Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Tiga Botol yang Tersesat
4
Suka
10,190
Dibaca

Secara kebetulan, laut memuntahkan tiga botol dari perutnya secara bersamaan. Tiga botol bergulung, menggelinding di hamparan pasir, sampai pada akhirnya, berhenti dengan saling bertabrakan. Ketiga botol itu terbangun dari mimpi, berdiri, lalu saling menatap satu sama lain. Canggung, mereka sama-sama membuang muka ke hamparan laut.

Di tepi pantai, tiga botol itu berjejer rapi, seperti manusia yang sedang duduk dan asyik bercakap. Kenyataannya tidak ada percakapan, hanya suara laut yang bernyanyi. Mereka hanya berdiam diri sedari tadi, menikmati suara desiran ombak, yang terkadang menerpa batu karang di depannya.

Hening.

Mereka serupa namun tak sama. Botol di posisi paling kiri, bernama Hildon. Bahannya terbuat dari kaca, dengan bentuk tubuh yang sederhana, namun jangan salah, harganya sekitar $74,65 per botol. Botol di posisi tengah, bernama Saint Geronia, terkenal sebagai ratu air mineral. Bahan kaca swanky, membuatnya terlihat cantik dan anggun. Botol di posisi paling kanan, bernama Aqua, terbuat dari plastik, dengan motif lengkungan di tubuhnya, terkesan murah dan rendah, apabila dibandingkan dengan kedua botol di samping kirinya.

“Benar-benar canggung,” ujar Hildon membuka pembicaraan.

“Dan tak Anggun,” Geronia meneruskan.

“Kebetulan! Tiga botol air mineral sedang tersesat sekarang,” timpal Aqua menutup pembicaraan seketika.

Hening.

Tak ingin percakapan terhenti, Hildon menatap Aqua dalam-dalam. Mengamati seluk beluk tubuhnya, dari ujung kaki sampai ujung kepala. Lalu bibirnya berucap, “Geronia, mari kita bertukar posisi, karena jika terlalu lama kau duduk di sebelah plastik itu, ia perlahan akan mencemari keanggunanmu.”

“Oh, terima kasih. Kau begitu perhatian Sir Hildon, sesuai dugaan, kau memang betul-betul elite,” balas Geronia sambil bertukar posisi. Mereka berdua asyik sendiri, kecanggungan seketika berubah menjadi kesombongan. Mereka tiba-tiba akrab dalam waktu yang singkat.

Aqua tersentak mendengarnya, ia berdiri, lalu sontak berteriak, “terserah! Kita hanya seonggok botol air mineral, yang berakhir di buang, lalu menjadi gundukan sampah! Botol tetaplah botol, selamanya benda mati bergantung kepada manusia! Camkan itu!”

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Tetaplah Bersamaku
Santy Musa
Flash
Tiga Botol yang Tersesat
Arba Sono
Cerpen
Bronze
Memendam Rasa
Rafi Asamar Ahmad
Novel
Gold
The Salad Days
Bentang Pustaka
Novel
Bronze
Lukisan Jiwa Raga
DAMAIZANNE
Novel
Sebelum Waktu Berhenti
Tasya Syafitri
Komik
Americano
njoo
Flash
Bronze
Let's Go, Mango!
Silvarani
Cerpen
Bronze
Memento
Risman Senjaya
Novel
Lemonade
Jessica Sirena
Novel
Masa Remaja Di SMP
Muhammad Naufal
Novel
Kamu Seperti Waktu
Muyassarotul Hafidzoh
Novel
Bronze
Space
icitbilala
Flash
ToxiC
Art Fadilah
Flash
Hutang Bakti Adisty
T. Filla
Rekomendasi
Flash
Tiga Botol yang Tersesat
Arba Sono
Cerpen
Bronze
Kognisi
Arba Sono
Cerpen
Bronze
Misteri Celana Dalam Olda Veyotta
Arba Sono
Cerpen
Bronze
Percakapan Orang Mati
Arba Sono
Flash
Mengutuk Tuhan Palsu
Arba Sono
Flash
Ritual Gelap
Arba Sono
Flash
Wizard Monk
Arba Sono