Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Tiga Botol yang Tersesat
3
Suka
3,821
Dibaca

Secara kebetulan, laut memuntahkan tiga botol dari perutnya secara bersamaan. Tiga botol bergulung, menggelinding di hamparan pasir, sampai pada akhirnya, berhenti dengan saling bertabrakan. Ketiga botol itu terbangun dari mimpi, berdiri, lalu saling menatap satu sama lain. Canggung, mereka sama-sama membuang muka ke hamparan laut.

Di tepi pantai, tiga botol itu berjejer rapi, seperti manusia yang sedang duduk dan asyik bercakap. Kenyataannya tidak ada percakapan, hanya suara laut yang bernyanyi. Mereka hanya berdiam diri sedari tadi, menikmati suara desiran ombak, yang terkadang menerpa batu karang di depannya.

Hening.

Mereka serupa namun tak sama. Botol di posisi paling kiri, bernama Hildon. Bahannya terbuat dari kaca, dengan bentuk tubuh yang sederhana, namun jangan salah, harganya sekitar $74,65 per botol. Botol di posisi tengah, bernama Saint Geronia, terkenal sebagai ratu air mineral. Bahan kaca swanky, membuatnya terlihat cantik dan anggun. Botol di posisi paling kanan, bernama Aqua, terbuat dari plastik, dengan motif lengkungan di tubuhnya, terkesan murah dan rendah, apabila dibandingkan dengan kedua botol di samping kirinya.

“Benar-benar canggung,” ujar Hildon membuka pembicaraan.

“Dan tak Anggun,” Geronia meneruskan.

“Kebetulan! Tiga botol air mineral sedang tersesat sekarang,” timpal Aqua menutup pembicaraan seketika.

Hening.

Tak ingin percakapan terhenti, Hildon menatap Aqua dalam-dalam. Mengamati seluk beluk tubuhnya, dari ujung kaki sampai ujung kepala. Lalu bibirnya berucap, “Geronia, mari kita bertukar posisi, karena jika terlalu lama kau duduk di sebelah plastik itu, ia perlahan akan mencemari keanggunanmu.”

“Oh, terima kasih. Kau begitu perhatian Sir Hildon, sesuai dugaan, kau memang betul-betul elite,” balas Geronia sambil bertukar posisi. Mereka berdua asyik sendiri, kecanggungan seketika berubah menjadi kesombongan. Mereka tiba-tiba akrab dalam waktu yang singkat.

Aqua tersentak mendengarnya, ia berdiri, lalu sontak berteriak, “terserah! Kita hanya seonggok botol air mineral, yang berakhir di buang, lalu menjadi gundukan sampah! Botol tetaplah botol, selamanya benda mati bergantung kepada manusia! Camkan itu!”

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Flash
Tiga Botol yang Tersesat
Arba Sono
Novel
Boys Don't Cry
Brahma Hemera
Skrip Film
The Insurance
Bella Puteri Nurhidayati
Skrip Film
Tunggal, Ika, dan Ikan-Ikan di Kedung Mayit
Dewanto Amin Sadono
Flash
Janji Wanita Tua pada Burung Gereja
Amir Sidiq
Novel
Bronze
PAPA
Hanna Khoiruzzahro
Novel
Seni Untuk Mengenang
Adlet Almazov
Skrip Film
ANTAGONIS TOUCH (SCRIPT)
Redfile
Skrip Film
Skrip pertama dari hati untuk mimpi
UBI Master
Novel
Face The Music
Bambang
Novel
I̶m̶Possible
Agung Rohmatulloh
Novel
Bronze
Nganter Istri
Galih Aditya
Novel
Growing Up: Let's walk on flowers path together
Lilly Amundsen
Flash
Bronze
Buku Harian Tanpa Kata
Herman Sim
Flash
Mengapa Kau Menekuk Wajahmu Wahai, Pak Tua?
Kiiro Banana
Rekomendasi
Flash
Tiga Botol yang Tersesat
Arba Sono
Flash
Mengutuk Tuhan Palsu
Arba Sono
Flash
Wizard Monk
Arba Sono
Flash
Ritual Gelap
Arba Sono