Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Masih Pantaskah Kau Kupertahankan (End)
1
Suka
451
Dibaca

"Kamu udah putus, sama pacarmu yang rewel itu?" celetuk Ira pada Lio. 

Mereka sedang istirahat di kantin. Awalnya tidak hanya mereka berdua, ada teman-teman Lio, namun temannya lebih dulu selesai, sebab harus segera kembali berkutat dengan tuntutan pekerjaan. 

"Kita nggak putus," jawab Lio. "Saya minta break saja," tambahnya. 

"Hey, hari gini mana ada break sih, Yo. Itu kamu mutusin dia," Ira berseru, tak terima. 

Lio terkekeh. "Nggak lah, saya masih punya ikatan dengan dia," katanya. 

Mereka sudah selesai makan, masih ada sisa waktu tiga puluh menit, bisa dihabiskan untuk berbincang, sembari mengumpulkan tenaga, bersantai sejenak. Akan tetapi, otak Lio tak bisa berhenti memikirkan perkataannya tempo hari, ia takut menyakiti hati Halina. Ah, di saat marah pun, ia masih sempat memikirkan perasaan wanita yang sedang berjarak dengannya itu. 

"Apa lagi yang mau dipertahanin? Bukannya dia nggak peduli sama kamu, ya?" Ira memprovokasi. 

Lio yang sedang menunduk, seketika menoleh padanya. "Tidak, dia peduli dengan saya," tegasnya, jengkel. "Kemarin-kemarin, dia sedang suntuk saja, saya terlalu sibuk dengan pekerjaan saya," dia menjelaskan pada Ira, yang sejujurnya tidak ia perlukan, namun Lio tak ingin orang lain bertindak kurang ajar pada wanita pujaannya itu. 

"Kok, kamu masih betah sih, sama perempuan nggak jelas dan nggak punya pendirian kayak dia, aku aja yang dengernya capek loh, kok kamu bisa tahan?" ia terus melempar umpan, memancing Lio agar terjerumus pada kata-katanya. 

Memang, sudah beberapa hari ini, Lio berbagi cerita padanya. Pikirannya sedang kalang kabut waktu itu, terpaksa ia menceritakan kisruh hubungannya dengan Halina, ia tak menyangka akan mendapat serangan pedas seperti ini. Lio menangkap gelagat tak biasa dari Ira, dan itu sangat mengganggunya. 

"Banyak hal yang terjadi dalam hidup saya, pahit, senang, hancur, bangkit lagi, dan dia yang sanggup untuk membuat saya bertahan sampai detik ini. Saya memang kesusahan dengan tingkah lakunya akhir-akhir ini, tapi saya sedikit pun tidak pernah membencinya, dari dulu sampai sekarang, perasaan saya masih sama, masih membuncah, menginginkannya setiap waktu. Membencinya? Mustahil, banyak hal luar biasa yang sudah terjadi selama berpacaran dengan Halina," Lio dengan segenap hati menuturkan perasaannya, membantah segala tuduhan yang dilontarkan Ira. 

Tidak, Lio tidak akan terpancing, di hatinya terpatri dengan sempurna sosok wanita yang selalu membuatnya tersenyum tanpa alasan. Maka tidak, ia tidak akan membencinya, meski pada akhirnya Halina menginginkan perpisahan, ia tidak akan sanggup untuk membencinya. 

Ira gelagapan, ia tak mengira akan mendapat balasan yang begitu menyakitkan. Retak, hatinya hancur sudah, tak ada celah untuk merebut laki-laki di depannya ini. 

"Jadi kamu masih cinta sama dia?" Ira sudah kepalang malu, pertanyaan bodoh pun ia lemparkan. 

"Bukan hanya masih, tapi akan tetap, selalu, selamanya," jawabnya lugas, tulus, dan tegas. 

Pikiran Lio yang dipenuhi wanita tercintanya itu, semakin berkecamuk saja. Bertanya-tanya, sedang apakah Halina? Menangiskah ia? Atau bersenang-senang dengan ChatGPT-nya? Ah, jikapun ia sibuk dengan ponselnya lagi, kali ini ia akan memaafkannya, melihat Halina bahagia jauh lebih baik dan membuatnya ikut bahagia. 

"Lio ...."

Benar, bukan? Ia terlalu sibuk memikirkan Halina, sampai-sampai ia bisa mendengar suara Halina, seakan Halina ada di dekatnya. 

"Lio ... maafkan aku ...."

Kini suara Halina dibarengi dengan isakan, terdengar pilu, membuatnya hancur. 

"Lio?" tegur Ira. "Dia datang," katanya. 

"Hah?" Lio segera membalikkan tubuhnya. Benar saja, sosok yang dicintainya tengah berdiri di sana, di depannya, berderai air mata. "Halina? Sayang, kenapa kamu di sini?" Lio menyerbu, merangkul wanitanya. 

"Lio," masih terisak. "Maafin aku." Ia memeluk erat kekasihnya. "Maafin aku, aku nyesel, aku nggak mau putus sama kamu, aku nggak mau break sama kamu, nggak mau," katanya, kemudian membenamkan wajahnya ke dada Lio. 

Satu hal yang mereka tidak ketahui, sejak tadi Halina berada di sana, di salah satu meja yang tidak begitu jauh, sehingga semua percakapan tadi, sangat jelas terdengar oleh Halina. Ia diam-diam datang ke kantor Lio untuk mengejutkannya, tetapi malah ia yang dikejutkan dengan pernyataan kekasihnya ini. Halina menyesal, sungguh ia tidak akan melepaskan Lio demi apa pun, ia akan mempertahankan Lio, sampai kapan pun. 

