Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Apakah Kami Menuju Ke Arah Yang Sama
0
Suka
5,527
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

Saat aku berjalan ke suatu tempat, beberapa kali aku sempat melihat kendaraan-kendaraan yang menarik perhatian. Beberapa dari mereka hanya sekelebat lewat. Tak sedikit pula yang mengambang tinggi jauh di angkasa hingga tak mungkin ku raih begitu saja. Dan beberapa yang lainnya ada yang sempat berhenti dan menepi sejenak. Melihat kendaraan-kendaraan ini membuatku ingin berjalan pulang bersamanya. Harusnya ku tanya saja, bisa jadi kami menuju ke arah yang sama. Tapi nyaliku terlalu ciut, pada akhirnya aku hanya menunggu sampai kendaraan itu pergi, bersama orang lain yang bernyali jauh lebih besar dariku, atau mungkin bernasib jauh lebih beruntung dariku.

Aku saksikan sendiri bagaimana roda-roda itu mulai bergerak, membawa kendaraan itu menjauh tanpa meninggalkan lambaian selamat tinggal kepada ku. Yang ku terima hanya kepulan asap knalpot dan hempasan debu-debu seiring mesin-mesinnya menderu. Ia bahkan tak mempedulikan bahwa sepasang mata sedang membuntutinya, terus menatapnya hingga tampak setitik kecil di kejauhan, atau menghilang di balik pepohonan dan bangunan. Aku benar-benar hanya membuang-buang waktu, menunggu hal yang tak pernah berpikir untuk menungguku. Bahkan mungkin kendaraan itu tak pernah sadar bagaimana aku berdiri di belakangnya mengumpulkan keberanian untuk bertanya, dan menimbunnya berkali-kali dengan ketidakpercayaan diri.

Harusnya ku teruskan langkahku saja, toh aku terlalu pengecut untuk sekedar bertanya. Mungkin aku bisa lebih berani kepada kendaraan lain nantinya. Mungkin. Mungkin juga tidak. Bisa jadi aku akan belajar lebih banyak tentang bagaimana cara bertanya, dan mendapatkan kendaraan tepat untuk menuju ke arah yang sama, sambil terus bertanya-tanya apakah aku bisa menanyakan hal yang sama kepada kendaraan sebelumnya.

Mungkin memang begini baiknya, sekali pun aku tak punya cukup nyali untuk bertanya, setidaknya aku harus tahu bagaimana kendaraan itu akan pergi. Entah kenapa menyaksikan sendiri kendaraan itu pergi jauh lebih melegakan. Barulah setelah itu, aku bisa lanjut melangkah tanpa perlu bertanya-tanya lagi apakah kami menuju ke arah yang sama.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Novel
The Liar and His Flower
Sf_Anastasia
Skrip Film
Lompat
Muhammad Alfi Rahman
Flash
Tiket Terakhir
Yuli Harahap
Flash
Apakah Kami Menuju Ke Arah Yang Sama
Tichantika
Novel
Bronze
16 Km
Risna Pramesti
Novel
Bisakah aku menjadi milikmu?
Uswatun Hasanah
Skrip Film
ALBIRU (skrip)
Ratna Arifian
Flash
Perkara Dua Manusia
Justang Zealotous
Flash
FWB (Farah, Wulan, Bintang)
Xianli Sun
Cerpen
Bronze
Meminta sepuluh menit berharga dalam hidup Anda
Rifatia
Cerpen
Bronze
Pandanglah Langit Di Atas Sana, Maru!
Rere Valencia
Novel
Jalan Pulang
Kenya Indrasti M
Komik
Real Friend
kesia mora
Flash
Janji
Nisa
Novel
LEIKHUS
Alda Siti Dalilah Nursalam
Rekomendasi
Flash
Apakah Kami Menuju Ke Arah Yang Sama
Tichantika
Flash
Secangkir Kopi Bersamamu
Tichantika