Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Horor
Sesuatu di bawah Tempat Tidur
0
Suka
3,739
Dibaca

Tiara tak bisa tidur, seperti malam-malam sebelumnya. Ada yang aneh di tempat tidurnya, ralat, lebih tepatnya tempat tidur neneknya. Sebenarnya, ia dan kedua orang tuanya sudah beberapa hari menginap di sana. Neneknya meninggal seminggu yang lalu, dan mereka akhirnya memutuskan tinggal di rumah sang nenek beberapa hari sebagai tanda penghormatan dan belasungkawa.

Tiara memang sangat dekat dengan kakek dan neneknya sejak dulu, ia sering berkunjung ke rumah mereka ketika libur sekolah tiba. Sungguh momen yang sangat menyenangkan dan semuanya juga berjalan baik-baik saja, tak ada yang mencurigakan sekecil apapun itu. Namun, ada satu larangan yang selalu neneknya lontarkan, setiap saat, hingga Tiara yang terus-terusan mendengarnya merasa jengah.

"Nak, jangan kau berani dekat atau bahkan masuk ke kamar itu, bahaya! paham?"

Akan tetapi, setelah kakek dan nenek tiada, rumah ini secara otomatis tak ada yang menempati. Tiara yang selama ini sangat penasaran dengan kamar kosong itu, akhirnya memberanikan diri menginap di dalamnya. Toh, kakek dan neneknya sudah meninggal, itu artinya peraturan yang mereka buat sudah tak berlaku lagi, bukan? Lagipula, isi kamarnya tak jauh berbeda dengan kamar lain yang ada di rumah ini. Hanya ada kasur, jendela besar, nakas, dan sebuah lukisan kecil bergambar siluet manusia hitam.

Sayangnya, semua terasa berbeda setelah ia tidur di kamar itu, sesuatu yang janggal terjadi beberapa kali. Seperti sekarang ini, waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam, Tiara segera membaringkan diri diatas kasur empuk di kamarnya, baru saja akan menutup mata, ia dikejutkan dengan suara ganjil di bawah tempat tidur. Suara itu lagi... itu lagi... Bodoamatlah, nanti juga ilang sendiri kayak sebelumnya. Namun, anehnya suara itu makin lama makin terdengar berisik, seperti sesuatu yang sedang menggeliat?

Jantungnya seketika bertalu-talu, berbagai pikiran negatif mulai hinggap di kepalanya. Apakah ada seseorang di bawah tempat tidurnya? Apakah seseorang itu sedang mengerjainya? Tiara tak berani bergerak, ia sungguh takut, sedangkan suara mengerikan di bawah kasurnya yang entah apa itu tak juga hilang.

Tuhan, tolong selamatkan aku... Tiara memaksa matanya terpejam dengan kedua tangan saling bertaut, ketakutan. Mendadak suara menggeliat itu berhenti. Suaranya berhenti? haruskah ia turun dari kasur dan mengeceknya? tidak! tidak! bagaimana jika-

duk... duk...

DUKK.

"KYAAAAA" seketika Tiara bangun dari kasur dan lari secepat kilat menuju kamar orang tuanya.

"Ada apa nak? kenapa teriak malem-malem?" ucap sang ayah dengan raut kaget. Sedangkan Tiara hanya diam dengan mulut bergetar, wajahnya nampak pucat pasi.

"Tenangkan dirimu Tiara," ganti sang ibu yang bersuara.

"Di b-bawah ran-jang k-kamar Ti-ara a-ada suara a-aneh. Ti-ara t-takut," jawab Tiara terbata-bata.

"Mungkin itu hanya perasaanmu aja nak,"

"ENGGAK!" pekik Tiara. Itu tadi sangat nyata! seperti sesuatu yang sengaja dibenturkan dengan keras dibawah tempat tidurnya, tapi apa?

Orang tuanya yang terkejut mendengar pekikan Tiara, saling memandang, sebelum akhirnya menggiring Tiara naik ke kasur mereka.

"Yasudah, kamu tidur disini aja, sama ibu ayah,"

Tiara tak bisa membantah lagi, ia hanya mengangguk pasrah saat mereka memintanya untuk tidur bersama dalam satu ranjang. Setidaknya ini lebih baik daripada harus tidur sendiri, batin Tiara. Tak butuh waktu lama, Tiara akhirnya terbuai ke alam mimpi.

Tiga hari kemudian, semenjak kejadian itu, Tiara tak berani memasuki kamarnya lagi. Ia juga tak berani sendirian di rumah ini, ia akan ikut kemanapun ayah dan ibunya pergi. Namun, berbeda dengan sore ini, ia terpaksa harus tetap di rumah, sedangkan orang tuanya sedang berkunjung ke tempat ketua RT. Ia tak di ijinkan ikut, walau sudah memaksa sekalipun. Dan... di sinilah ia sekarang, duduk di kursi depan rumah sembari membaca komik favoritnya. Sejujurnya, Tiara sangat mengantuk, tapi tak sudi jika harus masuk ke dalam rumah sendirian.

