Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Tidak Hanya Wanita
1
Suka
18,871
Dibaca

Gelap. Tapi ada panas yang samar di pelupuk mata. Setelahnya, matanya yang besar kemudian terbuka. Cahaya horizontal membentuk bayangan di wajahnya.

Pada seragam sekolah TK-nya yang acak-acakan, ada penunjuk nama Mila. Boneka beruangnya melekat dalam dekap. Telapak tangan Mila mendorong pintu. Kakinya ke luar lemari dan menjejak di lantai dengan ragu-ragu. Kegelapan seketika berganti dengan sinar seolah nyalanya tungku.

Pendengarannya menangkap teriakan dan sahut-sahutan yang riuh. Asalnya dari pemilik suara bariton dan sopran yang beradu angkuh.

“Kamu egois,” kata Suara Bariton.

Suara Sopran membalas, “Kamu... aku... lemah,” dengan terputus-putus.

“Kamu istriku, nurut dong sama aku.”

Isakan tangis berlangsung beberapa saat sebelum digantikan dengan suara bantingan. Mila terkesiap.

“Aaargh,” teriakan tertahan muncul dari Suara Bariton.

Bukan hanya bantingan, kali ini bunyi kaca pecah mengisi gendang telinga. Tidak hanya sekali, tapi berentetan. Mila memegang dada seakan-akan menghentikan degupan jantungnya yang semakin kencang.

“STOP!” Ini kali Suara Sopran yang layangkan perintah.

Suara tamparan berbuah kesunyian.

Mila berjingkat-jingkat ingin mendekati tempat kejadian perkara.

“SINI KAMU!”

Jeda semenit kemudian, “Aaargh,” teriak Suara Bariton.

Mila berhenti. Derap langkah bertalu-talu mendekati kamarnya. Mila kembali ke lemari. Tergesa-gesa menutup pintu agar ia tersembunyi dengan sempurna.

Mila menutup mulut dan menahan perut agar napas tidak berembus.

Pintu lemari terbuka. Suara Sopran muncul di hadapannya. “Cepat, Nak. Ikut Mama. Kita harus pergi! Sekarang juga.”

Tangan Mila tertarik dan kakinya terseret ketika Mama menggandeng lengannya, sampai-sampai boneka beruangnya terlepas. Keduanya silam dari pandangan.

Sunyi dan sepi menyelimuti.

***

Tidak sampai setengah jam kemudian, seorang laki-laki masuk ke dalam kamar dengan langkah yang tergopoh-gopoh.

“Milaaa,” panggilnya. “Nak! Mila sayaaang.”

Suara Bariton meneliti seluruh ruangan, termasuk pintu lemari yang terbuka lebar. Meskipun telah melihat lemari itu dipenuhi baju-baju semata, ia tetap memeriksanya.

Bahunya melorot menyadari orang yang ia cari tidak ada di sana. Ia memiringkan wajah dan pandangan matanya tertubruk pada sebuah benda. Boneka beruang milik Mila.

Ia mengambilnya dan terduduk lemas di pinggiran tempat tidur. Ia lalu menengadahkan kepala.

Tampaklah wajahnya yang penuh lebam dan goresan berdarah. Dahinya dibalut perban yang tidak dapat menyembunyikan bercak merah. Ia meringis karena gembung pipi yang tidak juga mereda.

Perlahan-lahan air mata mengaliri pipinya. Benaknya dipenuhi kebingungan yang melanda. Bagaimana jelaskan pada dunia bahwa ia bukanlah pelaku dan justru ia yang harus menyelamatkan Mila?

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Flash
Tidak Hanya Wanita
SURIYANA
Novel
LACUNA
shereenese
Komik
In Silence
Adelina Pakpahan
Skrip Film
SEHARI SAJA
ine dwi syamsudin
Skrip Film
Selingkuh
M Fadly Hasibuan
Skrip Film
MONA
Arienal Aji Prasetyo
Skrip Film
Burjo Borju
Hardian
Skrip Film
Mom War
Rika Kurnia
Skrip Film
Kinanthi
Hasna Rafida Sari
Skrip Film
Yang tertinggal, rasa, cinta, di masa depan
Maina Zegelman
Flash
Pesan tanpa Jeda
Martha Z. ElKutuby
Flash
Andai Aku Bisa
Ralali Sinaw
Cerpen
Di Antara Sarkas dan Pelukan
Septia Arya Nugraha
Novel
Searching True Love
Karen Agatha
Novel
Di Antara Kelahiran dan Kematianku, Ada Kamu sebagai Hidup
Rafael Yanuar
Rekomendasi
Flash
Tidak Hanya Wanita
SURIYANA
Flash
Apa Artinya Cinta
SURIYANA
Flash
Tiga Menit untuk Selamanya
SURIYANA
Cerpen
Kembar Satu Jiwa
SURIYANA
Cerpen
Karmini Karmila
SURIYANA
Flash
TERLALU BAIK
SURIYANA
Flash
BAHASA
SURIYANA
Cerpen
Pashmina Perpisahan
SURIYANA
Cerpen
Ibuku Bukan Ibu-Ibu
SURIYANA
Flash
Sang Pengasuh
SURIYANA
Flash
Badut
SURIYANA
Cerpen
Cinta yang Tersisa
SURIYANA
Flash
Mengakhiri Kesendirian
SURIYANA
Cerpen
Obituarium
SURIYANA
Cerpen
Nanti juga Bahagia
SURIYANA