"Hey, Sayang?" panggilnya. 

"Nggak mau, Lio! Aku nggak mau putus, aku udah hapus mesin nggak berguna itu, aku udah caci maki perusahaan mereka. Aku nyesel, aku nggak mau lagi kayak kemarin. Aku akan sabar nunggu kamu." Lio dengan penuh kasih mengusap lembut rambut Halina, mendengarkan. "Aku nggak akan permasalahin lagi kesibukan kamu. Aku ... aku nggak mau putus, Lio!"

"Hey, Sayang, denger dulu." Lio memegang bahu Halina. "Liat aku, aduh hidungnya jadi meler gitu, kasihannya pacarku ini." Ia ambil tisu di meja, kemudian menyeka wajah Halina dengan penuh perhatian, juga menyeka hidungnya. "Sini, sini liat aku, udah dong nangisnya. Aku ada di sini, liat aku senyum sekarang. Nggak akan, Sayang. Aku nggak akan putusin kamu, yang bener itu, aku nikahin kami nanti, rugi banget sih wanita secantik ini nggak aku nikahin," katanya. 

Patah. Ira, benar-benar dihempaskan. Tak ada alasan untuk mengejarnya lagi. Kalah. Baru kali ini ia melihat Lio memperlakukan wanita dengan penuh kelembutan, suaranya pelan, menenangkan dan membuat nyaman, jauh dibandingkan ketika ia berbicara padanya. Mundur, tak sanggup menyaksikan ketulusan yang nyata ini. Pergi, dia harus pergi. 

"Beneran?" tanya Halina, memastikan, napasnya satu-satu, masih tersedu-sedu. 

"Iya, alasan aku sibuk sebenarnya karena lagi nyiapin nikahan kita. Aku nggak mau kalo mendadak, aku mau acara kita sempurna, sesuai keinginan kamu." Mata mereka saling bertemu, memadu rindu, memacu debar di relung hati masing-masing. "Kamu mau 'kan, nikah sama aku? Hidup sampai tua sama aku?" janji pun terucap penuh khidmat. 

Halina kembali meneteskan air mata, kali ini tangisan bahagia. Hatinya penuh bunga, meskipun menangis, sudut bibirnya terangkat sempurna, wajahnya berseri-seri. Ia mengangguk berkali-kali, tak sanggup menjawab. 

Lio dengan sigap kembali merengkuh kekasih hatinya, ia bubuhkan kecupan mesra di pelipis dan pucuk kepalanya. Bahagia, senang, gembira, haru, dan lega, saling berlomba, berebutan, seakan tak ada hari esok. 

Kesalahpahaman yang mendera mereka beberapa hari ini, membuahkan akhir yang paling diinginkan semua penikmat cinta. Impian yang mustahil itu, sebentar lagi akan terwujud, membentuk ikatan baru yang dinamakan janji suci. Halina beruntung, Lio telah jatuh, sejatuh-jatuhnya. Dalam dekap hangat yang selalu ia damba itu, ia mengucap syukur dan janji setia pada pria yang akan membersamainya sampai tua, sampai mereka kembali pada surga yang dijanjikan sang Maha Kuasa. 

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Romantis
Novel
Gold
WRITE ME HIS STORY
Mizan Publishing
Flash
Masih Pantaskah Kau Kupertahankan (End)
Yutanis
Novel
Aku & Adrian
ceciliafs
Novel
Bronze
Museum Jiwa
Husni Magz
Novel
Setitik Harapan
Sherlya sari
Novel
UNIVERSE
Nadine Mandira
Novel
Labirin Kosmos: Janubi & Syamali
Faiz el Faza
Novel
Bronze
Hujan, Embun, dan Samudra
zee astri
Novel
Bronze
A Born Beauty
Yohana Ekky Tan
Flash
Hai, Apa kabarmu?
Lisnawati
Novel
Terima Kasih, Darren
Pppsbrn
Novel
Gold
Jungkir Balik Dunia Mel: CLBK niiiih, Cinta Lama Belum Kelar!
Bentang Pustaka
Novel
Aktivis Kampus
Zihfa Anzani Saras Isnenda
Novel
I'm Not Main Character
Adam Maulana Hasan
Novel
Gold
Kisah Langit
Mizan Publishing
Rekomendasi
Flash
Masih Pantaskah Kau Kupertahankan (End)
Yutanis
Cerpen
Belenggu yang Memudar Dimakan Zaman
Yutanis
Novel
Musang Betina Berbulu Ayam
Yutanis
Novel
Bronze
EGOIS
Yutanis
Flash
Kejar Woi, Kejar!
Yutanis
Flash
Masih Pantaskah Kau Kupertahankan
Yutanis
Cerpen
ELIZA: Ups, Aku Ketahuan!
Yutanis
Flash
Tolong Lihat Aku
Yutanis
Cerpen
Balada Tempat Sampah
Yutanis
Flash
KECEWA
Yutanis
Flash
Masih Pantaskah Kau Kupertahankan
Yutanis
Flash
Masih Pantaskah Kau Kupertahankan
Yutanis
Flash
Hukuman Paling Berat
Yutanis
Flash
Masih Pantaskah Kau Kupertahankan
Yutanis
Flash
TERDAKWA
Yutanis