Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Mesin Waktu
0
Suka
691
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Saya pernah diusir warga dari suatu kampung. Sebab musababnya yakni ketika suatu waktu saya mengadu kepada mereka bahwa kemarin sore saya diculik seekor monyet berkaki empat. Menggunakan mesin waktu yang melekat di sandal si monyet, saya dibawa ke masa lalu yakni tiga tahun setelah Presiden Soekarno bertemu perempuan bernama Naoko Nemoto. Kata saya, saya pulang membawa suvenir cincin dari pesta perkawinan mereka.

Sialnya, cincin itu hilang dibawa aliran got di depan rumah saya sehingga saya tidak bisa menjadikannya bukti bahwa saya pernah ke masa lalu dan pernah hadir di pernikahan bapak proklamator. Orang-orang kampung menuduh saya telah gila. Mereka merangsek masuk ke rumah saya dan menemukan di rumah saya banyak sekali buku-buku bertebaran, di balik kasur, di atas meja setrika, di rak kamar mandi, di lemari baju, di dekat kompor, di mana-mana.

Setelah memfitnah saya gila, mereka akhirnya juga membuat suatu kesimpulan: otak saya telah rusak karena terlalu banyak membaca buku. Mereka membawa keluar semua buku-buku saya lalu membakarnya sambil berteriak-teriak tidak karuan. “Turunkan harga sembako!” seru mereka. Saya tertawa tapi sambil menangis, lalu mereka akhirnya juga menarik paksa saya keluar dari kampung itu.

Untunglah uang saya di rekening masih teramat banyak sehingga saya bisa membeli rumah di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Seminggu kemudian, saya ke kampung lagi sambil menyamar menjadi tukang obat. Di sana lagi sedang masa-masa kampanye pemilihan kepala kampung. Saya pun ikut hadir di acara kampanye salah satu calon. Calon itu ternyata punya visi-misi yaitu akan memusnahkan seluruh orang gila di kampung itu.

Penonton kampanye bersorak-sorai mendengar janji itu dan lalu mereka menyatakan sumpah setia akan menjadi pemilih sekaligus tim sukses meski tak dibayar. Lalu bertebaranlah para pendukung mengajak yang lain agar memilih si calon. Brosur-brosur ditempel di sana-sini, biduan dangdut dari kota diajak serta, mikropon masjid dialih fungsikan, dan para bocah-bocah membuat konten Tiktok sambil berdansa.

Penduduk kampung yang pernah belajar di universitas bertanya kepada si calon bagaimana kiranya si calon akan merealisasikan janji tersebut, apa detail konkritnya. Ujar si calon, dia akan membentuk tim khusus membasmi buku-buku yang ada di kampung itu. Ia juga akan membakar kertas, bolpoin, pensil, printer, kaset berisi Microsoft Office bajakan, apapun yang mengarah pada buku. Para sarjana itu berdecak kagum dan memujinya sebagai teknokrat jenius.

Di Hari-H, si calon “pembakar buku” memenangi kontestasi dengan mengantongi suara 92,10 persen. Calon yang lain yakni yang punya janji akan memberikan satu televisi untuk satu keluarga hanya bisa memperoleh suara sebanyak 4,20 persen, sisanya golput karena ketiduran. Di pesta kemenangan, si calon yang kalah ternyata juga hadir lalu menyatakan pengabdiannya kepada kepala kampung terpilih. Penduduk kampung pun tak pernah sebahagia itu sebelumnya.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Flash
Mesin Waktu
Muhammad Ilfan Zulfani
Novel
Dua Sisi
HumairaLiska
Novel
CINTA TERHALANG KRISMON
Lirin Kartini
Novel
Curhatan Seorang Perantau
Cindy Cecillia
Komik
Bronze
Mission
varykaart
Novel
Cinta Pengidap Kanker
Norayolayora/You
Novel
Nomaden
Tri Wulandari
Novel
Cinta yang menghancurkan segalanya.
Aditya aji pamungkas
Novel
Bronze
Kura-Kura Merah
Nuraini Mastura
Novel
Traces of You
Ann Mone
Cerpen
Harmonika Penghubung (kenali dirimu dan aku)
muhamad fahmi fadillah
Cerpen
Bronze
Malaikat Pemberi Luka
Gin Teguh
Cerpen
Bronze
Balas Dendam Seorang Pengarang Yunior
Sulistiyo Suparno
Novel
Bizarre Love Story
Syaa Ja
Novel
"Kehidupan Ku, Perjalanan Ku"
Avisena Aulia Anita
Rekomendasi
Flash
Mesin Waktu
Muhammad Ilfan Zulfani
Cerpen
Jatuh Jauh
Muhammad Ilfan Zulfani
Cerpen
Bocah Pecandu Lem
Muhammad Ilfan Zulfani
Cerpen
Dua Puluh Enam Makam Tanpa Nama
Muhammad Ilfan Zulfani
Flash
Buku Puasa Dhoni
Muhammad Ilfan Zulfani