Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Mendadak Terbang
0
Suka
6,694
Dibaca

Egel bersarang di pucuk pohon mahoni yang tinggi. Ia ingin sekali belajar terbang, namun ayah dan ibunya belum mengizinkan, karena sayap Si Elang Kecil itu belum kokoh.

Egel kecewa, tapi ia punya rencana. Ia melaksanakan rencananya ketika ayah dan ibunya pergi mencari makan,

Egel berdiri di tepian sarang. Ia merentangkan kedua sayapnya, melompat, lalu, wuusss .... Ia melayang di angkasa, mengepakkan kedua sayapnya sekuat tenaga.

“Terbang, terbang, ayo terbang,” kata Egel. Tetapi tubuhnya meluncur ke bawah. Buk, buk! Egel jatuh dan berguling beberapa kali di tanah berumput.

“Aduh, sakit sekali,” kata Egel.

Egel mengedarkan pandangan ke sekeliling. Ia berada di tempat yang asing. Di sekelilingnya banyak pohon besar dan tinggi serta belukar.

Seekor anjing hutan muncul dari balik belukar, mendekati Egel dengan tatapan tajam.

“Mau apa, kau? Pergi, pergi,” kata Egel, mundur beberapa langkah.

Grrr ..., grrrr. Anjing itu bersiap menerkam Egel..

“Tolong, tolong!” Egel berteriak dan berlari.

Egel terus berlari dan mengepakkan sayap sekuat tenaga. Egel merasakan kakinya tidak lagi menyentuh tanah.

“Oh, aku terbang. Aku bisa terbang,” kata Egel gembira.

Egel terus mengepakkan sayapnya. Tubuhnya melayang semakin tinggi meninggalkan anjing hutan. Ia segera terbang menuju sarangnya.

“Wow, luar biasa. Aku bisa terbang,” kata Egel bangga.

Ketika ayah dan ibu pulang, Egel bercerita pada mereka.

“Sungguh, Egel sudah bisa terbang.”

Tapi ayah dan ibu tidak percaya.

“Kau terlalu berkhayal, anakku. Mungkin karena kau sudah lapar. Ini, makanlah cacing ini,” kata ibu.

“Kalau ibu tidak percaya, akan Egel buktikan,” kata Egel, lalu melompat dari sarang. Wussss ..., tubuh Igel meluncur ke bawah dan jatuh ke tanah berumput.

“Aduh, sakit sekali,” kata Egel.

Ibu segera terbang meluncur ke bawah.

“Sudah ibu bilang, sayapmu belum cukup kuat untuk terbang,” kata ibu, lalu kedua kakinya mencengkeram tubuh Egel, membawanya terbang kembali ke sarang.

“Tapi, ibu ....”

“Cukup! Seminggu lagi, ibu akan mengajarimu belajar terbang,” kata ibu.

Keesokan harinya, ketika ayah dan ibu pergi mencari makan, Egel mengulangi lagi perbuatannya. Ia melompat dari sarang, mencoba untuk terbang. Seperti kemarin, ia gagal. Tubuhnya jatuh ke tanah.

Dari semak belukar muncul anjing hutan yang kemarin, hendak menerkam Egel. Elang kecil itu segera berlari dan mengepakkan sayap. Ia yakin akan bisa terbang lagi seperti kemarin. 

Aha, Egel merasakan tubuhnya melayang. Ia terbang!

Tetapi Egel juga merasakan sesuatu di punggungnya. Egel menoleh ke atas. dan melihat seekor elang tua mencengkeram punggungnya, membawanya terbang.

“Paman?” kata Egel. Rupanya, paman telah menyelamatkan Egel. Paman menyambar Egel yang hampir diterkam oleh anjing hutan.

Paman mengantarkan Egel kembali ke sarang.

“Terimakasih, Paman,” kata Egel.

“Ibumu telah bercerita pada paman. Ibumu meminta paman menjagamu, selagi ia pergi,” kata paman.

“Jadi, paman sudah tahu semuanya?”

“Ya.”

“Egel heran, Paman. Kemarin Egel bisa terbang, tapi mengapa hari ini tidak bisa?” tanya Egel.

“Keajaiban belum tentu datang dua kali, Egel,” kata paman.

“Maksud paman?”

“Kemarin kau mendadak bisa terbang, karena Tuhan memberikan keajaiban padamu. Seharusnya, kau bersyukur. Tapi, kau malah mengulangi kesalahan yang sama,” kata paman.

“Maafkan Egel, paman.”

“Kau harus meminta maaf pada ibumu. Jangan lagi membantah perintah ibumu,” kata paman.

“Ya, paman. Egel menyesal.”

Egel memandang pada kejauhan, berharap ibu segera pulang. Egel ingin meminta maaf pada ibu. Egel janji tak akan lagi melanggar perintah ibu. 

**SELESAI***

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Novel
Kutukan Cinta Pertama
Ai Bi
Novel
Gara-gara Istri Muda
Annisa Haroen
Skrip Film
TAK SEPERTI COWOK PADA UMUMNYA
VellRen
Flash
Bronze
Pertemuan Rahasia
Lirin Kartini
Flash
Mendadak Terbang
Sulistiyo Suparno
Flash
Rumah (Kita) Nanti
Hilyati Marsyalita
Cerpen
Bronze
MANDUL
Iman Siputra
Cerpen
Bronze
Untuk Ku Yang Menginginkan Kebahagiaan: Kehidupan Setelah Pernikahan
Selene Praba
Cerpen
Bronze
Tangisan Sungai Biru
K. Istiana
Novel
Bronze
LUKA
krasivaya
Komik
Di antara Awan
Yunita Islamiati
Skrip Film
D, Are you with me?
Yunda pramukti
Skrip Film
Potret Arunika
Mutiara Cahyani
Skrip Film
The Hope Never Dies
Miftah Maulana Khan
Flash
Derita Diri
Dian N Khan
Rekomendasi
Flash
Mendadak Terbang
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Bintang Sinetron
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Menembak Gagak
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Gadis Panggilan di Pelataran Masjid
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Ramalan Bintang
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Konsultan Skripsi
Sulistiyo Suparno
Flash
Pengarang Idola
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Rolet dan Pisau Lipat
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Jangan Jadi Orang Baik
Sulistiyo Suparno
Flash
Petualangan Maradona
Sulistiyo Suparno
Flash
Pembaca Pikiran
Sulistiyo Suparno
Flash
Sekali Saja Aku Mencintaimu
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Seorang Novelis Telah Mati
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Nama Istimewa
Sulistiyo Suparno
Flash
Mira & Skuter Tua
Sulistiyo Suparno