Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Nirleka
0
Suka
413
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Mentari perlahan men jingga dengan sekotak kertas beraroma vanila menjadi teman uraian perasaan ku diatasnya.

Mencoba mengotori putih bersih permukaannya, aku menceritakan sebuah kisah padanya.

Ba'da Ashar, sekumpulan burung bangau tampak mencari peruntungannya di bibir pantai. Kumpulan yang indah itu mengharapkan seekor ikan yang malang melintas di sekitar burung bangau. Beberapa menit kemudian, salah satu burung bangau memisahkan diri dari kawanan dan sedikit menjauh mencari mangsanya. Lalu salah satunya lagi, mengikuti burung bangau yang pergi tersebut.

Aku yang sedari tadi duduk sambil mendengarkan lirik yang Michael Buble ucapkan pada lagu yang berjudul "Home" itu menemani perhatian ku pada kedua bangau yang memisahkan diri tersebut. Kedua bangau itu, tidak saling meninggalkan saat para kawanan sudah berpindah ke bibir pantai yang lain.

Aku masih disana, memperhatikan bangau-bangau itu. Lalu seketika ia terbang beriringan dan menjauh lagi dari sana, entah kemana mereka pergi. Aku kembali berfokus pada kertas yang akan ku isi dengan uraian kisah.

Aku mulai menulis tentang dia,

Dari rindu di seberang sungai, kuhantarkan kerinduanku pada angin dan juga awan agar disampaikan padanya yang mengetahui segala isi hati hambanya.

"Ya Allah, hari ini aku tidak begitu baik, pikiran ku terbawa pada sebuah fase dimana aku yang masih ragu pada kemampuanku. Hari ini, aku hanya membolak balikan buku dan langkah-langkah ku. Entah seperti ingin mengutarakan sesuatu namun aku belum berkuasa untuk hal itu. Apakah aku benar ingin atau hanya sekedar bermain-main? Apakah aku seharusnya berkeinginan untuk itu atau tidak seharusnya?"

"Ya Allah Yang Maha Mengetahui dan yang berkuasa atas membolak balikan hati seseorang, aku menyukainya namun bukan lagi untuk bermain peran dan bersandiwara sebagai kekasih yang baik. Aku menyimpannya dalam hati dan do'a agar kelak dipertemukan dengan keinginan yang sama yakni membangun bahtera rumah tangga. Apakah aku pantas, Ya Allah?"

"Kau Maha Tahu apa yang tak ku ketahui, bagiku dia seperti matahari, menggelapkan pandangan namun menerangi kehidupan. Sedangkan aku, hanya seperti teratai yang terus mengapung dan terkadang berbunga dengan sangat indah terkadang pula hanya kuncup lalu patah. Dan apakah Teratai bisa menyentuh matahari sejenak?"

Selembar kertas lainnya ku tuliskan lagi pertanyaan hatiku.

"Atau biarkan aku terus bersamanya meski dalam kekeringan ataupun kebanjiran, dalam keheningan ataupun keramaian, dalam kegemilangan ataupun keterpurukan. Bisakah Ya Allah? meski aku harus terbakar olehnya, izinkan sekejap saja untuk menatapnya lebih lama tanpa menggelapkan pandangan ku."

"Ya Allah, aku memohon restu mu. Aku mengikrarkan bahwa aku akan Mengkhitbah Matahari meski aku akan lenyap jika berdekatan dengannya. Namun harapanku hanya satu, hidup selamanya bersamanya."

Ponselku berdering, sebuah panggilan masuk dari Ibu ku.

"Assalamualaykum, Mak. Aku punya kabar baik. Berilah restu pada anakmu ini untuk mengkhitbah salah satu cahaya yang dijaga oleh Allah."

"Apakah itu, nak?"

"Apa seharusnya aku menikah? atau terus melanglang buana?"

"Kalau menurut mamak, mending pulang dan tetapkan hatimu disini."

"Baiklah, namun restui aku pada matahari yang terik esok hari, Mak. Assalamualaykum."

"Wa'alaykumsalam."

Aku kembali mengambil selembar kertas beraroma vanila lagi dan ku tuliskan kalimat,

"Izinkan aku mengkhitbahnya."

Selepas menyaksikan bangau-bangau yang menuntun ku pada sebuah pikiran cemerlang, adzan Maghrib pun terdengar.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
Gadis
Melia
Flash
Nirleka
Yosephine Syah
Novel
Salju Terakhir
Liliyanti
Novel
THE LIGHT OF TEARS
Indy Nurliza Zulfianti
Flash
Secangkir Kopi tak Bersuara
Ilestavan
Cerpen
Pertaruhan Reputasi Darmadi
Angga Wiwaha
Novel
Gold
The Puppeteer
Mizan Publishing
Flash
Anosmia
MAkbarD
Flash
ToxiC
Art Fadilah
Novel
Bronze
Kana
Halimah tusakdiah
Novel
Gold
Tukar Tambah Nasib
Falcon Publishing
Novel
Bronze
The Lost Puzzle
BOne
Novel
Bronze
Kattok Mencari Dalang
Gusty Ayu Puspagathy
Novel
Antara Kamu dan Guru BK
Mustofa P
Novel
ALBERT EFFENDI
Nada Lingga Afrili
Rekomendasi
Flash
Nirleka
Yosephine Syah