Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Sepotong roti tergeletak tepat dihadapannya, mungkin ia berpikir bahwa ia mampu memapah potongan roti itu untuk sampai ke sarangnya. Memang seharusnya ia mampu, dengan sedikit fakta yang perlu diketahui, bahwa seekor semut dapat membawa beban yang bahkan 50 kali lipat dari beban tubuhnya.
Ia mondar-mandir mengelilingi potongan roti tersebut, entah sudah berapa kali putaran yang dilakukannya, mungkin 5 hingga 10 kali dari hasil perhitunganku. “Tunggu apa lagi, ambillah!” kataku sedikit menggerutu geram melihat kelakuan seekor semut ini, dengan sedikit gerakan tanganku untuk mendekatkan jarak antar roti dan semut ini.
Entah apa yang ia pikirkan, kalau aku diposisinya sudah ku ambil roti tersebut dan ku bawa pulang dengan sendiriku, toh aku punya kekuatan dan lumayan untuk ku santap. “Yaah malah pergi dia” sahutku kembali, setelah aku melihat tingkah aneh semut ini yang tadinya hanya mondar-mandir di area sepotong roti, bukannya mengambil rotinya, ia malah pergi meninggalkan roti itu. Apa maksudnya, apa dia tidak lapar? Apa dia malu karena ada aku disini? Pikirku sedikit lucu kala itu.
Aku masih membiarkan sepotong roti tergeletak di lantai itu, sambil sesekali menyantap roti yang ada di genggaman tanganku. Namun selang beberapa menit, seekor semut tadi kembali datang, tapi kali ini ia tak sendiri, ia membawa gerombolannya.
Aku memperhatikan gerak gerik mereka yang semakin mendekati area potongan roti. Mereka mengeremuni roti tersebut, dan akhirnya kali ini mereka membawa roti itu dengan posisi melingkari roti dan bersama-sama memapah sepotong roti itu. Semakin jauh mereka melangkah, semakin aku berpikir bahwa mungkin menikmati makanan bersama jauh lebih baik dan lebih menyenangkan dibanding hanya menikmati dalam kesendirian.