Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Hujan Bulan November
1
Suka
90
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

Aku bertemu dengannya pada hujan Bulan November. Dia yang selalu memakai seragam ASN terlihat layu di basuh air hujan. Aku tak tau apa yang dipikarannya, hanya melamun menunggu kapan hujan akan berhenti.

Aku menyibak derasnya hujan dengan mantel yang baru saja selesai dipakai. Aku nyalakan motor dan pergi meninggalkan dirinya, yang entah kapan akan disana.

Hari berikutnya aku bertemu dengannya kembali, di tempat yang sama. Hari ini dia membawa mantel dan sedang memakainya. Aku tak menghiraukan dan duduk di kursi, aku sedang waktu itu, ingin mendinginkan kepala sejenak. Setelah beberapa menit dia menyalakan motornya dan pergi menembus hujan.

Hari setelahnya aku tak menemukan dia, mungkin sudah pulang lebih dulu atau lembur di kantor, entahlah aku juga tak tahu. Aku juga heran pada diriku sejak kapan mulai memperhatikan kehadiran dia, lelaki berseragam ASN.

Seminggu kemudian, aku bertemu dengannya, bukan tentang mantel dan hujan tapi sebuah acara. Dia datang sebagai tamu dan aku sahabat pemelai perempuan. Dia terlihat berbeda memakai baju bebas, lebih santai dan mudah di dekati. Aku tak menyapanya saat itu, bukan karena apa, tapi emang kita tidak kenal. Ternyata dia adalah teman SMA kedua pemelai, aku tahu karena pada saat sesi foto teman-teman SMA, dia ikut disana.

Pagi ini hujan kembali setelah akhir pekan kemarin cerah. Sebenarnya aku menyukai hujan, tapi tidak untuk bepergian. Aku memakai mantelku dan pergi bekerja. Di lampu merah terlihat lengang hari ini, sepertinya banyak yang telat karena malas pergi saat hujan. Tiba-tiba ada motor di sampingku, aku melihat sedikit lama karena sepertinya kenal. Lelaki itu menengok karena merasa dilihat olehku dan menganggukkan kepala sambil tersenyum. Itu dia, lelaki itu adalah dia yang berbaju ASN. Aku ingin mengikutinya, dimana dia kerja tapi aku urungkan niatku. Aku sepertinya tertarik dengan dia.

Hari berikutnya aku bertemu dia lagi, di tempat yang sama. Hari ini dia bersama teman perempuan yang berseragam sama sepertinya, terlihat mengobrol asik di sudut tempat. Aku memakirkan motor dan segera mengambil mantel. Tak tahu kenapa aku terlihat kesal, aku memakai mantel dengan terburu-buru, tak mau berada di tempat itu lebih lama.

"Mas Dion," aku mendengar suara itu, suara memanggil nama dia. Aku menengok sebentar dan terlihat dia tersenyum menanggapi temannya. Sebenarnya aku tak tahu apakah perempuan itu temannya, kekasihnya atau jangan-jangan istrinya. Aku tak pernah berpikir sejauh itu. Aku segera menyalakan motor dan pulang.

Seminggu aku menghindari tempat itu, meskipun hujan Bulan November ini semakin deras setiap harinya. Aku akan berhenti di tempat lain. Hingga pada suatu hari aku tak sengaja berhenti disana karena mantel yang biasa aku bawa tertinggal di kantor. Aku menunggu sambil melihat lalu lalang jalan dengan hujan yang masih membersamai. Tak terasa sudah akhir November, tinggal menghitung hari Bulan Desember. Di tengah lamunanku, terlihat motor seseorang yang aku kenal masuk, mungkin sedang berteduh karena terlihat basah kuyup bajunya. Aku tak menghiraukan, masih duduk dengan kopi panas mengepul yang aku pesan tadi.

Aku merasakan seseorang mendekat ke arahku, tapi aku tak menengok. Dia berjalan di depanku dan duduk di kursi samping kananku, tepatnya bersebelahan dengan meja tempat kopiku di letakkan. Aku menengok karena penasaran, ternyata dia, lelaki berseragam ASN, tapi hari ini memakai seragam yang berbeda.

"Hujan hari ini pasti akan lama," ujar dia di keheningan kita menikmati hujan. Aku menengok ke arahnya, dia ternyata juga melihat ke arahku. Tersenyum. Aku berpaling karena tiba-tiba jantungku berdetak kencang.

Kita hening sejenak menikmati suara hujan. Aku tidak cukup berani untuk menanggapi ucapannya atau bertanya.

"Kamu menunggu terang?" Dia bertanya. Aku menjawab dengan menganggukkan kepala tanpa melihatnya. Sepertinya dia paham karena di sudut mataku dia melihatku sekilas.

"Aku Dion, kamu Karinkan? Aku pernah melihatmu," Dia menjulurkan tangan ke arahku, aku menatapnya dan menjabat tangannya.

"Di pernikahan Tania, pekan kemarin bukan?" Aku akhirnya memulai obrolan ini.

Dia tersenyum dan menggelengkan kepala.

"Bukan, hujan tahun lalu di Bulan November di tempat yang sama. Karin yang mengenakan mantel polkadot biru,"

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Romantis
Flash
Hujan Bulan November
Halimah RU
Cerpen
Bronze
HADIAH TERINDAH
Yantie Wahazz
Novel
Bronze
Ujung Jalan Setapak
Fitri Manalu
Cerpen
Titik dan Koma
Aneidda
Cerpen
Bronze
MUALAF
Iman Siputra
Skrip Film
Cek Ombak (melulu)
Rina F Ryanie
Flash
if we'd met before a decade
lidia afrianti
Novel
Rindu, Selau Kejadian Lama
Muhammad Alfi Rahman
Cerpen
Bronze
Ketika Nadya Jatuh Cinta
Sulistiyo Suparno
Novel
The Day After Tomorrow
nothin' on me
Flash
Rembulan dan Sepotong Cinta Satu Sisi
Arini Putri
Novel
Bronze
Sang Dewi
Alina Fresila
Novel
Dinikahi kang santri
Thery Hartini
Novel
Bronze
HEY BOY, LOVE ME!
Dayu putry
Cerpen
Bahagia Itu Kamu
Anggia Nayanika
Rekomendasi
Flash
Hujan Bulan November
Halimah RU
Flash
Warna
Halimah RU
Flash
Yang paling Indah
Halimah RU
Flash
Dream Claustrophobia
Halimah RU
Flash
Hi Kak!
Halimah RU
Novel
Swastamita di Cakrawala
Halimah RU
Cerpen
Gang Kecil
Halimah RU
Novel
Catatan Satya Manggala
Halimah RU