Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Waktu adalah tipu daya. Sekali kau percaya, kau akan terperangkap di dalamnya.
Itu sabda yang pernah didengar Fuy dari seorang nabi entah siapa pada suatu persinggahan di kedai minum pinggir gurun.
"Kau lihat cangkang siput itu?" Ia mengarahkan telunjuknya ke ornamen di dinding kedai. "Waktu telah memerangkap kekosongan di dalamnya, sehingga kau akan selalu mendengar debur ombak di sana," ujar nabi entah siapa itu kepada Fuy.
"Aku mencari lorong waktu. Jika kau memang utusan Tuhan, tunjukkan aku jalan ke sana," tantang Fuy.
"Untuk apa kau mencari lorong waktu?" Sang nabi meminta penjelasan. Atau bisa jadi ia hanya penasaran.
"Ada yang harus aku selesaikan di masa laluku," jawab Fuy jujur.
"Siapa yang bisa menjamin kalau tidak akan pergi ke masa depan ketika memasuki lorong waktu?"
"Hanya karena aku manusia biasa bukan berarti semua kata-kataku berisi kebohongan."
Sang nabi terdiam sejenak. "Buka matamu," katanya kemudian kepada Fuy.
"Aku tidak memejamkan mataku dari tadi. Kenapa kau menyuruhku membuka mata?" Fuy protes.
Sang nabi tak menjawab. Dan hanya dalam hitungan detik hingga Fuy menyadari bahwa ia sudah berada dalam pusaran jam pasir, yang menyedotnya pelan-pelan, membawanya ke sisi waktu yang berbeda.
"Sampai kapan aku bisa memasuki lorong waktu di dalam jam pasir ini?"
"Sampai kau menyadari bahwa waktu adalah tipu daya belaka," jawab sang nabi, kemudian berlalu.
Dan, hingga hari ini, Fuy masih berada di dalam jam pasir itu, berusaha menyelesaikan sesuatu di masa lalunya. *