Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Love Story
1
Suka
2,650
Dibaca

Yungi masih duduk di depan halte bus menunggu istrinya yang mungkin beberapa saat lagi akan keluar dari salah satu bus yang pastinya akan berhenti di halte itu.

Sudah menjadi kebiasaannya menunggu istrinya di sana, khususnya ketika ia libur kerja. Ia seorang pegawai tetap di sebuah perusahaan swasta dan ia hanya punya waktu libur hari Sabtu dan Minggu, sementara istrinya, Mina, adalah seorang guru piano di sebuah tempat les yang cukup populer namanya di kota mereka.

Sabtu dan Minggu adalah waktu kerja Mina yang cukup padat sebab pada saat itu banyak karyawan yang minat dengan musik belajar di tempatnya. Meskipun, waktu mereka tidak selalu sama khusunya libur, mereka selalu meluangkan waktu bersama di hari apa saja agar mereka bisa bersama, sekadar ngobrol, nonton, makan di luar atau jalan-jalan, menikmati udara dan lingkungan sekitar.

Yungi menatap ke sebuah bus yang tepat berhenti di depannya. Seorang perempuan muda berusia kira-kira 22 tahun menuruni bus disusul oleh seorang lelaki yang sepertinya seumur dengan perempuan itu. mereka duduk di sebelah Yungi dan mulai berbicara.

"Please, An! Kenapa kamu ga coba dulu! Kita kan bisa jalan dulu! Bener! Aku udah ga ada perasaan sama Sinta! Aku cuma terbawa suasana aja! Aku baru sadar kalau sukanya aku tuh sama kamu, An! Please! Terima aku dong jadi apcara kamu, hmmm?" sang lelaki rupanya tengah membujuk atau merayu perempuan itu agar mau menjadi pacarnya.

"Sinta itu temen aku, Jin! Kau gila kau meminta aku pacaran sama kamu padahal aku tahu Sinta juga punya perasaan sama kamu. Kenapa kamu ga coba sama Sinta, malah ke aku. Gimana sih? Kamu taruhan ya sama temen-temen kamu?" si perempuan menggelengkan kepalanya. Ia beranjak dari duduknya dan menjauhi sang lelaki.

"An, aku bakalan buktiin kalau aku beneran cinta sama kamu, bukan Sinta," teriak sang lelaki.

"Serah ah!" ujar sang perempuan dan ia sama sekali tak repot untuk menoleh ke arah lelaki dan malah memilih hujan-hujanan.

"An!" teriak lelaki itu.

Yungi dan lelaki itu saling menatap. Lelaki itu tersenyum malu.

"Maaf!" ujarnya.

"Semangat!" ujar Yungi sambil mengepalkan tangannya.

Sang lelaki menganggukkan kepalanya lalu menyusul sang perempuan, hujan-hujanan.

Yungi tersenyum sebab kejadian itu mengingatkan dia ketika dia mengejar Mina. Mereka saling kenal lewat temannya yang bernama Jun dalam sebuah acara nongkrong santai mirip goukon. Isinya bisa siapa saja dan biasanya teman antar teman dan mereka bawa teman masing-masing.

Waktu itu, Yungi sebenarnya akan diperkenalkan kepada Wendi, teman Mina dan juga Jun. Namun, saat mereka bertemu, matanya justru tak bisa lepas dari Mina. Wendi memang definisi perempuan cantik dan seksi dan itu tak terbantahkan. Siapa pun akan mengamini dan saking cantiknya, jika dianalogikan pada makanan, ia adalah definisi makanan yang terlalu manis. Dan Wendi menyadari itu, bahwa dia cantik dan dia memiliki banyak pengagum termasuk dirinya.

Namun, Mina beda urusan. Dandanan sederhana dan sikapnya yang tenang merupakan daya tariknya yang luar biasa. Kalau urusan cantik, dia memang kalah dengan Wendi, tapi urusan menarik, dia adalah jawaranya dan Mina tak pernah menyadari kelebihannya itu dan itu juga lah yang membuat Yungi tak bisa berpaling darinya.

Oleh karena itu, saat Mina pamit duluan untuk pulang ia memilih juga pulang dan mengikuti Mina dan mengajaknya berkenalan. Mina yang tahu bahwa Yungi adalah orang yang dibicarakan Wendi jauh sebelum pertemuan itu jelas menolak untuk diajak berkenalan. Ia tahu persis yang sedang dilakukan Yungi dan oleh karena itu, ia mati-matian menolaknya.

Perlu usaha yang nyata untuk akhirnya mendapatkan Mina di pelukannya. 100 kali ia melamarnya dan selama itu pula Mina menolaknya. Sampai akhirnya yang ke-101 saat Yungi menggagalkan acara lamaran lelaki lain di keluarga Mina, Mina akhirnya menerimanya.

