Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
My Own Night World
0
Suka
21
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Aku menatap jam dinding, jarumnya menunjuk ke angka satu. Waktu yang tepat, saat kebanyakan orang terlelap dan melepaskan segala aktifitas mereka. Aku bisa lebih leluasa dan bebas melakukan ini. Terlihat kilatan cahaya samar di langit malam yang gelap. Oh, cuaca, kumohon berbaik hatilah padaku. Setidaknya izinkan aku leluasa menjamah hening di malam ini untuk sekedar mencari kepuasan hati.

           Hingar bingar yang bergema di telinga menelan suara-suara di sekitar. Menampar selaput tipis di dalam rongga pendengaranku dengan irama-irama menyentak dan menggebu. Sudah hampir dua minggu aku menahan diri untuk tidak melakukan ini. Tapi malam ini dahagaku sudah bertumpuk dan hampir meletup, tak tertahankan. Ya, aku harus kembali. Bagaimanapun, aku ingin memuaskan diri sendiri.

Aku sudah cukup lama mahir dengan semua yang kulakukan ini. Kedua tanganku sudah terlatih dan lumayan cekatan. Kedua mataku pun semakin jeli dan teliti. Pikiranku juga terbiasa fokus dan cepat menganalisa setiap kemungkinan. Harus begitu! Karena apa yang aku lakukan tidak akan sempurna tanpa keahlian yang sudah lama aku asah.

Aku sudah mulai terhanyut pada apa yang tengah aku kerjakan. Semoga saja malam ini seperti malam-malam di minggu-minggu kemarin yang bersahabat.

Suara klakson mobil yang cukup keras menyelinap ke telinga dan mengganggu konsentrasiku. Argh! Bisakah kotak beroda itu tenang dan membiarkan tanganku bekerja? Aku benar-benar benci dengan gangguan yang kadang menyela atau bahkan menghentikan kenikmatan yang sedang aku jalani. Apapun itu.

Aku menatapnya ke atas dan ke bawah, menjelajahi setiap sudut dan inci sambil terus menekan di tempat yang seharusnya kutekan. Dengan harap-harap cemas dan jantung berdegup kencang menanti reaksi selanjutnya. Bagus! Pancingan pertamaku berhasil. Tapi itu belum selesai, aku belum puas!

“Ayolaaah… ayolaaah!!!” Aku menyunggingkan sedikit senyum dan terus menatapnya, sambil sesekali memainkan jemari. Entah kenapa aku selalu terhipnotis dengan suara yang dikeluarkan ketika jemariku menari-nari di atasnya, seolah itu adalah suntikan adrenalin yang semakin memacu jantung untuk memompa lebih kuat. Kadang ada sedikit jeda yang memberi waktu untuk reaksi selanjutnya. Tapi tidak mengapa, asalkan semua terus berjalan dan aku terus menikmati setiap prosesnya.

Sejujurnya aku tidak selalu sabar, kadang aku menginginkan sebuah proses yang cepat. Walaupun aku tahu itu semua tergantung ukuran dan kekuatan yang digunakan. Tapi kali ini aku berusaha lebih sabar dan terus bereksperimen mencari celah baru, walaupun cara yang kugunakan selalu sama. Cara klasik dengan prosedur standar, karena aku juga tidak sula bertele-tele.

Karena terlalu antusias dan terbakar gelora yang mulai memuncak, kursi yang kududuki berderit dan bergoyang pelan. Ah, sial! Derit dan goyangan ini bisa jadi juga akan membuyarkan kenikmatan dan konsentrasi yang sedang tanggung. Aku menarik napas panjang dan menghela perlahan dari mulut. Berusaha menenangkan ego yang sedikit mulai memanas menguasai tubuh dan pikiranku.

Aku memandanginya lagi dan gairahku semakin menjadi. Bagaimana tidak, ia semakin lama semakin bergerak maju, yang membuatku semakin melebarkan seringaiku. Oh, angin surga memang sedang berhembus perlahan ke sekujur tubuhku. Aku memejamkan mata dan mengepalkan jemari di kedua tangan, sedikit memekik meluapkan emosi yang bercampur aduk di dalam dada.

“Ya, ya, teruskan, terus… “

Aku melirik seorang remaja di sebelah kiri, dari tadi aku merasa ia mencuri pandang ke arahku dengan sorot mata yang membuat tidak nyaman. Kening berkerut, mata menyipit dan bibir yang mencibir. Cih! Sok munafik! Memangnya kenapa dengan yang kulakukan ini?! Hal seperti ini kan sudah biasa dan lumrah bagi remaja seumuranku. Seperti dia tidak pernah melakukan hal begini saja.

Ya, sudah! Masa bodoh orang mau memandang bagaimana. Yang penting sekarang aku sedang memanas dan terbakar semangat. Aku menatapnya lagi dengan sedikit berbinar. Oh, tidak! Kali ini ia hanya sedikit bergerak. Apa yang harus aku lakukan? Tidak, tidaaaak! Jangan lakukan ini padaku! Aku menggenggam sisi tubuhnya dan sedikit memiringkan ke kanan, berusaha melakukan sesuatu agar ia bergerak secepat dan semulus tadi walaupun aku tahu itu tidak mungkin. Aku menggigit bibir mencoba menahan gairah semangat ini agar tidak turun walaupun jantungku serasa di remas pelan.

