Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Memori terindah dalam hidupku adalah melihat pemandangan hijau. Aku menghitung berapa banyak hijau di depanku, semuanya hijau. Tidak ada warna lain. Aku melihat lagi semakin lama warna itu berubah, aku tak tahu kenapa. Padahal itu warna kesukaanku.
Aku terbangun. Mimpi itu lagi, pemadangan hijau. Aku segera bangun dan bersiap untuk bekerja.
Aku melihat kembali pemandangan itu menjadi biru. Semua biru, tak ada yang lain. Aku berputar barangkali ada warna lain disana. Tapi yang aku lihat seseorang memiliki warna biru melihatku dengan datar. Aku terkejut, takut, tapi tak bisa bergerak. Seseorang itu datang dengan cepat dan berbisik ke telingaku, "bangunlah."
Mimpi itu lagi, sudah satu bulan aku memimpikan tentang warna. Selalu berubah.
Aku harus bersiap bekerja, tidak bisa berkutat mengenai mimpi itu. Aku memakai sepatuku dan segera mengambil kunci rumah. Aku buka pintu tapi terhenti dengan sesuatu di luar. Warna itu datang lagi, padahal aku tidak tertidur.
Warna coklat, warna itu menyelimuti di luar. Gedung, pohon, jalan, bahkan langit. Aku berjalan mundur, ingin menutup pintu karena terkejut dan takut. Aku tak ingin keluar rumah.
Aku segera mencopot sepatu dan berbalik ke kamar untuk mengakhiri mimpi aneh ini. Tapi yang aku dapat rumah ini berganti warna menjadi coklat.
Aku lemas, ingin berteriak, aku menangis akhirnya. Hingga tak sadar aku pingsan.
Aku terbangun di sebuah rumah sakit. Terlihat semua warna telah kembali normal. Tapi aku tetap waspada bila ini mimpi kembali. Aku mencoba melihat ke sela-sela pintu kamar. Aku lega, terdapat orang-orang berlalu lalang disana.
Aku segera bangun memastikan kembali. Kubuka pintu kamar, aku lihat sekeliling tapi yang aku dapat pemandangan aneh, orang-orang bertingkah tidak semestinya.
"Kak Warna sudah bangun." Sapa ramah suster berbaju biru menghampiriku. Aku hanya mengangguk saja.
"Ini dimana?" Tanyaku lirih.
"Ohh, Kak Warna sudah baikan ya sepertinya. Kakak di rumah sakit jiwa, sudah seminggu Kakak disini."
"Apa?! Tidak mungkin aku gila!" Ujarku sambil melihat ke arah suster itu tidak percaya, aku histeris tidak menerimanya, aku ingin keluar dari sini, aku tidak gila. Aku tak berhasil, seseorang menyuntikkan sesuatu hingga aku tak sadar.
Mimpi itu datang lagi, pemandangan kesukaanku hijau.