Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Thriller
Suddenly....
2
Suka
4,057
Dibaca

"San kemarin aku titip beli buku ke Dian ...."

"Duh ... kamu orang ke lima yang nanyain Dian, La," sambil mengunyah makanan, Sania memotong ucapan Lala. "Bukulah, bajulah, sepatulah. Semua orang nanyain titipan ke Dian. Kalian itu tahu nggak, sih, dia udah nggak kelihatan dari seminggu lalu."

"Hah? Serius? Dia nggak balik ke kosan, gitu?"

"Iya. Ini aku aja pusing mau bayar kosan yang harusnya bagi dua jadi bayar full karna dia nggak bisa dihubungi sama sekali."

"Kamu nggak tahu dia ada dimana?"

"Nggak tahu, La. Barang-barangnya aja masih ada di kos semua. Aku hubungi nomor orang tuanya juga nggak diangkat. Udah, ya, mau lanjut sarapan dulu. Jam sembilan mau ada visit ke nasabah."

Lala berdiri kebingungan di depan pintu kamar kosan Sania yang terbuka. Sementara orang yang ia pandangi kembali asyik menikmati sarapan.

...

Lala menatap lekat-lekat Sania. Bukan karena tergiur oleh sayur lontong dan bakwan baru matang yang tengah dinikmati olehnya, tapi karena buku yang dititip beli ke Dian itu harus ia kirimkan ke adiknya dua hari lagi.

Ada total 10 buku mata kuliah jurusan hukum dan 1 buku novel. Total semuanya mencapai dua belas juta Rupiah. Namun, untuk jaga-jaga, Lala mentransfer sebanyak tiga belas juta rupiah.

Seminggu lalu, Dian mengiming-imingi bisa mendapatkan buku dengan harga murah, setelah Lala curhat tentang buku kuliah adiknya yang mahal. Dian yang terkenal ahli dalam hal titip-menitip barang meyakinkannya dengan foto-foto buku persis seperti yang dibutuhkan adik Lala, namun dengan harga 50% lebih murah.

Kini, bahagia satu minggu lalu, berubah drastis jadi duka. Lala berjalan kembali ke kamarnya dengan gontai dan pandangan kosong. Dalam hati ia berharap Dian akan mendapatkan ganjaran yang sangat berlipat hingga memohon-mohon ampun bersujud ke kakinya. Menggelegak darahnya sampai ke ubun-ubun, mencaci-maki dalam hati.

...

Di dalam kamar, Lala terduduk lemah di pinggir kasur, memandangi dinding kamar dengan pikiran berkecamuk. Uang belasan juta itu ia dapatkan dari pinjaman online, yang nantinya akan dicicil dari gajinya bekerja sebagai sales asuransi. Lalu ternyata, semua hilang sudah dalam sekejap.

Lala menidurkan kepala yang tiba-tiba berdenyut ngilu. Memejamkan mata sebab pandangannya berbayang-bayang, kepala berat sekali seperti tertimpa ratusan ton besi.

...

Tok tok tok ....

Tiba-tiba terdengar suara pintu kamarnya diketok paksa berulang-ulang. Lala kaget dan seketika bangkit. Wajah dan sekujur tubuhnya penuh keringat. Dadanya masih naik turun dengan cepat, sebab nafas masih tidak terkendali.

Ia memaksa kakinya yang lemah berjalan ke pintu dan berusaha menggenggam gagang pintu dengan tangan yang masih tidak berdaya. Mengerahkan sekuat tenaga untuk menekan gagang itu ke bawah, sementara keringat semakin deras mengucur.

Begitu pintu terbuka, Sania berdiri di depan. Langit memancarkan abu-abu temaram, membuat suasana terasa asing. Kemudian Sania berkata, "Itu Dian," sambil menunjuk ke arah pintu kamar kosan mereka.

Lala keluar sedikit untuk melihat. Terkejut bukan kepalang, bukannya Dian, ia malah melihat sebuah koper besar tergeletak di sana dengan darah menyembur-nyembur keluar dari segala sisi resleting.

Ia hendak berteriak namun tidak ada suar ayang keluar. Tenggorokannya kaku.

