Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Di sebuah sekolah kejuruan Tataboga di suatu Daerah dekat Pesisir Pantai, ada dua siswa yang selalu terlihat bersama namanya adalah Khair dan Zulfa. Khair memiliki postur tubuh yang tinggi dan senyum yang ramah, dia selalu ada untuk membantu Zulfa, seorang gadis pemalu yang berbakat dalam memasak. Suatu hari, mereka dijadwalkan untuk praktikum membuat olahan roti di kelasnya. Kebetulan sekali Khair dan Zulfa berada dalam satu kelompok untuk praktik membuat roti tersebut. Dikarenakan siswa di kelas mereka hanya sedikit. Jadinya berkelompok terdiri dari dua orang saja untuk membuat olahan roti.
Semua siswa akan membuat roti secara bergantian dikarenakan dapur untuk praktik di sekolah tidak cukup untuk semua kelas. Hari ini adalah hari dimana Khair dan Zulfa mendapatkan giliran mereka memakai dapur untuk praktik membuat olahan roti kreasi mereka berdua. Mereka berdua lantas menyiapkan bahan-bahan untuk membuat olahan roti setibanya di dapur sekolah.
"Hei, Zulfa, ayo kita mulai dengan menyiapkan bahan-bahannya," kata Khair dengan semangat begitu memasuki dapur sekolah.
Zulfa mengangguk,"Baik, Khair. Aku akan menyiapkan tepung dan ragi." Ujar Zulfa seraya menyiapkan bahan-bahan lainnya yang dibutuhkan untuk membuat roti.
Mereka berdua sudah berteman cukup lama dari pertama masuk sekolah kejuruan. Meskipun mereka berbeda dalam banyak hal, persahabatan mereka kuat karena saling melengkapi. Khair selalu ceria dan penuh inisiatif, sedangkan Zulfa teliti dan penuh perhitungan. Mereka saling melengkapi satu dan yang lainnya. Hal itu membuat orang-orang di sekitar mereka tampak iri begitu melihat kedekatan mereka berdua sebagai sahabat. Namun meski banyak orang yang iri dengan persahabatan mereka berdua. Banyak orang di kelas mereka yang menyayangi mereka berdua. Bahkan para guru di sekolah juga sangat menyukai dan menyayangi mereka di sekolah.
Saat mereka mulai mengaduk adonan, Khair tiba-tiba ingat bahwa mereka belum menyiapkan mentega. "Zulfa, kamu bisa ambilkan mentega dari lemari pendingin?" Ujar Khair meminta tolong kepada Zulfa untuk mengambilkan mentega.
Zulfa mengangguk dan bergegas. Namun, ketika dia kembali, dia melihat Khair kesulitan mengaduk adonan yang terlalu kental. "Biarkan aku membantu," kata Zulfa dengan lembut.
Mereka bekerja sama mengaduk adonan hingga teksturnya sempurna. Khair lantas tersenyum dan berkata begitu adonan terlihat sudah cukup bagus, "Kamu memang hebat, Zulfa."
Ketika adonan sudah siap, mereka mulai membentuk roti. Zulfa dengan teliti membentuk setiap roti dengan sempurna, sementara Khair dengan ceria memberikan berbagai bentuk kreatif. Tapi, sebuah masalah muncul ketika oven tidak berfungsi.
"Apa yang harus kita lakukan, Khair?" tanya Zulfa cemas.
"Jangan khawatir, kita bisa menggunakan oven di kelas sebelah," jawab Khair. Mereka dengan cepat memindahkan roti-roti mereka. Melalui kerjasama dan saling dukung, mereka berhasil menyelamatkan hasil praktikum mereka untuk di bawa ke kelas sebelah.
Setelah roti selesai dipanggang, aroma harum memenuhi ruangan. Mereka mencicipi hasil kerja keras mereka dengan bangga. "Rasanya luar biasa," kata Khair sambil tersenyum lebar.
Zulfa mengangguk, merasa lega dan bahagia. "Ini semua berkat kerjasama kita Khair." Ujar Zulfa merasa terharu.
Dari praktikum tersebut, mereka belajar bahwa persahabatan dan kasih sayang adalah bahan utama dalam setiap keberhasilan. Dengan saling mendukung, tidak ada tantangan yang terlalu besar untuk dihadapi.
Sore itu, saat mereka beres-beres, Khair berkata, "Kamu tahu, Zulfa, aku senang kita bisa melakukan ini bersama. Kamu selalu ada untukku." Ujar Khair dengan senyum indah di wajahnya.
Zulfa tersenyum malu-malu, "Aku juga, Khair. Kamu membuat setiap hari di sekolah ini menyenangkan."
Dengan kebersamaan yang tulus dan penuh kasih sayang, mereka tahu bahwa persahabatan mereka akan selalu menjadi kenangan manis yang tak terlupakan nagi mereka berdua.