Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
"Lat af yia drir?" Setelah sekian jam mereka berdua berjalan naik turun lembah dan menerobos semak belukar, akhirnya wanita berkaki aneh itu menghentikan langkahnya.
Omar berdecak kagum, ternyata beneran ada ya tempat seperti ini? Hutan jamur raksasa! Ugh, dia harus mendongak sampai lehernya sakit untuk bisa melihat ujung kepala puluhan jamur segede Monas. Batang-batang jamur raksasa itu memancarkan cahaya temaram warna-warni! Menakjubkan!
"Ten eipa abiat yiar koryl?" Si cantik rambut ikal disebelahnya bertanya dalam bahasa yang tak di pahami Omar.
"Gerbang menuju ke dunia ini sama seperti tersangka pembunuhan dalam kisah-kisah misteri murahan, tak terduga dan susah di nalar. Tujuanku hanya ingin berkunjung ke rumah kerabat di luar kota, tapi kenyataannya aku terdampar disini, entah berapa juta tahun cahaya jauhnya dari rumah kerabatku. Kisah tengik macam apa ini!" Omar menjawab dalam bahasa Jawa. Dia tak perduli meski si bidadari tak paham, dia hanya ingin menguntai omong kosong.
"Tengik? Tenggorokan serak?" Sang jelita menjawab dalam bahasa yang sama sambil sedikit memiringkan kepalanya.
"Ehh?!" Omar jatuh terjengkang, jutaan neuron diotaknya mendadak berhenti bekerja.
Kisah tengik macam apa ini? Makhluk humanoid dari planet lain, bidadari jelita dengan sepasang kaki mirip kaki kambing itu bisa bahasa Jawa?
"Lho kenapa mas?" Bidadari jelita melangkah maju sambil mengulurkan tangan, berusaha menolong Omar.
"Ahhh!" Jangan bicara! Jangan bergerak! Nalarku sedang epilepsi!
"Ojo ngono tho mas! Sampean kenek opo?" Si cantik duduk bersimpuh di depan Omar. Cemas dan kuaitr jelas tergambar di wajah sempurna sang bidadari.
"AHH!" Omar semakin histeris. Ku mohon, segera akhiri mimpi aneh ini!