"Kamu lelaki gila!" ucap Mina sambil memukul kepala Yungi dengan buket bunga yang diberikan kepadanya sebelumnya.

"Kamu boleh memanggilku apa saja, aku tak peduli. Tapi sekarang artinya kau dan aku bersama, bukan?" tanya Yungi menatap Mina dalam.

Mina tersenyum. Ia menganggukkan kepalanya.

Yungi tersenyum lega.

"Kalau begitu, ayo kita menikah!" ucap Yungi sambil mengeluarkan kotak cincin dari dalam saku celananya.

"Kamu benar-benar gila!" ucap Mina sambil menganga.

"Kamu yang membuatku begitu!" jawab Yungi.

"Tolong terima aku." Yungi memohon. Mina mengiyakan dan keduanya berurai air mata.

Enam bulan kemudian mereka melangsungkan pernikahan secara sederhana. Wendi hadir di sana dan bahkan memberitahu bahwa ia tengah dekat dengan Evan, seorang karyawan yang menjadi murid di tempat les pianonya. Mina menyelemati.

Begitulah!

Mereka sudah sepuluh tahun menikah dan dikaruniai anak laki-laki dan perempuan berusia tujuh dan lima tahun. Anak mereka sedang dibawa oleh kakek dan neneknya jalan-jalan ke Singapura saat itu. Makanya Yungi menunggu di halte bus sendirian.

"Ah, maaf, pasti lama menungguku, ya!" suara yang tak asing lagi menyambut Yungi yang sudah siap berdiri dengan payungnya.

"Tidak masalah! Aku bisa menunggumu selama seribu tahun. Aku ada di sini!" ucap Yungi.

"Gombal! Apaan sih!" Mina memutar matanya.

Yungi tersenyum. Ia menggaet pinggang istrinya dan mulai berjalan memasuki apartemen yang tidak jauh dari halte bus.

"Aku baru saja video call dengan anak-anak dan mama Papa. Mereka bilang akan extend tiga hari," ujar Mina,

"Memang bisa?" tanya Yungi.

"Bisa, katanya. Mereka sudah mengurusnya." Mina menjawab.

"Oh, bagus kalau begitu!" ucap Yungi.

"Kenapa?" Mina menghentikan langkahnya sambil menatap Yungi heran.

"Kita bikin dede lagi!" ujar Yungi dengan nada tengil.

"Ih dasar!" Mina terlihat malu.

"Hayu buruan masuk!" ucap Yungi.

"Kenapa?" tanya Mina.

"Ga kuat!" jawab Yungi.

"Ga kuat apa?" Mina mengernyitkan alisnya.

"Pengen cium kamu lah!" bisik Yungi.

Mina dengan gesit memukul dada Yungi.

"Tsukebe, dasar!" Mina bersungut.

Yungi tersenyum.

Ketika mereka sampai di balik pintu, mereka sudah saling menautkan bibir dan membiarkan diri mereka tenggelam dalam perasaan hangat dan perhatian.

"I love you," bisik Yungi.

"I love you too!" lirih Mina.

Dan mereka saling menyunggingkan senyuman.

Tamat

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Romantis
Flash
Love Story
Raden Maesaroh
Novel
Rindu Yang Tak Pernah Diam
Iir
Novel
Gold
Miss Beauty & Mr. Brain
Bentang Pustaka
Novel
Balada Perawan Tua
Da Pink
Novel
Fear Under Spotlight
Nilakandi Lazuardi
Novel
Bronze
HUMAN EYESIGHT
Safina Tri Maharani
Novel
Bronze
Solomon Brothers
Artha Julie Nava
Flash
Riang Dalam Hening
Akara Drawya
Novel
Bronze
The New Book of Nobel (satu pesan untuk jam-andine)
Katyusha
Cerpen
501 : When We Meet Again
Oktafiana
Cerpen
Takdir Cinta
Areta Swara
Skrip Film
Percaya Ini Rindu
Soerja HR Hezra
Flash
Pulang
Fajar R
Novel
MILAN-Kasih tak Sampai
Fitriya
Novel
Pengantin Palsu Ceo Arogan
YOSSYTA S
Rekomendasi
Flash
Love Story
Raden Maesaroh
Novel
Tetaplah di Sampingku
Raden Maesaroh
Flash
Seperti Permen
Raden Maesaroh
Novel
YANG BULAN SAKSIKAN
Raden Maesaroh
Cerpen
Fate
Raden Maesaroh
Novel
Fantasi
Raden Maesaroh
Novel
Happy
Raden Maesaroh