Ketika menoleh bermaksud meminta pertolongan, yang ia temukan malah tangan Sania telah mengayunkan sebuah pisau besar ke belakang lehernya. Kepala Lala terjatuh menggelinding di lantai teras kamar, diiringi gelegar tawa Sania.

"AAAAAAAA ...!" teriak Lala histeris saat ia melihat tubuhnya berdiri tanpa kepala, dengan leher yang menyemburkan banyak darah ke sana-ke mari.

Tok tok tok!

Di tengah-tengah teriakan itu, suara ketukan pintu kembali terdengar, tarik kesadaran Lala dari tidurnya. Nafas memburu kencang saat ia berusaha duduk.

Ia memperhatikan sekeliling. Syukurlah cahaya matahari cerah dan normal. Lalu dijamahnya sprei yang basah oleh keringat. Saat tengah memperhatikan AC yang lupa dihidupkannya, suara ketukan pintu terdengar lagi.

"La, mau berangkat sekarang, nggak?" teriak Sania terdengar tidak sabaran dari luar kamar.

Jantung Lala berdegup kencang kala mendengar suara itu. Ia mengingat-ingat kembali mimpi yang baru saja terjadi. Tawa Sania dan darah yang menyembur ke sana-ke mari terasa kuat dan nyata, membuatnya panik hingga tidak bisa berpikir jernih.

Gemetar tubuh berkali-kali lipat terasa saat suara itu kembali terdengar. Lala mencari-cari benda yang bisa dilempar sekiranya pintu terbuka. Ia pun menyesal kenapa tidak mengunci pintu itu sebelumnya.

Lalu, krek! Pintu terbuka.

"AAAAA ...! PERGI ... PERGI ... PERGI!" Seketika Lala berteriak histeris melempari Sania yang berdiri sambil memegang helm di depan pintu. Semua benda yang bisa dijangkau, ia lemparkan seperti orang kesetanan.

Sania berlari mendekat dan memeluknya agar tidak semakin kacau. Lala menggeliat-geliat seperti orang yang telah hilang waras.

Tak lama, orang-orang sudah berkerumun menonton. Sebagian maju bantu memegangi.

...

Beberapa menit kemudian, Sania bangkit berdiri kala Lala sudah berhasil diikat dengan sprei. Saat hendak menghubungi orang tua Lala, Sania menangkap tatapan kosongnya.

Ia menangis demi melihat sahabatnya itu berubah tiba-tiba. Tidak sama lagi seperti Lala yang sudah lama dikenalnya.

***

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Thriller
Flash
Suddenly....
myht
Novel
Musang Betina Berbulu Ayam
Yutanis
Novel
Empat Puluh Detik
Nana Tauran Sidik
Novel
Suamiku Ketua Geng Motor
Diva Kanessa
Novel
Am I a Monster?
sintia indrawati
Novel
BROKEN BUTTERFLY; Beyond the Night That Differs Love and Lust
iswana suhendar
Novel
Bronze
Misterius LOVE
Yattis Ai
Flash
Sepasang Sayap di Jendela (2)
Atsuka D
Novel
Pewaris kematian (pembunuhan berurutan)
yulisaputra
Skrip Film
UWENTIRA (Fear Comes In Research)
Aroe Ama
Novel
Rumi El Habsy
Oktonawa
Novel
The Copycat
Claresta Elysia
Novel
The Silent Gods of Srivijaya
Endri Irfanie
Novel
Haram Jadah: Hari Pembalasan
Marion D'rossi
Novel
Bronze
SONIA
Ahmad Rusdy
Rekomendasi
Flash
Suddenly....
myht
Flash
Kotoran
myht
Novel
Tanpa Kata
myht
Flash
Sepatu Bau
myht
Flash
Atom Yang Berguna
myht
Flash
Kaos Kumal
myht
Novel
Kota Angera
myht
Flash
Tembok Mengelupas
myht
Flash
Gentong Berkarat
myht
Cerpen
The False Red String Theory
myht
Cerpen
Pertanda
myht
Flash
Dunia Berlagak Polosmu
myht
Cerpen
Bila Wanita Patah Hati
myht
Flash
Tarian Putaranku
myht
Novel
Bronze
Saloma
myht