Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Aku berdiri di tengah jalan, di tengah keramaian yang bagiku begitu aneh. Orang-orang lalu lalang. Kendaraan tidak pernah putus mengalir di jalan raya. Dan, aku berdiri di antaranya, tetapi mereka seakan-akan telah melewatkan aku, itulah yang aneh.
"Hei, aku bertanya, di mana kantor polisi di tempat ini? Aku harus melapor. Ada kecelakaan di jalur dua." Aku berteriak di tengah keramaian itu dan aku telah melakukannya beberapa kali.
Namun, orang-orang yang ke sana-kemari sama sekali tidak menjawabku. Mereka seolah-olah tuli. Tuli semuanya. Seakan-akan aku tidak ada.
"Hei! Kalian tuli! Kalian buta! Aku tanya, di mana kantor polisi?!" Sudah cukup, aku murka. Ingin sekali aku menarik satu orang, lalu memukulnya agar sadar bahwa aku sedang meminta bantuan. Sayang sekali, aku bukan tukang pukul.
"Argh! Aku mohon. Dengarkan aku! Ada kecelakaan. Apa kalian tidak peduli dengan nyawa manusia?" Aku nyaris menangis dan merasa frustrasi, berjongkok di jalan, lalu melihat ke trotoar.
Dua orang berdiri di sana, tepat di depanku. Mereka memegang cermin setinggi satu meter lebih dengan lebar yang cukup memantulkan bayangan dua orang berdiri bersisian.
Itu cermin, tetapi ... mengapa tidak ada bayanganku di sana? Aku ... aku ada tepat di depan cermin itu bukan? Di mana aku?
Tamat||
Wakai, 10 Juni 2024.