Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
“Atlantis itu omong kosong. Amerika hanya ingin membuat konspirasi agar kita tetap bodoh.”
Aku ingat sekali dengan apa yang ia katakan. Sebuah penolakan. Dengan keras ia selalu menyangkal tentang adanya tempat surgawi itu. Awalnya aku mengira demikian. Namun, baru-baru ini liputan dunia terus-menerus menayangkan tentang adanya pulau yang baru saja muncul. Ada di antara Australia dan Antartika tepatnya.
Pulau yang awalnya hanya sebatas konspirasi kini terbukti adanya. Bagaimana itu muncul tidak diketahui, karena itu berawal dari seorang anak konglomerat yang hilang selama 14 tahun tiba-tiba saja ditemukan. Dan dia tumbuh dengan mewah dan sehat. Membimbing dunia untuk melihat bongkahan tanah subur dengan berbagai teknologi canggih yang tadinya mengendap.
Pulau Zamrud namanya. Di sebelah selatan Pulau Macquaire.
Ketika nama pulau baru itu mulai terpublish, pengamat konspirasi mulai membuka kembali buku-buku ingatan mereka akan pulau yang ditemukan pada Desember 1821 oleh kapal penyegel dari Inggris, Emerald, yang dikapteni oleh William Elliot.
Dalam buku konspirasi tertulis, untuk membuktikan bahawasannya Kapten dari Emerald tidak hanya mengingau akan adanya pulau ini. Ekspedisi Penjelajahan Amerika Serikat, yang sedang gencar-gencarnya mengembangkan ilmu pengetahuan di Amerika Serikat, khususnya Oseanografi, melakukan ekspedisi di tahun 1840 untuk membuktikan eksistensi pulau ini. Tetapi nihil.
Setelahnya, 50 tahun berlalu seorang kapten yang hendak melakukan perjalanan menuju Pelabuhan Chalmers melaporkan bahwa ia melihat Pulau Emerald. Dan setelah dijelajahi kembali oleh Sir Ernest Henry Shackleton, dengan menunggangi Nimrod dalam ekspedisinya ke Antartika pada tahun 1909, kunjung tidak mengantongi bukti yang mereka inginkan. Namun, dalam kitab konspirasi, Pulau Emerald tetap muncul di peta dalam buku kalender meja hingga tahun 1987 yang diterbitkan oleh American Express.
Kini, setelah berabad-abad, para penggemar konpirasi mulai bersorak gembira. Menggaungkan seruan olakan pada anti-konspirasi yang selama ini selalu menganggap apa yang mereka tekuni hanyalah buang-buang waktu sahaja.
"Lihalah orang pintar! Siapa yang benar-benar berpikiran dangkal sekarang?!" ucap seorang pria bertopi besbol setelah merebut mic dari wartawan dengan kasar.
Pulau Zamrud mereka jadikan bukti bahwa Atlantis bukan sekedar utopia. Melihat betapa canggihnya kemajuan teknologi di pulau ini yang mampu menggeser semua negera maju yang selama ini publik ketahui. Kalian tahu kan? Termasuk Jepang didalamnya. Dan walau dunia sedang carut-marut akibat tingkah kesembronoan Zionis terhadap Iran. Pulau Zamrud disambut dengan tangan terbuka oleh Organisasi Dunia.
Namun, tak sedikit orang khawatir tentang tujuan munculnya Pulau Zamrud saat ini. Ada yang mengira Pulau Zamrud adalah latar belakang kecanggihan Israel dan ditakutkan akan menjadi sponsor untuk Perang Dunia ke-3. Tapi, ada juga yang optimis dan mengatakan pulau ini hadir untuk menjadi penengah sekaligus pencegah Perang Dunia ke-3. Dan ketika seorang reporter mewakili masyarakat akan pertanyaan ini. Raja Pulau Zamrud, bersetelan kemeja rapi layaknya seorang presiden, memberikan pidato singkat di depan kelipan cahaya kunang-kunang bermesin.
“Kami tidak mendukung peperangan. Kami hadir membawa damai dan harapan. Seperti yang kalian pikirkan soal Atlantis.”
Tak ayal itu terbukti. Pulau Zamrud rupanya memiliki sisi kemanusiaan yang tinggi, bergabung dengan Organisasi Dunia, menambah satu angka menekan penjajah anak dan wanita untuk menghentikan aksi tak bermoral mereka. Namun, organisasi bentukan Paman Sam, yang selama ini berkoar sebagai Negara Demokrasi semakin menunjukkan kemunafikannya. Mereka tetap mendukung zionis dan secara mengejutkan perekonomian Amerika semakin anjlok. Dalangnya tak lain karena Pulau Zamrud mengambil alih semua sektor perekonomian Amerika. Hollywood tak lagi berkelas, penjualan senjata tak lagi dari Amerika, Philadelphia semakin melebarkan sayapnya. Lantas akhirnya negeri glamour itu bangkrut. Kembali muram sama seperti Pemerintahan James Buchanan.
Hal yang sama terjadi pada sekutu Amerika. Pusat mode berpindah ke Zamrud. Kekaisaran paling mentereng dalam sejarah dunia juga kehilangan gemerlapnya. Terlebih lagi Dubai? Oh, Burz Khalifa kalah tinggi dengan menara Obsidian di tengah Pulau Zamrud. Hingga negara-negara yang mulai sadar akan keselamatan berpindah memuja Pulau Zamrud sebagai induk mereka. Perang dunia tak akan terwujud, negara-negara korupsi mulai mengambil kebijakan seperti induk mereka saat ini. Menghukum korupsi tingkat rendah dengan potong tangan dan tingkat tinggi dengan potong leher. Terdengar kejam. Memang. Tapi para penggiat HAM mengaku puas dengan hasil kebijakan yang diterapkan pada kemakmuran masyarakat.
“Yah, tidak perlu membicarakan soal hak asasi lagi untuk para koruptor. Toh, mereka korupsi juga gak mikir-mikir gimana nasib rakyat cilik.”
Begitu perbincangan para mahasiswa di tempat tongkrongan Kopi Bubuk.
“Itu benar. Semua berkat sistem Atlantis itu,” sahut yang lain membenarkan.
Benar-benar. Dunia yang damai, berilmu, dan beradap amatlah menyenangkan untuk ditinggali.
…
“Dan kau berkhayal lagi.”
Suaranya kembali muncul. Sudah pasti pikirannya akan kembali merusak mood-ku.
“Atlantis itu konyol. Amerika akan selalu seperti itu. Dan jika Hollywood redup, aktor tercintamu akan jadi gelandangan.”
“Aku penggemar film Thailand.”
Ia kembali memutar mata akan kebohonganku. Lalu selanjutnya, dia akan menjelaskan tentang bagaimana bangkurutnya negeri ini dan menyuruhku untuk lebih baik memfokuskan tulisanku mengenai 'cara bijak bermedia sosial' atau 'apa yang harus dipelajari seorang wanita sebelum menjadi istri'.
Lagi sekali aku mendengus. Melirik sinis ke arahnya yang terus saja bermain kolom-kolom berlian berderet dalam ponsel genggamnya.
“Jangan minta duit aku lagi.”
Lalu keesokan paginya, aku memutuskan hubungan kami.