Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Sampah
3
Suka
9,820
Dibaca

Dahayu mempelajari satu hal, bahwa kehidupan adalah tentang siapa yang bertahan. Kau mengerti maksudnya? Dahayu memeriksa ponsel berulang kali, sekian kali, terus-menerus, seolah hanya itu satu-satunya yang bisa dirinya lakukan di tengah segala hal yang memojokkan dirinya untuk menyerah saja. Keringat merembes dari kulit membasahi pakaian. Jemari tak bisa berhenti bergerak masuk dan keluar dari satu aplikasi ke aplikasi yang sama. Napasnya memburu seolah sedang dikejar. Berjalan tergesa tak tahu arah.

Bagaimana?

Harus bagaimana?

"Ayu, kamu membuat reputasi sekolah menjadi buruk, seharusnya kamu sudah mengerti konsekuensinya. Jujur saya menyesal menyetujui lembar pengesahanmu."

"Maaf bu," Sama seperti yang sudah-sudah, Dahayu mengujarkan permintaan maaf hanya untuk, hanya untuk, hanya untuk agar semua menjadi lebih baik. Tetapi, permintaan maaf saja tidak cukup. Dahayu tidak mengerti, mengapa, berubah menjadi seburuk ini?

Sebulir, disusul buliran-buliran tetesan air mata lain, Dahayu meremas ponsel setelah membaca 1 pesan.

"Ini sudah keputusan bulat, kamu dikeluarkan dari program." Sebaris kalimat yang berasal dari pusat terkirim, dibaca oleh gadis itu.

Kenapa? Segalanya menjadi buruk hanya dengan hitungan detik.

Dia seperti sampah.

Jika sudah menjadi sampah, apa sudah tidak berguna lagi?

Dahayu tidak bisa menahan diri untuk tidak membungkuk, duduk di bangku panjang stasiun, menangis tanpa suara, memegangi dadanya yang berdetak kencang. Kau tahu mengapa ada banyak di antara mereka yang meminum pil anticemas? Ya, karena tidak bisa menahan letupan serangan panik seperti yang Dahayu rasakan ini. Lalu memangnya dunia berhenti agar Dahayu bisa menghela napas menenangkan diri sendiri? Tidak. Dunia tetap berjalan seperti seharusnya dan Dahayu harus menerima kenyataan yang ada. Orang-orang tetap beraktivitas dengan berbagai ekspresi, langit masih berwarna biru cerah, angin berhembus, burung berkeliaran bebas. Dunia tidak pernah mempedulikan kesedihannya.

"Gue rasa yang perlu lo lakuin cuma tetep jalan."

Dahayu termenung, memalingkan wajah untuk menemukan sesosok Dahayu lain dengan versi dewasa-atau memang itu adalah imajinasi buatanya karena stres berlebih, yang mana intinya, apa yang dikatakan tidaklah salah. Seakan suasana keributan stasiun berganti menjadi ruang kehampaan, sunyi dan sepi.

"Lo lagi belajar, wajar lo ngambil keputusan yang salah. Bukan berarti lo udah mati, lo cuma salah ngambil keputusan. Jadi satu-satunya yang bisa lo lakuin adalah perbaikin apa yang udah terlanjur terjadi. Satu hal yang harus lo inget, waktu nggak bisa diulang." Begitu saja sesosok itu menghilang terbuyarkan oleh suara ponsel bendering. Dahayu cepat-cepat menekan tombol hijau. Napasnya tertahan karena tidak mau terdengar isakan. Suara di seberang sana, Ratna mengabarkan. "Proposal lo diterima kampus, Ayu." Lengkingan semangat terdengar, "Selamat!" Setidaknya masih ada rezeki lain meskipun tidak sebanding-berkali lipat sangat tidak sebanding. Dahayu berusaha tersenyum tegar meski tidak terlihat oleh temannya. Mulai berjalan di pinggiran stasiun, menulusuri peron, agar bisa masuk ke kereta untuk pulang ke rumah.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Novel
Langit Di Negeri Sakura
Harmony Adi
Flash
Sampah
Art Fadilah
Novel
Different
Zahir
Skrip Film
DEADLINE
Mahfrizha Kifani
Flash
Banjir yang Tidak Jadi Datang
Art Fadilah
Flash
Karisma Seniman
Berkat Studio
Flash
Tangga menuju surga
Ika nurpitasari
Flash
Sepatu untuk Bapak
A. F Rianti
Novel
Nyonya Awet Muda
Tias Tatanka
Novel
Selamat Tinggal, Dunia.
Rika Kurnia
Skrip Film
BIANGLALA
Pradini Kurniawati Putri
Flash
Ulang Tahun
Viky Aulia Safitri
Cerpen
Bronze
Jalan Tikus
Hans Wysiwyg
Cerpen
Kereta terakhir
Irvan D
Novel
Pria Yang Bersalah
Nadya Suhendra
Rekomendasi
Flash
Sampah
Art Fadilah
Flash
Banjir yang Tidak Jadi Datang
Art Fadilah
Cerpen
Mereka Menyebutnya Pemeran Antagonis
Art Fadilah
Flash
ToxiC
Art Fadilah
Flash
Hujan dan Bunga
Art Fadilah
Flash
KoiN
Art Fadilah
Flash
Mereka Menyebutnya Pemeran Antagonis
Art Fadilah
Flash
Naive
Art Fadilah
Flash
KoiN 2
Art Fadilah
Flash
Empati Sederhana
Art Fadilah
Novel
Darkpunzel
Art Fadilah
Flash
Aruna Mengerti
Art Fadilah
Cerpen
Naive
Art Fadilah
Flash
Atensi
Art Fadilah
Flash
Monster1024
Art Fadilah