVINO
Kal_Kalila
Novel
Aku yang Salah
Quat Rain
Cerpen
Bronze
Raksasa Kesayangan Aku
Nuel Lubis
Novel
Bronze
Dan Eden
Mashdar Zainal
Novel
Bronze
Kertas Putih
Ainun Naim
Skrip Film
PULIH
Euis Anisa R
Novel
Gold
Dilan 1990
Mizan Publishing
Novel
Bronze
PLAGUE OF LOVE
Aria Adi Winata
Rekomendasi
Flash
Senja yang Tertinggal di Antara Kita
MONSEUR
Cerpen
Bronze
Siapa Penjahat Sebenarnya?
MONSEUR
Flash
Sepucuk Surat Terakhir
MONSEUR
Novel
ANIER
MONSEUR
Flash
Tersesat dalam Kenangan
MONSEUR
Novel
Jejak Kesatria Nusantara
MONSEUR
Flash
Menyentuh Mimpi
MONSEUR