Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Yellow #1
0
Suka
73
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

"Bedebah! Dia hanya tukang parkir tapi punya kuasa membuat pedagang kecil kehilangan pelanggan. Tidakkah pernah berfikir? Merasa malu? Berdosa?"

Sore itu, di tengah kesembrautan lalu lintas yang berisik, dicampur terik matahari yang entah kenapa masih terik saja, Karen seorang remaja menuju dewasa tersulut-sulut emosinya. Baru saja turun dari mobilnya yang butut tanpa AC itu, selang hanya beberapa langkah saja kemudian sudah memutuskan kembali masuk ke dalam mobil sembari membanting pintu. Plak!

Sementara Laksono, seorang pria paruh baya yang duduk di kursi sebelah hanya bisa tersenyum ketir sekaligus khawatir, apa yang baru saja ia lihat benar-benar gambaran dirinya di waktu muda dulu.

"Tidak semua seperti yang kau kira Karen, bisa jadi kehidupan lebih dulu kejam kepadanya kemudian dia melakukan sedikit balas dendam. Perhatikan sekitarmu, buka matamu lebar-lebar, tidak ada sesuatupun di zaman sekarang yang bisa kau dapat dengan mudah, bahkan hanya untuk sesuap nasi. Bagi sebagian orang hal itu akan membuat gila."

Karen membatalkan niatnya untuk jajan es buah di pinggir sebuah minimarket karena tak sudi dipalak tukang parkir. Bagi Karen uang 2000 perak lebih baik ia berikan ke tukang minta-minta.

Adalah sebuah keniscayaan bahwa semakin beranjak dewasa, seorang manusia butuh penyeimbang dalam menata emosi, butuh penasehat dalam setiap amarah, ibarat transistor, penahan arus berlebih. Hal itulah yang semakin terlihat dalam diri Laksono, bukankah Karen beruntung?

"Dunia ini sudah di luar batas kewajaran, begitukah?"

"Tidak semua orang suka kemewahan Karen, banyak juga yang hanya ingin hidup sederhana, menikmati yang ada, hidup dengan pikiran tenang"

"Seperti tukang parkir itu?"

"Ya, bisa jadi orang-orang seperti itu dulu adalah seorang budak coorporate yang terperas, buruh teraniaya, atau ... ."

"Atau apa?"

"Atau apalah, yang pasti mereka dituntut hactic, kesampingkan keluargamu, kesampingkan kewarasanmu, kesampingkan semuanya. Lalu sebagian benar-benar menjadi tidak waras, menganggap wajar kegilaan dunia, sementara sebagian yang lain memutuskan keluar karena sadar entah sedang mengejar apa."

"Aku memang belum terlalu mengerti tentang kegilaan dunia, Ayah. Lalu menurut Ayah kapan kegilaan itu dimulai?"

"Seseorang menciptakan uang, dari situlah semuanya dimulai."

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
#PARE(tidak)JAHAT
Ilma Wahid
Novel
Bronze
1950
Onet Adithia Rizlan
Skrip Film
SATU KATA CINTA
Bayu Adityo Prabowo
Flash
Diujung Sana
Ariq Ramadhan Nugraha
Flash
Yellow #1
Adel Romanza
Novel
Bronze
Tanda tanya
Ferian ibrahim
Novel
Jurnal Biru
A. Nurul Annisa
Novel
Bronze
Nganter Istri
Galih Aditya Mulyadi
Flash
Pandemi
bibliosmia
Flash
Upacara pagi pancasila
Rizky aditya
Novel
Bronze
TAK TERGANTIKAN
Aquariusang
Cerpen
Bronze
It's My Life
Fidiya Sharadeba
Novel
Gold
Rahvayana 2
Bentang Pustaka
Novel
Bronze
Mengikat Irama Jiwa
Rosidawati
Novel
SEJUTA KISAH
BulanBintang
Rekomendasi
Flash
Yellow #1
Adel Romanza
Flash
Elezier
Adel Romanza
Flash
Hati si Penyendiri
Adel Romanza
Cerpen
Sesal
Adel Romanza
Novel
Supermoon
Adel Romanza
Cerpen
Jus Apel
Adel Romanza