Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Gugur
0
Suka
5,493
Dibaca

Kata-kata beraroma sendu sudah biasa terdengar, seraya percikan hujan mendominasi, didukung petir menggelegar.

Bertubi-tubi kamu mendapat pukulan melalui kalimat, tapi dengan keyakinan diri, kamu percaya apa yang terlontar dari bibirnya adalah kesedihan amat mendalam.

"Kamu anak haram!"

"Seharusnya kamu mati!"

Fisikmu sudah memar, batinmu ikut membiru, hampir membusuk jika tidak punya harapan barangkali setelah melihatmu secara sering luka-lukanya dapat berguguran.

Kamu tahu benar, bukan kamu yang haram, melainkan kedua orang tua yang melakukan hal bejat dan membuahkanmu. Bukan kamu yang mesti mati, melainkan pemikiran sang bunda terhadapmu.

Iya, ini kisah sederhana, tapi rumit. Kisah klasik, tapi senantiasa menjadi topik tiada henti. Menjamur, dan berakhir menjadi budaya. Sungguh, kamu tidak paham letak kesalahanmu. Apakah hanya sebab kamu terlahir?

Namun, di luar kendali, kamu menyayangi sang bunda. Jauh amat dalam melebihi rasa sakitmu, kamu memahami bagaimana bunda bersedih. Saat mengandung, bunda selalu membagi kesedihannya kepadamu, membagi luka serta cemooh orang. Kamu selalu ingin memeluknya, kemudian berjanji akan membawa sinar.

Lantas ketika kamu harus tidak bernapas di kedua tangan hangat itu, kamu tidak paham; mengapa setelah lahir ke dunia, bunda tidak pernah membagi deritanya lagi, dan justru melampiaskan semua lara kepadamu?

Mengapa, seseorang begitu mudah menyakiti orang lain di luar diri, hanya karena mereka terluka?

Memberi luka besar, padahal belum tentu lukanya akan sebesar itu jika mau berbagi dibanding menghakimi.

Tubuhmu masih begitu mungil, tapi kamu pernah punya angan-angan tinggi untuk memeluk dan bersinar di hadapan bunda sehingga kamu bisa menyaksikan senyumnya meski secuplik.

Kamu gugur, harapanmu turut gugur.

Demikian, hatimu juga layu lalu mati. Kamu tidak ingin memahami lagi bagaimana situasi berjalan, kamu sudah terlalu lelah hingga pasrah.

Kamu membiarkan udara memanas turun, membiarkan telingamu tuli, dan bibirmu rapat sampai bisu.

Jika bisa mendaur ulang waktu soal perjanjian dari Tuhan yang bahkan jauh sebelum kamu lahir, kamu tidak mau memilih bunda sepertinya. Kamu, tidak sudi jika hanya dianggap sebagai timbangan berat.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Novel
Besties
Adila Afrida Z.
Flash
Gugur
Ilestavan
Skrip Film
What Lies Above
revin palung
Novel
Gold
KKPK Journey Of The Girls
Mizan Publishing
Cerpen
Bronze
Bagian terakhir dari hidup
Aldika R
Komik
FATPIRE -The Fat Sucking Vampire-
Yuwendi Yulius Gozali
Skrip Film
SEVENTH
Kiko
Flash
Last Day
An Zaliya
Novel
Terjeda
Syifa Fathonah
Komik
Bronze
A Warm Detour
Padithana
Flash
Gemuruh dalam Mimpi
Ayuningrum
Skrip Film
Indah In korea
Galang Vandi Mehisa
Novel
Bronze
DARI IRON MAN HINGGA KAKAK TERBAIK
Habibah Umniyyah sahla
Novel
BENANG TAKDIR
Ira A. Margireta
Komik
David and his ordinary life
Tri Agustinauli
Rekomendasi
Flash
Gugur
Ilestavan
Cerpen
Halo, Selamat Tinggal!
Ilestavan
Flash
Delusi Cinta
Ilestavan
Novel
VII Diebus
Ilestavan
Flash
Eskapisme
Ilestavan
Flash
Pena Tuhan
Ilestavan
Cerpen
Gandark
Ilestavan
Flash
The Last Painting
Ilestavan
Flash
Ketika
Ilestavan
Cerpen
Pretensi
Ilestavan
Flash
Kucing Pencuri
Ilestavan
Flash
Rasa Sakit
Ilestavan
Novel
Irama Bulan
Ilestavan
Flash
Secangkir Kopi tak Bersuara
Ilestavan