Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Percakapan Tepi Jalan
3
Suka
9,851
Dibaca

"Aku benci lewat jalan depan toko wak kaji, Mak." Seorang anak berbaju putih lusuh bersungut.

"Kenapa, Le?" sahut wanita tua yang duduk sambil merapikan koran-koran bekas.

"Bau sekali di sana."

Dia tahu maksud cucunya. Di depan toko wak kaji ada penjual durian. Sudah berhari-hari sejak pedagang durian buka lapaknya di situ, cucunya tak berani lewat. Dia lebih memilih jalan memutar melalui rel kereta. Entah musim durian ke berapa tahun ini yang mereka berdua lalui tanpa bisa menyambutnya seperti orang lain. Memborong, pesta durian, mandi durian. Kalap. Seolah tahun depan tak bertemu durian lagi.

"Le, aku dapat ini tadi. Makanlah." Si bocah yang disapa tole, terbelalak. Senang. "Ketan durian!" pekiknya hampir membangunkan seluruh malam.

Ketan segumpal yang di atasnya diberi durian -- tepung dengan sedikit daging durian dicampur banyak perasa durian.

"Agak basi, Mak."

"Makanlah. Bukankah kita terbiasa dengan makanan basi."

Iya terbiasa. Tapi bukan untuk durian, buah yang paling tole inginkan.

Tole melahap semua sampai tandas. Mak Supi memandang sambil mengelus kaki kanannya yang lumpuh. Perut laparnya terus mendendangkan lagu kehidupan.

"Emak sudah makan?" Tiba-tiba tole teringat. Tiba-tiba dia merasa berdosa. Emak dengan kaki lumpuhnya pasti mencarikannya sisa durian. Emak yang perutnya selalu lapar. Durian membuatnya serakah malam ini.

"Mari kita tidur, Le. Hanya dengan tidur kita bisa makan apapun dalam mimpi."

Emak merapikan koran. Koran yang ia tata dengan pondasi mimpi. Inilah tempat tidur mereka, di atas trotoar, di tepi jalan. Emak dan tole pun mulai memejamkan mata, tersenyum pada semesta dan menyerahkan hidupnya pada jalanan.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (1)
Rekomendasi dari Drama
Novel
Tidak Ada Kata Berhenti Untuk Seorang Bajingan
ferry fansuri
Novel
Sampai Kapan ?
Lea Immanuel
Novel
Bronze
Tuhan, Mengapa Harus Alam yang Berbeda
ARYA SIDIQ
Flash
Percakapan Tepi Jalan
Tia Sulaksono
Flash
FALL
Rama Sudeta A
Cerpen
Bronze
GEN
Maldalias
Cerpen
Bronze
Mertua dan Menantu
Pelantang Parau
Novel
Bronze
Dokter dan Chef
Maria Goreti
Komik
Pallid Dream
Ranvionist
Skrip Film
BRAJA PUSAKA LANGIT
Altrada Aryo Istiyantho
Cerpen
Bintang Berkelip dengan Jenaka
Henry
Novel
SMA Marsh: Lady Xen Franciska
Fadila Nur Latifah
Novel
Bronze
Dirgalara
Chris Aridita
Novel
IRENA (puisi yang tak tersampaikan)
Indah Budiarti
Novel
Ayah
Novitasari
Rekomendasi
Flash
Percakapan Tepi Jalan
Tia Sulaksono
Flash
Pesawat yang Melintas di Depan Jendelaku
Tia Sulaksono