Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Hologram
7
Suka
5,843
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Hujan mengguyur jalanan ketika aku baru keluar dari sarang. Bulan ini adalah bulan di mana hujan banyak kerja lembur dan matahari terlalu banyak makan gaji buta. Aku terjang saja mereka yang menghalangi jalanku, menghalau harapanku. Enak saja. Tak ada yang boleh menghalangiku hari ini. Tidak ada.

***

Aku melihatnya. Ia yang kelak akan menjadi salah satu bagian masa depanku.Sudah hampir 6 bulan aku tak melihatnya. Kami berpisah jarak. Kesibukannya yang sangat luar biasa membuat kami terpaksa seperti ini. Aku memandangnya dari kejauhan dan tersenyum. Jika melihatnya tertawa saja sudah membuatku begini bahagia, lantas apalagi yang aku inginkan?

Dalam kurun waktu itu, banyak yang terlewat olehku. Bahkan ia mulai memelihara kumis dan jenggotnya pun aku tak tahu. Tapi itu tak masalah untukku. Ia terlihat jauh lebih menarik sekarang. Kulit putihnya dan wajahnya yang selalu terlihat muda nampak sangat serasi dengan kumis dan jenggot barunya itu. Bertambah satu hal lagi alasan untuk tetap menyayanginya dan bertahan di sampingnya.

“Metaaaaa... Kamu dateng juga?” ucapnya mengagetkanku.

Aku mengangguk. Mulutku rasanya terkunci oleh hati yang dag-dig-dug karena terlalu antusias bertemu dengannya.’Tentu saja datang. Mana mungkin tak ada waktu luang untuk menemuimu’.

“Ke sini sama siapa?” tanyanya lembut.

“Sendiri,” jawabku pelan.

Ia mengkhawatirkanku. Kepalan tanganku mengeras. Kupu-kupu kurang ajar yang memenuhi perutku tiba-tiba seluruhnya bergerak tanpa kuminta. Sepuluh menit yang lalu, aku melihatnya begitu bergairah dan enerjik di atas panggung, tetapi begitu turun, ia berubah menjadi lelaki yang hanya menunjukkan sisi manisnya kepadaku.

 “Ikut ke basecamp, kan? Nggak langsung pulang, kan?” tanyanya bertubi-tubi.

 Aku tak bisa menjawab apapun selain anggukan. Aku mengikutinya seperti anak bebek yang mengikuti jalan induknya. ‘Kemana pun ia mengajakku pergi, aku tak akan menolak,’ begitu janjiku dalam hati sebelum berangkat tadi. Persetan dengan omongan orang, yang terpenting adalah rasa rindu yang harus diobati ini.

 Kami tiba di penginapan dengan ditemani guyuran hujan yang lebih bersahabat dari sebelumnya. Ku telungkupkan topi jaket di kepalaku sambil berlari masuk. Hati-hati kemudian aku duduk di serambi. Aku tak melihatnya di manapun. Mungkin ia sudah masuk ke dalam kamarnya dan sedang istirahat.

 Tak berapa lama ia muncul dengan memakai sarung dan sandal mirip punyaku di bagasi tadi. Ia memegang handphone-nya sambil tersenyum ketika melihatku.

 “Makan dulu, yuk,” ajaknya.

 Ia membawaku ke belakang gerobak bakso yang bertengger di depan penginapan dengan sabarnya. Setelah mengambil beberapa isian, ia mempersilahkanku mengambil juga. Aku melihat mangkok itu kemudian tersenyum. Bahkan kesukaan kami pun sama. Bakso tanpa saos, sambal ataupun kecap. Bakso bayi kalau teman-temanku menyebutnya. Betapa sempurnanya bila kelak kita benar-benar bisa bersama.

Bunyi dering telepon terus menerus mengganggu ketika kami sedang makan.

 Handphone siapa sih itu? Bikin kesal aja,’ batinku kesal.

 "Halo, Sayang..." jawab sebuah suara di dekatku mengakhiri suara dering handphone. Aku tersenyum. Kecut. "Sudah saatnya aku kembali ke dunia nyata," batinku. Aku mengemasi barang-barangku kemudian pergi menantang hujan kembali untuk menuju ke dunia di mana aku berasal. Hujan yang terus membahasahiku membuatku untuk tetap tersadar dan terbangun dari mimpiku hari ini.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
ternyata lagi halu. 😭 eksekusinya baik plot maupun cara menulis apik. 💔💔💔💔/💔💔💔💔💔 4/5 dari saya. 🤗🙏
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Di Balik Senja
Kepo Amat
Flash
Hologram
Ganada Mocha
Novel
Bronze
I Want You, Uncle
Melon Soda Honey Lemon
Novel
Gold
Ayat-ayat Cinta
Republika Penerbit
Flash
Image dan Gengsi
Impy Island
Novel
Bronze
Sebatas Selat Sunda
intan elsa lantika
Novel
Bronze
Kumpulan Cerpen Cadis Luz
Cadis Luz
Novel
unbroken
Hadley
Novel
PANCA-GILA : Ucup left The Group
Alvin Raja
Novel
Jadi, Boleh Aku Mencintaimu?
Shinta Puspita Sari
Flash
Rindu Rumah
Rahmawati
Flash
Bronze
Permintaan Maaf
Alfian N. Budiarto
Novel
Semesta
langitabu
Novel
Ke Anyelir
Maryam Badrul Munir
Novel
Gold
KKPK Gerhana Pasti Berlalu
Mizan Publishing
Rekomendasi
Flash
Hologram
Ganada Mocha
Flash
Toilet
Ganada Mocha