Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Cinta Maya
Ada notifikasi DM facebook. “Sedang apa say, lagi sibuk? Kangen nih...” ujar Ibranov menyapa, dan langsung membuat hati Bunga melambung tinggi. Padahal, sore itu lagi penat-penatnya. Siapa yang tak terhibur dengan ucapan romantis seperti itu?
“Iya nih.. gabut banget... “ balas Bunga sekenanya.
“Wah... kalau deket, pasti aku temenin deh. Bisa ngobrol sepuasnya, dan lelah pasti sirna,” kata Ibra seolah sudah seperti kenalan akrab saja.
Sebenarnya, Bunga agak malas juga meladeni. Tetapi, sebab masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Ia sendiri juga belum tahu persis, Ibranov itu ada dimana, ngakunya sih, orang luar negeri, gitu saja. Gak jelas, tidak menyebut asal negaranya.
Begitu mau menutup gadgednya, di kolom chat DM tertulis Ibranov sedang mengetik. Bunga mengurungkan menutup chat, dan membacanya lagi.
“Eh.. ada waktu gak...”
“Ada, tapi cepet saja. Masih banyak pekerjaan.”
“Ehm, kalau kulihat status fbmu, walau kau kelelahan, malah terlihat cantik, anggun...”
Bunga tak menanggapi. Tetapi disanjung seperti itu, hatinya tetap berbunga dan perasaannya melambung ke langit.
“Dah.. ya, aku mau lanjutkan kerja...” Bunga menutup ponselnya.
***
Suatu sore, setelah merampungkan semua pekerjaannya, Bunga langsung membuka ponselnya, sambil ditemani seduhan teh hangat ala teh Solo di ruang tamu. Teh Solo itu rasanya manis, pahit, kental, jadi satu. Harap maklum, teh Solo dibuat dari campuran berbagai merk teh pilihan lalu dijadikan satu. Begitu diseduh, harumnya terasa memenuhi ruangan tamu, menyegarkan jiwa yang penat.
Bunga membuka grup whatapp. Membosankan. Semua grup wa hanya ada ucapan selamat pagi, selamat sore, dan ucapan selamat ulang tahun, plus berita duka cita. Hidup sudah susah, tak ada yang menghibur, hanya ada ucapan yang kadang, sebenarnya tak penting amat.
Jemari lentik tangannya mengarah ke platform FB. Dan... baru klik, notifikasi seperti biasa sudah siap untuk dibaca via DM, siapa lagi kalau bukan dari Ibranov, yang profilnya begitu ganteng, atletis, seperti artis luar negeri pada umumnya.
“Pa kabar, baik saja, Bunga..” chat dari Ibranov basa-basi seperti biasanya.
“Ya... kamu juga baik, kan?” sebenarnya Bunga malas membalas. Tetapi, senyuman di profil membuat Bunga luluh.
“Begitulah... sehat dan tetap vit ”
Bunga sebenarnya sudah mau berpindah ke platform lainnya, tetapi chat berlanjut.
“Eh.. em... begini, kita kan sudah mengenal lama nih. Walau tidak bertemu, hanya via chat, aku tahu kok kamu itu wanita yang baik, seperti putri Solo pada umumnya,” ucap Ibranov.
Bunga mau mengakhiri, tetapi chat berlanjut seolah menahannya untuk betah dengan Ibra.
“Begini, coba deh... aku ingin tahu wajahmu, kita video call ya...” pinta Ibra.
Bunga agak kaget, dan ia pun menelan ludah, seolah mau protes, kok pakai video call segala? Toh, Bunga juga belum pernah bertemu, dan berkawan juga baru beberapa hari saja.
“Ayolah Bunga, kan hanya video call saja... tidak akan mengurangi kecantikanmu,” rayu Ibra.
Bunga mulai ragu. Ia mau menolak, tapi permintaan Ibra sebenarnya tidak berat. Entah, ia sendiri sebenarnya bingung, hanya lewat DM FB kok ya semakin lengket dengan rayuan Ibra.
“Baiklah. Tapi, sebentar ya...”
Jari lentik bunga menekan dengan lincah menekan tombol video call, hanya beberapa detik saja. Setelah itu, selesai.
***
Pagi yang cerah, Bunga kaget luar biasa. “Tolong segera kirim uang Rp 5 juta ke rekening yang saya kirim. Jika tidak, akan aku viralkan videomu bersamaku,” demikian isi chat Ibranov.
Sontak saja, seperti baru disambar geledek, petir menggelegar. Bunga seperti berdiri mematung. Kepalanya langsung pening, mata berkunang-kunang. Kecantikannya langsung layu.
“Kok, belum respon dan balas chatku. Kalau lama, videomu akan segera aku upload di medsos, dan viral. Suamimu pasti akan langsung menceraikanmu,” ancam Ibra.
Bunga tak bisa berpikir panjang. Ia tak mau rumah tangganya kocar-kacir, hancur lebur gegara peristiwa memalukan ini. Walau masih panik, Bunga naik motor, mencari mesin ATM terdekat.
Sesampai di ATM, ia pun mengirim sejumlah uang, seperti yang diminta Ibra. Hitungan detik, sudah terkirim.
“Sudah terkirim Rp 5 juta. Ingat, jangan kau viralkan video callnya,” pinta Bunga penuh ketakutan.
Untuk sementara, hari ini lolos dari tragedi memalukan. Bunga pulang dengan tubuh lunglai.
***
Sore hari, sepulang kerja, walau masih kalut, Bunga mencoba membuka ponselnya, mengklik FB, dan seperti yang dikhawatirkannya, ada lagi DM yang lebih menakutkan.
“Segera kirim Rp 10 juta, jika tidak, ini langsung aku viralkan....” chat Ibranov.
Kaki Bunga seperti dilolosi, tidak mampu untuk diajak berjalan. Bunga sungguh menyesal, keisengannya di dunia maya menghasilkan teror yang tiada henti. Maksud hati mencari hiburan, tetapi teror demi teror menghiasi kehidupannya.
***