Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Yellow #1
0
Suka
149
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

"Bedebah! Dia hanya tukang parkir tapi punya kuasa membuat pedagang kecil kehilangan pelanggan. Tidakkah pernah berfikir? Merasa malu? Berdosa?"

Sore itu, di tengah kesembrautan lalu lintas yang berisik, dicampur terik matahari yang entah kenapa masih terik saja, Karen seorang remaja menuju dewasa tersulut-sulut emosinya. Baru saja turun dari mobilnya yang butut tanpa AC itu, selang hanya beberapa langkah saja kemudian sudah memutuskan kembali masuk ke dalam mobil sembari membanting pintu. Plak!

Sementara Laksono, seorang pria paruh baya yang duduk di kursi sebelah hanya bisa tersenyum ketir sekaligus khawatir, apa yang baru saja ia lihat benar-benar gambaran dirinya di waktu muda dulu.

"Tidak semua seperti yang kau kira Karen, bisa jadi kehidupan lebih dulu kejam kepadanya kemudian dia melakukan sedikit balas dendam. Perhatikan sekitarmu, buka matamu lebar-lebar, tidak ada sesuatupun di zaman sekarang yang bisa kau dapat dengan mudah, bahkan hanya untuk sesuap nasi. Bagi sebagian orang hal itu akan membuat gila."

Karen membatalkan niatnya untuk jajan es buah di pinggir sebuah minimarket karena tak sudi dipalak tukang parkir. Bagi Karen uang 2000 perak lebih baik ia berikan ke tukang minta-minta.

Adalah sebuah keniscayaan bahwa semakin beranjak dewasa, seorang manusia butuh penyeimbang dalam menata emosi, butuh penasehat dalam setiap amarah, ibarat transistor, penahan arus berlebih. Hal itulah yang semakin terlihat dalam diri Laksono, bukankah Karen beruntung?

"Dunia ini sudah di luar batas kewajaran, begitukah?"

"Tidak semua orang suka kemewahan Karen, banyak juga yang hanya ingin hidup sederhana, menikmati yang ada, hidup dengan pikiran tenang"

"Seperti tukang parkir itu?"

"Ya, bisa jadi orang-orang seperti itu dulu adalah seorang budak coorporate yang terperas, buruh teraniaya, atau ... ."

"Atau apa?"

"Atau apalah, yang pasti mereka dituntut hactic, kesampingkan keluargamu, kesampingkan kewarasanmu, kesampingkan semuanya. Lalu sebagian benar-benar menjadi tidak waras, menganggap wajar kegilaan dunia, sementara sebagian yang lain memutuskan keluar karena sadar entah sedang mengejar apa."

"Aku memang belum terlalu mengerti tentang kegilaan dunia, Ayah. Lalu menurut Ayah kapan kegilaan itu dimulai?"

"Seseorang menciptakan uang, dari situlah semuanya dimulai."

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
Gold
IPA & IPS
Coconut Books
Flash
Yellow #1
Adel Romanza
Novel
Bronze
Someday
Ratih Abeey
Novel
Ditampar Kenyataan
ratna fidelya
Novel
Bronze
Mengunjungi Heri
Heri Winarko
Novel
Bronze
in my delusion
Nadia Nurulaini
Novel
Bronze
Saraswati
El Cavega Terasu
Novel
Bronze
Orang Orang Tangguh (Antologi Cerpen Pilihan Ketiga)
Imajinasiku
Novel
Bronze
My Stupidity
Fielsya
Novel
Di Bawah Langit Malam
Adri Adityo Wisnu
Novel
Melepas Bayangan
Nurul Fitria
Novel
Bronze
Earmuffs
Riski Nasution
Novel
Pinky Promise
Al Szi
Novel
Rumah Yang Sama, Pulang Yang Beda
Goebahan R
Cerpen
Secret Heart
Windri Citrawardhani
Rekomendasi
Flash
Yellow #1
Adel Romanza
Novel
Supermoon
Adel Romanza
Flash
Hati si Penyendiri
Adel Romanza
Cerpen
Sesal
Adel Romanza
Flash
Elezier
Adel Romanza
Cerpen
Jus Apel
Adel Romanza