Pheeewh, entah mendapat energi dari mana akhirnya ia kembali lagi dengan gerakan mulusnya. Aku mengatupkan bibir dan menghela napas sekuatnya, sedikit melenguh karena emosi dan rasa campur aduk yang sudah tidak terbendung. Remaja di sebelah tadi mendelik ke arahku sambil menyunggingkan senyum aneh, kemudian ia bangkit dan pergi. Baguslah, pergi sana!

Hampir menjelang subuh gerakannya semakin cepat dan stabil, aku melotot girang karena ia semakin menjadi. Aku pun semakin antusias dengan harap-harap cemas, semua ini pasti selesai dengan mulus dan bersih. Well, aku memang semakin ahli memainkannya dan mengingat semua trik dan celah baru yang kudapatkan.

Akhirnya ia benar-benar hampir di puncak dan aku menunggu tanda kemunculan titik klimaksnya. Malam ini aku benar-benar dibuai dengan segala macam prosesi yang memainkan semua perasaan. Bahkan cuaca pun seolah ikut menikmati semua ini. Kutengok dari kaca jendela lebar langit memang masih gelap, tapi dihiasi kerlap kerlip indah nan menghipnotis.

Aku menatapnya lagi sambil menyeringai lebar, kali ini dahagaku benar-benar terguyur kesegaran. Sempurna! Tanda itu muncul dengan jelas dan membuat desir di dada.

DOWNLOAD COMPLETE

Aku melepas earphone yang menyumbat lubang telinga. Lalu menguap lebar menghilangkan denging yang sempat singgah di telinga sambil meregangkan kedua tangan ke atas. Aku memandang sekeliling, kafe dua puluh empat jam ini tidak sepi. Ada beberapa remaja sepertiku yang juga menatap terpaku layar laptop di hadapan masing-masing. Biasanya yang datang selepas tengah malam pasti untuk memanfaatkan sinyal wifi di sini yang cukup kuat untuk mengunduh file ukuran besar. Lumayan untuk download, streaming sesuatu, main game online atau sekedar chat online dan mengirim email.

Aku mematikan laptop dan merapikan kabel power serta barang-barangku yang lain. Lalu menghabiskan minumanku dan bersiap pulang ke apartement yang tidak jauh dari kafe. Besok pasti sahabat-sahabatku akan senang dengan film keluaran terbaru pesanan mereka yang baru saja aku unduh dari berbagai situs kepercayaanku. Aku pun mengunduh film terbaru kesukaanku. Walaupun malam ini aku harus begadang mengorbankan waktu tidur, tapi aku merasa puas dan bersemangat karena setelah ini aku dan sahabat-sahabatku bisa menonton film-film keluaran terbaru ini.

Lain kali jika ada film keluaran terbaru yang sudah berkualitas bluray lagi pasti aku akan ke kafe ini lagi untuk mengunduh dengan wifi gratis ditemani segelas minuman hangat. Pasti!

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Untuk Ratusan Hari Aku Menanti
Joannes Rhino
Flash
My Own Night World
Rexa Strudel
Novel
APRILIA
veren felicia
Novel
Sampiran Durian
Azul
Novel
My Broken Journal
Roka
Novel
Bronze
Alunan Langkah
Wida Ningsih
Novel
Sepi dan Emosi
Senna Simbolon
Cerpen
Bronze
Gagal Panen
Silvarani
Flash
Di Tengah Kemacetan...
Agung Prasetiarso
Cerpen
LUHITO
Lina Budiarti
Novel
Manusia-Manusia Naif Penantang Mara Bahaya (Inspired by True Stories)
Rainzanov
Flash
Bronze
Kakak Perempuan dan Adik LAKI-LAKI (Membicaralan Adam 20)
Silvarani
Novel
Langkah Cinta
YanuarSandieWijaya
Novel
RAYGA
ANNISA
Cerpen
Berisik
Yaraa
Rekomendasi
Flash
My Own Night World
Rexa Strudel
Novel
Temukan Aku!
Rexa Strudel
Flash
Kejar!!!
Rexa Strudel
Novel
Pinjol Pocalypse
Rexa Strudel
Novel
Dark Narrow
Rexa Strudel
Cerpen
Sniper
Rexa Strudel
Flash
(Bukan) Rumahku Istanaku
Rexa Strudel
Novel
Pesantren Warisan
Rexa Strudel
Cerpen
Sahabat Selamanya
Rexa Strudel
Flash
16.00
Rexa Strudel
Cerpen
Sang Kolektor
Rexa Strudel
Cerpen
Anti Crown
Rexa Strudel
Cerpen
Cermin Pukul Dua
Rexa Strudel
Flash
War Kingdoms
Rexa Strudel
Novel
Simbiosis Mutualmurder
Rexa Strudel