Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Dia sepertinya memang sudah terlahir seperti itu. Tak mau salah dan penuh rasa iri. Kadang terdiam tiba-tiba entah kenapa. Diajak berbicara dia memang merespon, tapi wajahnya saat merespon seperti tembok yang mengelupas. Buruk sekaligus menjengkelkan.
Dia tidak suka bila ada yang menunjukkan wajah tembok yang rusak saat dia yang mengajak berbicara. Tapi dia sendiri sering, bahkan sangat sering melakukannya. Benda tidak tahu diri.
Dia pikir dia benda apa? Benda superior? Tahunya hanya mencela saat diberi wajah tembok rusak. Lalu, ketika wajahnya sendiri yang jadi tembok rusak, berlagak innocent, berlagak tidak sadar, seolah-olah tidak tahu.
Sana plester dulu bagian dirimu yang mengelupas itu. Supaya enak dilihatnya.