Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Tiga Botol yang Tersesat
4
Suka
8,914
Dibaca

Secara kebetulan, laut memuntahkan tiga botol dari perutnya secara bersamaan. Tiga botol bergulung, menggelinding di hamparan pasir, sampai pada akhirnya, berhenti dengan saling bertabrakan. Ketiga botol itu terbangun dari mimpi, berdiri, lalu saling menatap satu sama lain. Canggung, mereka sama-sama membuang muka ke hamparan laut.

Di tepi pantai, tiga botol itu berjejer rapi, seperti manusia yang sedang duduk dan asyik bercakap. Kenyataannya tidak ada percakapan, hanya suara laut yang bernyanyi. Mereka hanya berdiam diri sedari tadi, menikmati suara desiran ombak, yang terkadang menerpa batu karang di depannya.

Hening.

Mereka serupa namun tak sama. Botol di posisi paling kiri, bernama Hildon. Bahannya terbuat dari kaca, dengan bentuk tubuh yang sederhana, namun jangan salah, harganya sekitar $74,65 per botol. Botol di posisi tengah, bernama Saint Geronia, terkenal sebagai ratu air mineral. Bahan kaca swanky, membuatnya terlihat cantik dan anggun. Botol di posisi paling kanan, bernama Aqua, terbuat dari plastik, dengan motif lengkungan di tubuhnya, terkesan murah dan rendah, apabila dibandingkan dengan kedua botol di samping kirinya.

“Benar-benar canggung,” ujar Hildon membuka pembicaraan.

“Dan tak Anggun,” Geronia meneruskan.

“Kebetulan! Tiga botol air mineral sedang tersesat sekarang,” timpal Aqua menutup pembicaraan seketika.

Hening.

Tak ingin percakapan terhenti, Hildon menatap Aqua dalam-dalam. Mengamati seluk beluk tubuhnya, dari ujung kaki sampai ujung kepala. Lalu bibirnya berucap, “Geronia, mari kita bertukar posisi, karena jika terlalu lama kau duduk di sebelah plastik itu, ia perlahan akan mencemari keanggunanmu.”

“Oh, terima kasih. Kau begitu perhatian Sir Hildon, sesuai dugaan, kau memang betul-betul elite,” balas Geronia sambil bertukar posisi. Mereka berdua asyik sendiri, kecanggungan seketika berubah menjadi kesombongan. Mereka tiba-tiba akrab dalam waktu yang singkat.

Aqua tersentak mendengarnya, ia berdiri, lalu sontak berteriak, “terserah! Kita hanya seonggok botol air mineral, yang berakhir di buang, lalu menjadi gundukan sampah! Botol tetaplah botol, selamanya benda mati bergantung kepada manusia! Camkan itu!”

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
PELANGI TANPA WARNA
Mahfrizha Kifani
Novel
SUNSET
Murti Wijayanti
Novel
coz i want to be...
Andini Septiani
Novel
LDF (long distance friend)
Luthfia Izza Nafara
Novel
Highlight
aeri
Novel
My Dear Red Class
Alima Rose
Flash
Sebentar, Nak, Ada yang Belum Pulih
Atsuka D
Flash
Bronze
Kucing Kelas
Fatimah Ar-Rahma
Flash
Bronze
Mimpi Indah
Sulistiyo Suparno
Flash
Tiga Botol yang Tersesat
Arba Sono
Novel
Bronze
Gadis Pelarian
Rosidawati
Novel
Pemupuk Bahagia
Mahabb Adib-Abdillah
Novel
Gold
Arah Musim
Bentang Pustaka
Skrip Film
Big Little Dude
Priska Amalia
Flash
Awas Monyet, Nak!
Dania Oryzana
Rekomendasi
Flash
Tiga Botol yang Tersesat
Arba Sono
Cerpen
Bronze
Percakapan Orang Mati
Arba Sono
Cerpen
Bronze
Misteri Celana Dalam Olda Veyotta
Arba Sono
Flash
Wizard Monk
Arba Sono
Cerpen
Bronze
Kognisi
Arba Sono
Flash
Ritual Gelap
Arba Sono
Flash
Mengutuk Tuhan Palsu
Arba Sono