Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Kriikk...kriik...
Ngiikkk ...
Bunyi derikan pintu kamar lantai dua terdengar tak aneh. Siapa lagi yang membuka pintu suaranya khas begitu selain Tisha. Sepintas dia mengomel.
"Kak Tata tidur nggak matiin lampu pagi-pagi. Huh!"
Sambil mematikan lampu, dia mengomel hingga balik ke kamar tidurnya di lantai bawah.
Lama berlalu, sudah pukul 7.30 WIB pagi. Saatnya menunggu tugas Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sampai di Classroom Google. Namun, belum juga datang.
Tuing
Tisha tiba-tiba menempel di paha Kak Tata. Sambil senyum-senyum dia melirik manis.
"Kak Tata....," panggil Tisha dengan mengangkat alis matanya.
"Apa, Icha?" sambil melirik penuh tanya.
"Kak Tata, tahu nggak?"
"Apa coba?" Kak Tata mengatur duduknya.
"Kaka Tata tahu nggak arti cinta?"
Dengan wajah kaget, Kak Tata tersentak hingga lututnya kebentur meja belajar yang ada laptop diatasnya.
"Hmm...Nggak tahu. Kenapa emang?"
"Ayolah, jawab! Apa arti cinta?" bujuknya sambil mengelus-elus paha Kak Tata.
"Apa yah?" Kak Tata pura-pura berpikir,"menurut Icha apa?" lanjut Kak Tata.
"Nggak tahu. Jelasin, dong!"
"Masa nggak tahu?"
"Gini, Kak. Cinta itu yang kaya orang pacaran itu, lho," kata Tisha dengan mata berkelip.
"Haha .... Begini, cinta itu hampir sama dengan rasa suka dan sayang. Misalnya, Icha cinta Mama berarti Icha suka dan sayang Mama. Kalau cinta seperti orang pacaran itu, bukan cinta. Tapi, berdosa."
Tisha tampak berpikir cermat. Dia kembali melirik wajah Kak Tata yang menahan senyumnya sejak tadi.
"Kenapa berdosa, Kak?"
"Karena di dalam Agama Islam tidak boleh berpacaran seperti itu. Kita hanya boleh berteman."
Sedikit sudah paham. Tisha mengangguk-anggukkan kepalanya. Lalu, dia menuju Salwa untuk menjelaskan kembali apa itu cinta. Seisi rumah tertawa melihat tingkahnya.
Jakarta, 2 September 2020
Serial "Rumah Tisha"