Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Jika ada yang selalu dinantikan Zui dalam hidupnya, itu pastilah kecupan hangat Nyonya Sqi.
Begitu perempuan tua itu mengambil daun teh kering dari dalam kaleng, ia sudah merasakan debar di dadanya. Debaran itu akan terus bertambah ketika Nyonya Sqi mengambil pot dan menyeduh teh di dalam cangkir bermotif bunga petunia.
Nyonya Sqi akan mendiamkan tehnya sebentar sembari membuka koran sore. Perempuan tua itu akan membaca semua judul berita, dan begitu ia sampai pada halaman terakhir, ia akan kembali menaruh koran itu di atas meja, lalu meraih mengangkat cangkirnya.
Saat itulah Zui akan memejamkan mata, mencoba menikmati detik-detik paling berharga itu: bibir Nyonya Sqi akan mendarat di tubuhnya, memberinya sebuah kecupan hangat. Dan ia selalu mencium aroma kayumanis dari rongga mulut Nyonya Sqi.
Lalu ia akan bernyanyi menunggu Nyonya Sqi menghabiskan sore harinya di beranda belakang.
Ketika akhirnya ia kembali menjadi hujan, ia selalu menunggu saat yang tepat untuk luruh dan menjelma titik-titik air, yang kemudian jatuh ke sumur Nyonya Sqi.
Di sana, ia tak pernah sabar menunggu sampai mesin mengalirkannya kembali ke saluran pipa di rumah Nyonya Sqi, masuk ke dalam pot, menggelegak, dan terjun ke dalam cangkir bermotif bunga petunia.
Dalam wujud apa pun, pada siklus ke berapa pun, ia akan selalu kembali ke sana, untuk sebuah kecupan hangat itu. **