Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Ketika semua orang berjalan ke depan dengan pasangan hidupnya masing-masing. Bahkan ada yang berlari jauh ke depan. Aku masih tetap berhenti di sini saja. Namaku putri, tapi tidak seperti putri yang ada di kerajaan yang sangat diidolakan banyak pangeran. Aku masih mengharapkan seseorang yang pernah mengisi hatiku di saat sedih dan senang. Tapi aku tidak bisa bersamanya karena dia sudah menjalani hubungan pernikahan dengan perempuan lain. Kalau aku memaksakan, aku akan jadi perusak rumah tangga orang lain. Biarlah aku di sini melihat dia di sana bahagia dengan kehidupannya.
Ketika aku berada di depan cermin, aku berharap cermin bisa merubah penampilan wajahku yang tidak menarik menjadi menarik seperti cerita di negeri dongeng. Tapi itu tidak mungkin, aku masih tetap berhenti di sini di depan cermin yang membuat ku tidak bahagia dengan penampilan wajahku.
Apakah aku pecahkan saja Cermin ini karena membuat ku tidak percaya diri. Tapi setelah lama aku berfikir. Percuma saja aku pecahkan cerminnya itu tidak akan merubah penampilan wajahku. Yang harus ku ubah adalah cara berfikir ku. Ketika aku menginginkan orang lain menyukai ku. Aku harus terlebih dahulu menyukai diriku sendiri. Kalau bukan aku sendiri siapa lagi karena aku tidak bisa menuntut orang lain menyukai ku, di saat aku sendiri tidak menyukai diri sendiri.
Di depan cermin adalah saat-saat berbeda yang banyak orang rasakan. Ada yang merasa bahagia dan ada juga yang merasa tidak bahagia dengan dirinya. Tapi cermin tidak salah, kitalah yang salah karena melihat kecantikan dan keindahan seseorang hanya dari penampilan luar saja. Padahal standar kecantikan di seluruh dunia berbeda-beda. Cantik itu relatif dan cantik itu adanya berada di dalam hati bukan di penampilan luar saja.