Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Aku Lia, jujur saja aku hilang arah untuk memulai. Hanya ingin berbagi kerisauan perasaan yang entah bagimana meluapkannya, terlalu banyak, terlalu terkubur, sampai memulai saja sulit. Tak terlihat dasarnya.
Untuk yang pertama akan Lia sampaikan perihal Ibu. Cinta. Dunia. Hidup. Tak ada diksi indah apapun yang bisa bertanding untuk menggambarkan sosok seindah Ibu. Sebab indahnya itu yang membuat aku risau, bagaimana mempertahankan sesuatu seindah ini, Tuhan? Makhluk sederhana seperti Lia mana mungkin bisa mempertahankannya selain melalui panjatan-panjatan harapan dalam gelapnya mata.
Bukan rahasia lagi aku sangat memujanya, alam mengetahui itu. Tak terhitung berapa banyak amarah, perdebatan, dan tusukan di hatinya yang aku lampiaskan, dan ia tetap memeluk aku dengan tangan terbuka, mencium lembut pipiku, mengelus puncak kepalaku dan mengatakan "Ibu maafkan semuanya nak".
Benar kata orang, sesulit apapun dunia akan terasa mudah jikalau ada "Ibu" yang selalu menyambut dalam pulang. Terkadang aku terlintas, bagaimana bisa sosok ini sangat teduh disamping ocehan-ocehan yang memekakkan itu? Bagaimana bisa ia selalu memaafkan semua perilaku sampahku? terbuat dari apa perasaannya? Bagaimana ia menyembuhkan luka hati sebab anak-anaknya seorang diri dalam diam?
Saat memandangnya sesekali terpikirkan kata maaf di dalam hati, terlalu malu untuk mengucapkannya. Dibalik siluetnya yang sangat menakutkan saat aku belum mengerjakan tugas sekolah itu aku juga merindukan siluetnya saat ia lupa memarahiku. Ibu, terus nyanyikan aku dengan celotehanmu yang berisik itu ya, asal Ibu tahu saja walau saat itu aku kesal, tetapi tak lama aku akan menertawakan kekonyolanku sendiri, bu.
Lia, bukan seorang yang spesial di mata siapapun itu. Setidaknya itu yang aku tahu, tetapi di mata Ibu aku adalah makhluk yang sangat Ibu sayangi, Lia cantik, Lia pintar, Lia baik, itu aku di mata Ibu. Spesial. Walau Ibu sering katakan terkadang perilakuku seperti "anak spesial" juga. Tetapi selama Ibu terhibur, apapun itu akan aku lanjutkan.
Kita tak memiliki gambar berdua bu, Ibu selalu malu, Ibu bilang "Ibu jelek", aku marah. Apa itu artinya aku juga jelek? Asal Ibu tahu, maupun aku memiliki Ibu tiri Angelina Jolie sekalipun, Ibu tetaplah makhluk paling cantik di dunia ini menurut aku.
Ibu...maaf ya atas keriput di wajahmu itu, maaf jika Lia menyusahkan, wanita secantik Ibu tidak seharusnya masih merasakan sulitnya dunia di usia senja. Maaf aku bukan anak yang bisa diandalkan, maaf sampai saat ini Ibu harus masih berusaha menghidupi aku ini. Tak ada yang biasa aku ucapkan selain, Terima kasih masih bertahan hingga saat ini, demi anak-anak yang paling Ibu cinta, teruslah kuat ya Ibu, kami kuat karena Ibu, duniaku berpusat padamu.
Waktu yang kita berdua lalui, seumur hidupku semua kenangan bersama Ibu adalah yang terbaik, akan selalu ada cerita bersama Ibu, akan selalu ada kebahagiaan didekatmu.
Ada satu hal yang paling aku suka saat berada didekat Ibu, tertidur seraya memeluk Ibu, menghirup aroma tubuh Ibu yang harum akan deodoran atau bahkan aroma bawang dan bumbu dapur yang enatah mengapa itu menjadi aroma favorit Lia hingga saat ini.
Ibu, maaf jika aku bukan seperti yang dahulu engkau harapkan saat aku lahir, maaf jika aku terlalu banyak menyakitimu ya, maaf jika hingga saat ini Ibu masih belum menikmati masa tua Ibu dengan tenang. Lia minta maaf ya?
Semoga Ibu tetap menerima Lia, anak - anak Ibu saat kami terjatuh ya bu? bantu kami saat kami tak tahu arah ya bu? Kami butuh Ibu, peluk kami dengan hangat selalu ya bu?
Semoga hal baik dan kebahagiaan terus menghampiri Ibu ya? Karena Lia bahagia memiliki Ibu.