Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Petualangan Maradona
0
Suka
5,621
Dibaca

Pak Wage memiliki seekor burung nuri bernama Pele. Pak Wage merawat Pele dengan baik, memberinya makan tiap hari, dan memandikannya secara teratur. Suatu hari Pak Wage membeli lagi seekor nuri yang diberi nama Maradona.

“Hai, namaku Maradona,” kata Maradona mengenalkan diri dari dalam sangkarnya yang berwarna biru.

“Namaku Pele. Aku senang, akhirnya Pak Wage memberiku teman,” jawab Pele dari dalam sangkarnya yang berwarna hijau.

“Sejak kapan kamu dipelihara oleh Pak Wage?” tanya Maradona.

“Sudah cukup lama. Bagaimana denganmu, sebelumnya kamu dipelihara oleh siapa?” 

“Beberapa orang telah memeliharaku. Pemelihara terakhirku bernama Pak Kliwon, sampai akhirnya aku dibeli Pak Wage,” jelas Maradona.

“Kuharap kau senang di sini, karena Pak Wage sangat baik,” kata Pele.

“Semoga. Meski sebenarnya aku bosan selalu berada dalam sangkar. Aku ingin sekali hidup di alam bebas,” sahut Maradona.

***

Seperti biasa, setiap pagi Pak Wage memberi makan burung peliharaannya dengan kacang hijau. Pele dan Maradona mematuk-matuk kacang hijau itu dengan bersemangat. Sarapan yang lezat. 

Pak Wage tersenyum melihat dua burung peliharaannya itu tampak sehat. Ia menjentik-jentikkan jemarinya dan bersiul menirukan suara burung. Pak Wage tampak gembira.

Tiba-tiba terdengar dering telepon dari dalam rumah. Pak Wage bergegas masuk. Tanpa sadar Pak Wage telah melupakan sesuatu.

“Lihat,” kata Maradona, “Pintu sangkarmu dan sangkarku terbuka. Pak Wage lupa menutupnya.”

“Ya, aku melihatnya,” sahut Pele tenang.

“Tunggu apa lagi. Ayo kita pergi,” ajak Maradona.

“Kau saja yang pergi. Aku tak mau,” jawab Pele.

“Ada apa denganmu, kawan? Semua burung ingin terbebas dari sangkar. Ayo, kita terbang ke alam bebas,” desak Maradona.

“Aku tak mau,” sahut Pele bertahan.

“Terserah kamulah,” kata Maradona, lalu keluar dari sangkar dan terbang dengan cepat.

***

Maradona terbang meliuk-liuk di angkasa. Ia sangat gembira. Untuk pertama kalinya ia bisa terbang di alam bebas. Dari angkasa ia dapat melihat pemandangan yang indah. Pohon-pohon, sawah, sungai, ah, sungguh menyenangkan.

Setelah puas terbang, Maradona segera hinggap di dahan sebuah pohon. Ia beristirahat sejenak untuk memulihkan tenaga. Ia berkicau menandakan hatinya sedang bahagia. Ia melihat beberapa burung terbang melintas.

“Hei, kawan. Cepat pergi dari sini. Selamatkan dirimu!” kata seekor burung dekukur sambil terbang.

Maradona tak mengerti. Mengapa ia harus pergi? 

Tiba-tiba ... Jret! Daun di dekat Maradona hinggap tiba-tiba berlubang. Maradona kaget. Ia memandang ke bawah. Tampak seorang pemuda sedang membidikkan senapan ke arah Maradona. Pemburu! Ada pemburu bersiap menembak Maradona.

Seketika Maradona terbang cepat tak tentu arah. Setelah merasa aman, ia hinggap di sebuah pohon untuk menenangkan diri.

Dengan sisa keberaniannya, Maradona kembali terbang. Ia ingin pulang ke rumah Pak Wage. Setelah bertanya pada beberapa burung yang dijumpainya, akhirnya pada sore hari Maradona melihat rumah Pak Wage.

Saat itu Pak Wage sedang bersiul-siul di dekat sangkar Pele. Maradona segera terbang turun, lalu hinggap di bahu Pak Wage. Bapak itu kaget, tapi lalu tersenyum gembira. Pak Wage memasukkan Maradona ke sangkarnya yang tadi ditinggalkannya.

“Mengapa kau kembali?” tanya Pele.

Maradona menceritakan peristiwa yang dialaminya.

“Sudah kuduga, kau akan kembali. Karena aku juga pernah mengalaminya. Alam bebas membuatku terancam. Namun di sini, di sangkar yang membatasi gerakku, inilah tempat teraman bagiku,” kata Pele.

“Kau benar, inilah tempat teraman bagi kita, “ sahut Maradona lalu berjanji tidak akan kabur lagi, meski pintu sangkarnya terbuka sepanjang waktu.

***SELESAI***

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
SUNSET
Murti Wijayanti
Novel
Gold
Dear Martin
Mizan Publishing
Flash
Bronze
Kembang dan Nasibnya
Siti Soleha
Flash
Percakapan di Atas Gedung
Cheri Nanas
Flash
Petualangan Maradona
Sulistiyo Suparno
Novel
Batas Karsa
Aesya Muhami
Novel
Remember Me
just a author
Novel
TANPA TAPI
Rahma Pangestuti
Novel
Luka Jenaka
NI NYOMAN AYU SUCIARTINI
Komik
Dear Fallen Angel
Ainun Annur Rochmawati
Novel
Iridescent
Putri Dila Yustianti
Novel
Gold
KKPK Lets Sing with me
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Menghapus Bayangmu
Alexa Rd
Flash
Hal yang melegakan di hari yang berat
AlifatulM
Novel
Beruang Es
Vivilutfia41
Rekomendasi
Flash
Petualangan Maradona
Sulistiyo Suparno
Flash
Merpati Kecil Itu Tetap Terbang
Sulistiyo Suparno
Flash
Pengkhianat
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Ibu Tiriku Bidadari
Sulistiyo Suparno
Flash
Cinta di Ujung Lidah
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Pangeran di Bus Kota
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Wanita Terhormat Vs Perempuan Jalang
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Perjalanan Mengunjungi Sahabat
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Warisan Tuan Reading
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Patmo & Cerita Kematian Anaknya
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Gagal Jadi Tentara
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Istri Pengarang
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Menunggu Kakak Pulang
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Perilaku Aneh Paman Go
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Haji tanpa Gelar
Sulistiyo Suparno