Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
"Pada waktunya, kau harus keluar dari sini, Tel. Kehidupan yang sebenarnya menunggumu di luar sana," kata suara itu, entah untuk ke berapa kalinya.
Namun, Tel tak ingin ke mana-mana. Ia hanya ingin di sini, melalui hari-hari dengan ritme yang sama: membuka mata, menggerakkan semua anggota tubuhnya, menyerap saripati protein, dan kembali tidur.
"Waktumu sebentar lagi, Tel." Suara itu kembali mengingatkannya.
Tapi Tel tak peduli. Satu hal yang ia yakini: tempat yang kini ia tinggali adalah rumah ternyaman yang pernah ada.
HINGGA milyaran tahun kemudian, sekelompok orang dikejutkan oleh apa yang mereka temukan di lubang galian itu: sebutir telur raksasa yang sudah menghitam serupa batu. Begitu keras, begitu kokoh.
"Telur apa ini?" Seseorang dari mereka bertanya.
"Entahlah. Mungkin telur dari luar angkasa?" jawab yang lain.
"Apakah mungkin ini telur dari planet yang sudah hancur itu?"
"Bumi maksudmu?"
"Ya. Siapa tahu. Mungkin ada teori yang bisa menjelaskan kenapa ia bisa sampai ke planet kita."
Sementara di dalam cangkang telur raksasa itu, karena mendengar suara-suara samar, Tel membuka matanya sejenak, lalu kembali tidur. Seperti yang sudah-sudah. *