Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
CAKRAM
1
Suka
1,778
Dibaca

Baju Cakra basah kuyup, kabut malam ini begitu tebal hingga menutup jalanan malam ini. Cakra mendesah kesal. Pukul satu malam saja sudah sebasah ini.

Didepan sana ada pertigaan, Cakra berbelok ke kanan sepuluh meter kemudian ke kiri. Sampailah Ia pada pemukiman penduduk yang sangat sepi. Di depan Rumah bercat hijau, Cakra memasukkan kunci berwarna tembaga ke dalamnya. Setelah pintu terbuka, Cakra menutup pintu kembali dan beranjak menuju kamarnya yang berada disebelah kiri pintu masuk.

Sebelum tidur, Cakra mengeluhkan sikap Ana yang sangat abai padanya. Tepatnya pukul enam malam, Cakra didepan Rumah Ana. Rencananya sih, jalan-jalan ke Pasar Malam. 'mumpung malam minggu' pikir Cakra.

Ana memegang selempang tas, wajahnya muram. Kali ini Cakra tak bertanya apapun. Ia tak mau memperkeruh suasana.

Setelah sampai di Pasar Minggu, Cakra mengajak Ana menaiki kincir raksasa. Ia melihat raut wajah Ana yang tidak muram lagi, sepertinya Ana sudah lumayan senang hatinya.

"Gimana? Kamu senang?" Ucap Cakra sembari melihat ayunya wajah Ana.

Lagian siapa yang tak bisa jatuh cinta ada Ana? Perempuan ayu yang disukai Lelaki sejagad raya ini. Mungkin kalau kamu melihat Ana, kamu pula yang jatuh cinta hingga menjadi gila karenanya.

Ana matanya sipit, nyelirit seperti bulan sabit, alisnya bak artis korea. Belum lagi senyumannya yang manis seperti gula aren.

Apalagi kali ini bulan purnama juga ikut menyinari wajahnya.

"Bang Cakra, Ana mau ngomong."

Ana menolehkan kepalanya ke arah Cakra. Terlihat wajah sendu di wajah Ana.

"Ngomong apa?" jawab Cakra

"Kayaknya kita sampai disini aja," ucap Ana.

"Maksudnya? Sampai disini? Jatuh dong? Ini lagi diatas loh dek."

"Maksud Ana, kita udahan sampai disini aja. Mama udah jodohin Ana sama Anak Kepala Desa. Ana harap Abang dapat perempuan yang lebih baik dari Ana. Ana cinta Abang, tapi dunia tidak merestui kita untuk bersama. Lebih baik, Kita masing-masing aja ya Bang. Habis ini, Mas Andri jemput Ana. Jadi, Abang pulang saja," jelas Ana.

"Kenapa tiba-tiba sekali? Bukankah Aku sudah bilang ke Orang Tuamu kalau Aku ingin berjuang memiliki dan membahagiakanmu? Mengapa kamu seperti ini?"

"Kamu sebatang kara. Itu kata Mama. Tolong bantulah Aku supaya jadi anak yang berbakti, Mas," ucap Ana dengan penuh permohonan.

"Baik. Setelah dari sini, Kita berpisah. Terimakasih atas waktu yang telah kamu berikan. Aku harap, Andri lebih besar cintanya terhadapmu dibanding aku." Lirih Cakra.

Dunia seakan runtuh ketika ucapan perpisahan itu tiba. Mama Ana memang tidak menyukainya, tapi Ia sudah sowan dan berkata untuk meminta izin setidaknya diberikan waktu untuk bisa membahagiakan Ana. Namun takdir berkata lain, Anak Kepala Desa lebih beruntung daripada Cakra.

Setelah kincir angin itu berhenti, Cakra meninggalkan Ana tanpa sepatah katapun.

Hati yang terangkai menjadi satu perlahan pudar dan tak menyisakan setitik pun untuk menjadi utuh kembali.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Romantis
Flash
Gito dan Gitarnya
Sulistiyo Suparno
Flash
CAKRAM
Momo hikaru
Novel
Bronze
TAKDIR CINTA Salsabila
ANDHIKA AKHIR PUTRA
Novel
Seven days of dating
Blogky
Flash
Yogyakarta
Elvira R
Flash
Balada Rindu Rahwana
Nur Rama Data Kapentas
Novel
Bronze
HERA
Dyah Ayu Anggara
Flash
Take My Hand
Ariq Ramadhan Nugraha
Flash
Bronze
Pohon Pemalu
Afri Meldam
Novel
Everything in Between
TYSPS
Novel
Hello January
Muezza Poetry
Novel
Arranged Marriage
Hafsah Yusuf
Novel
Bronze
Cinta yang Tepat, Datang Terlambat
Galih Aditya
Skrip Film
Uang panai bukanlah Penghalang
Pricilia Zhany
Cerpen
Bronze
Kamu dan Impian (1)
Ilfina Azka Najah
Rekomendasi
Flash
CAKRAM
Momo hikaru
Flash
Re-Send
Momo hikaru
Cerpen
Millboy
Momo hikaru
Cerpen
INNOCENT
Momo hikaru
Novel
BUNGA TANPA AKAR
Momo hikaru