Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Horor
Pentigraf The Best
0
Suka
896
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

HP.                

 Oleh               

David Perdana Kusuma.

Rasanya seperti mimpi.

Barusan saja, aku sedang berbicara dengan anakku menggunakan HP.

"Ibu, lihat aku menari balet." Katanya sambil berputar melakukan gerakan seperti dalam tarian black swan yang sering kami tonton di teater.

Aku memang sedang tugas di luar kota. Kebetulan lagi lowong dan aku menyempatkan diri menelepon anakku yang lucu ini.

"Papah dimana nak?" Tanyaku padanya.

"Papah sedang tidur, jangan dibangunkan, sssst." 

 Kata putri cantikku ini sambil meletakkan jari telunjuk ke mulutnya, dan menunjuk ke arah tempat tidur.

Tunggu, ada yang aneh. 

"Nak, yang pegang hape siapa ya?" Tanyaku pada anakku.

Hape itu tiba-tiba bergerak dan terburu-buru buru dimatikan. Kamera belakangnya dihidupkan, namun yang terlihat di layar hanya gelap dan silhoutte seseorang.

 Aku melihat riak wajah anakku, tersenyum ke kamera, lalu senyum itu hilang, raut wajah kebingungan tersirat di alisnya dan jidatnya yang berkerut.

Aku berteriak, menangis sekencang-kencangnya.

Panik, naluri protektif seorang ibu menghampiriku dengan seksama.

Aku mencoba menelpon polisi.

Tiba-tiba ada suara di sampingku.

"Bu maaf, mohon hapenya ditaruh kembali di konter."

Seorang petugas keamanan, terlihat dari bajunya menghampiriku.

"Anak saya pak, anak saya."

Ucapku sambil terisak.

 Kenapa orang ini tidak melihat kalau aku sedang panik?. Kok malah minta hapeku ditaruh di konter?. Pikirku.

"Mohon maaf Bu silahkan keluar dari toko kami.

Ibu dari tadi berbicara sendiri, berteriak dan menangis tidak jelas." Ucap orang itu dengan tegas dan terkesan ketus.

"Tapi, aku, anakku..."

Ucapku terbata.

Petugas itu menjawab,

"Hape itu belum diaktifkan bu. Ibu dari tadi berbicara sendiri. Mohon maaf ibu menganggu pelanggan lain. Mohon ikut dengan kami Bu." 

Ucapnya dengan nada memerintah.

Seorang petugas lain, tiba-tiba tiba saja muncul entah dari mana, dengan kasar memegang lenganku.

Mereka berdua membawaku ke sebuah mobil ambulan.

Mobil itu terus berjalan, dan sampai di suatu gedung.

Tulisan di depan gedung itu " RSJ SUMBER WARAS".

Lamandau, 2024..

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Flash
Pentigraf The Best
Mahiang
Cerpen
Bronze
Pesugihan Makhluk Pemakan Janin
Salim
Komik
Bronze
GENITRI
Aitzuga
Cerpen
Bronze
Kutukan Keluarga Bagian II: Kembali
Nisa
Flash
Mendua
Nunik Farida
Novel
Fright and Fear
Roy Rolland
Cerpen
Bronze
Kereta Cepat Whoosh
Christian Shonda Benyamin
Cerpen
Bronze
Cermin Yang Tersisa
Christian Shonda Benyamin
Komik
Teror di Kampung Sanes
Alfisyahrin Zulfahri Akbar
Skrip Film
Mauliate Gendis (ScreenPlay)
Fitri Handayani Siregar
Cerpen
Sekar Arum
LaVerna
Cerpen
Bronze
Pembalasan Untuk Ibu ( part 1 )
Nabilla Shafira
Flash
Dia yang Malang
Nurai Husnayah
Cerpen
Bronze
Rumah di Tepi Hutan
Yanti Soeparmo
Flash
SEBUAH LUKISAN TENTANG ORANG-ORANG YANG KELAPARAN
Reiga Sanskara
Rekomendasi
Flash
Pentigraf The Best
Mahiang
Flash
Pentigraf The Best
Mahiang