"Kamu kemana saja, aku sudah menunggumu dari sepuluh tahun yang lalu?"

Sebuah pernyataan yang diucapkan oleh pria dewasa itu, pertemuan kami yang berawal dari rasa persaudaraan yang begitu kuat tentang palestina. Tidak sebuah pertemuan langsung, melalui pesan di media sosial. Namanya rahasia, aku beri panggilan kardesim (sebutan untuk kakak laki- laki yang berasal dari turki).

Kami saling menguatkan tentang apa yang terjadi pada saudara kami di palestina, saling mengungkapkan rasa sedih dan tidak kuatnya kami tentang apa yang terjadi disana. Sangat menyesakkan rasanya tidak bisa melakukan apapun, sungguh satu sama lain tak tahu harus bagaimana. Tapi dia adalah seorang kakak yang menguatkan seorang adik perempuan dengan baik.

Perkenalan itu membuatku bisa bertukar pikiran tentang turki dan pandangan disana. Sampai ditengah percakapan kami tentang usia. Ungkapan yang membuatku berfikir, jika memang kita bertemu sepuluh tahun yang lalu apa yang akan terjadi.

Sebuah keberuntungan luar biasa mengenalmu dari banyak manusia dimuka bumi ini. Pria asing yang sudah aku anggap sebagai kakak kandungku sendiri. Terima kasih sudah menjadi bagian dalam perjalananku bersuara untuk palestina. Semoga dirimu dan keluarga disana senantiasa dilindungi allah.

Aku ingin bertemu denganmu dan adik- adik di istanbul turki dan al aqsa. Aku ingin memberitahu kalian semua, dia adalah pria idaman, sangat menghormati wanita dan mencintai keluarganya.

Terima kasih kakak laki-lakiku...