Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Aku berjalan menyusuri sepanjang jalan tanpa berhenti sama sekali. Rasa lelah di kaki ku tidak bisa aku rasakan karena rasa sakit di hati ku. Badan ku basah penuh dengan keringat dan air mata. Di sepanjang jalan aku tidak berhenti menangis. Menangisi masa depan yang telah aku impikan hancur seketika.
Aku bernama Zalea, aku telah menemukan pendamping hidupku bernama Fatih. Fatih adalah temanku sekolah. Kita pacaran dari jaman sekolah, terus kuliah dan sampai sekarang kita bekerja. Pertemuan pertama ku dengan Fatih adalah di kantin sekolah. Aku mau beli roti tapi uangku lupa ketinggalan di tas. Di sebelah ku ada Fatih, dia juga mau beli roti. Fatih bayarin sekalian rotiku. Dari situlah awal aku kenal dengan Fatih karena kita beda kelas.
Fatih yang duluan menyatakan perasaannya kepada ku, aku pun menerimanya karena aku juga merasakan perasaan yang sama. Fatih adalah laki-laki yang baik, sopan, pengertian dan bertanggung jawab. Setelah kita lulus kuliah dan sudah bekerja, Fatih melamar ku, rencana pernikahan kita kurang enam bulan lagi. Fatih ingin kita menikah pas di hari ulang tahun ku supaya pernikahan kita berkesan dan tidak terlupakan. Fatih sungguh romantis setiap aku ulang tahun kita selalu candle light dinner, dia juga sering membawakan bunga dan surprise berupa kado. Meskipun kadonya barang sepele tapi bagiku berarti.
Aku sungguh bahagia sekali dan merasa beruntung karena menemukan laki-laki seperti Fatih. Semua teman ku iri kepada ku karena pacar mereka tidak seperti Fatih.
Namun kebahagiaan itu hanyalah sementara dan semu belaka. Semua terungkap ketika aku bermain ke rumahnya sepupuku, aku mendapatkan hal yang tak terduga. Aku melihat Fatih sedang berpelukan mesra dengan sepupuku. Seketika itu aku langsung bertanya kepada mereka.
Mereka mengatakan yang sebenarnya bahwa mereka memang ada hubungan. Fatih mendekatiku untuk bisa lebih dekat dengan sepupuku melalui aku. Rupanya laki-laki yang kukira baik ternyata ada maunya. Fatih adalah orang yang bermuka dua.
Seketika itu aku langsung lari dan meninggalkan motor ku. Hati dan perasaan ku sangat sakit sekali. Aku dikhianati oleh orang-orang yang ku anggap penting di hidupku. Aku tidak bisa menerima kenyataan ini. Di dalam perjalanan aku meratapi nasibku.
Di sebuah momen pertemuan pasti ada momen perpisahan. Pertemuan kita sangat indah namun perpisahan kita sungguh sangat menyakitkan. Kenapa Fatih kau tidak bilang dari semula. Kenapa kau membohongi dan mengecewakan aku yang sungguh sangat mencintaimu dan mempercayaimu. Sungguh kau tega kepadaku