Tiara seketika terbangun, ia melirik jendela dekat tempat tidur, hari sudah gelap rupanya, tunggu dulu! dimana aku sekarang? Tiara mengedarkan pandangannya, dan ia kini sadar sedang berada di kamar yang beberapa hari sangat ia hindari. Mencoba menenangkan pikirannya yang mendadak kalut, ia takut. Tarik nafas, lalu buang. Tenang Tiara, sekarang kembali berbaring dan tidurlah, semua akan baik-baik saja, tidak akan ada yang terjadi, ucapnya dalam hati.

Detik jam terus berbunyi, bagai alunan yang mengisi kekosongan malam. Tiara tak kunjung terbuai ke alam mimpi, matanya memang terpejam, tapi otaknya terus memaksanya tetap sadar.

DEG. Tiara merasa ada yang mengawasi, seperti ada yang berdiri di belakangnya, dekat kepalanya. Posisi Tiara memang sedang berbaring miring menghadap tembok. Ia tak berani menengok, tubuhnya gemetaran. Telapak tangan ia gunakan untuk menutup mulut, berusaha menahan isakannya yang dipenuhi rasa takut. Namun, ia harus memberanikan diri, memastikan bahwa tidak ada apa-apa. Sembari merapalkan doa, Tiara dengan perlahan membalikkan badan berusaha melihat dengan mata mengintip, dan...

Kosong, sungguh tidak ada siapa-siapa. Huft... hanya perasaanku saja. Tiara merasa lega dan kembali menghadap tembok, belum sempat menutup mata, ia dikejutkan dengan suara yang terdengar ringan, suara menggeliat?

srekk... srekk...

duk... duk...

Suara benturan itu lagi, dan sumbernya dari bawah kasurnya saat ini. Air mata dengan deras mengalir dari sudut matanya, nafasnya memburu, tubuhnya kaku. Ia ingin berteriak memanggil sang ibu, tapi tak mampu. Keringat dingin terus mengucur membasahi baju.

Suara itu mendadak berhenti. Hening. Yang terdengar hanya detakan jantungnya yang berisik. AKU HARUS KABUR DARI SINI!

Dengan kasar Tiara menggeser tubuhnya hendak turun dari kasur, akan tetapi...

DUAKK.

Suara benturan yang keras mengagetkan Tiara, ia seketika berlari menuju pintu. Sayangnya, ia jatuh terduduk tepat saat akan membukanya. Kakinya gemetar tak karuan, ia sungguh ketakutan, pikirannya semrawut. Tiara refleks menengok ke belakang, dan disana, sesuatu keluar dari bawah kolong kasurnya yang gelap. Sesosok setan dengan rambut panjang dan wajah yang menghitam merangkak dengan tergesa-gesa menuju ke arahnya, seakan hendak menangkap Tiara. Bola mata yang putih melotot, kulit yang kering keriput seperti nenek-nenek.

"KYAAAAAAA... TOLONGG!!" teriak Tiara kencang, sebelum akhirnya semua menggelap, ia pingsan.

Tiara mendengar suara seseorang menangis, siapa yang menangis? pikirnya. Saat ia membuka mata, tau-tau ia sudah berada di sebuah kamar dengan dekorasi yang full biru.

"Tiara? akhirnya kamu sadar, sayang. Sudah tiga hari kamu pingsan. Ibu sungguh khawatir" ucap ibunya bercucuran air mata.

"Kami menemukanmu pingsan di kamar rumah nenek, karena tak kunjung siuman, kami akhirnya membawamu pulang," ungkap sang ayah.

Tiara menangis sembari memeluk orang tuanya, ia bersumpah tak akan kembali kesana lagi.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Flash
Sesuatu di bawah Tempat Tidur
D.Agustin
Cerpen
Bronze
Misteri Selendang Biru
Tika Lestari
Flash
Bronze
Hilang Dalam Dekapan Alam Lain
Sunarti
Novel
ZOMBI DAN MEREKA YANG TAK BISA MATI
Meliana
Novel
Gold
The Ho[S]tel 2
Bentang Pustaka
Novel
Bronze
Tumbal Lorong Sewu
Dewie Sudarsh
Skrip Film
ADIKODRATI - Kembali untuk Menghantui
@mahartania__
Novel
Bronze
Derflow dan Delusi
White Blossom
Cerpen
Tumbal Balik
Eve Shi
Novel
Gold
Fantasteen Ghost Dormitory in Hamburg
Mizan Publishing
Novel
Gold
Fantasteen: Kuchisake
Mizan Publishing
Novel
Gold
Fantasteen Scary Jangan Becermin Malam Ini
Mizan Publishing
Cerpen
Bronze
Aku Tidak Sakit
Christian Shonda Benyamin
Novel
Gold
Fantasteen Bisikan Caroline
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Butik Berdarah
Nova Lindah
Rekomendasi
Flash
Sesuatu di bawah Tempat Tidur
D.Agustin
Cerpen
Ibu, Aku Merindukanmu
D.Agustin
Flash
Siapa Disana?
D.Agustin