Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Sepotong Senja di Ujung Jalan
0
Suka
3,698
Dibaca

Di ujung jalan setapak, aku berdiri menatap senja yang perlahan tenggelam. Langit merah jambu berganti jingga, menyemburatkan warna-warni kehidupan yang seolah tersapu angin. Ada sesuatu yang abadi di sana, dalam cahaya yang redup, seolah alam sedang membisikkan rahasia tentang perjalanan yang lebih besar dari sekadar hari ini.

Di sebelahku, Ayah duduk di kursi rotan tua, pandangannya lurus ke depan. Usianya sudah menua, langkahnya tak lagi tegap, tapi senyumnya tak pernah hilang. "Senja itu, Nak," katanya perlahan, suaranya serak oleh waktu, "adalah pengingat bahwa setiap akhir memiliki keindahannya sendiri."

Aku terdiam, memandangi bayangan kami yang memanjang di tanah, terbentuk oleh cahaya yang tersisa. Selama ini, aku selalu takut akan perpisahan, takut kehilangan, takut pada hal-hal yang tak bisa kukendalikan. Namun, di hadapan senja ini, aku mulai memahami bahwa segala sesuatu memang harus berakhir. Dan di setiap akhir, ada janji tentang awal yang baru.

“Ketika hidup memberimu akhir, jangan hanya berduka karena hilangnya hari,” lanjut Ayah. “Rayakanlah apa yang pernah ada, dan bersiaplah untuk yang akan datang.”

Kata-kata Ayah menyelinap ke dalam hatiku, menancap dalam. Ternyata, hidup bukan tentang bagaimana kita menghindari akhir, tetapi tentang bagaimana kita belajar menerima dan memeluknya. Karena di setiap senja yang pergi, akan ada fajar yang menanti.

Senja pun semakin pudar, tapi hangatnya tetap terasa. Aku menatap Ayah, tersenyum, lalu menunduk mencium tangannya yang sudah mulai keriput. Dalam keheningan itu, aku mengerti satu hal: perjalanan tak pernah benar-benar selesai, ia hanya berubah bentuk, seperti senja yang menyerahkan dirinya pada malam, agar fajar bisa terbit kembali esok pagi.

---

Terkadang, hidup menghadirkan senja, sebuah akhir yang penuh keindahan dan makna, yang mengajarkan kita bahwa perpisahan bukanlah titik akhir dari kebahagiaan, melainkan kesempatan untuk menjemput cahaya baru yang menanti di balik gelapnya malam.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Novel
Genius Insane
Ilma Ilhami
Novel
Gold
Hitam Putih
Mizan Publishing
Novel
Bronze
MAKKUNRAI
Aldi A.
Skrip Film
MANTAN IBU KOTA
Mahliana
Flash
Sepotong Senja di Ujung Jalan
Hendra
Cerpen
Yang Habis dalam 3 Jam
M.R. Pangestu
Flash
Nyanyian Sepi
Impy Island
Cerpen
Bronze
Ratri Menari
Suryawan W.P
Cerpen
Bronze
Avocado Party
Adinda Amalia
Novel
Gold
Rahvayana 2
Bentang Pustaka
Novel
Hujan di Tanah Utara
Irvinia Margaretha Nauli
Novel
Kilas Balik Angin
Winda Azhari Pasaribu
Novel
Sejuta Cinta Bunda
Khansa Humaira Dyfka
Skrip Film
Miranda Advertising (Script)
qiararose
Flash
Surat Rindu Untuk Ibu
Tiansetian
Rekomendasi
Flash
Sepotong Senja di Ujung Jalan
Hendra
Cerpen
Bronze
Lagu untuk Sahabat
Hendra
Skrip Film
Mencari Irama
Hendra
Flash
Kembali ke Warna
Hendra
Cerpen
Cahaya di Tengah Jalan Buntu
Hendra
Flash
Bronze
Bayangan di Atas Kamar
Hendra
Novel
Kisah dari Desa
Hendra