Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Horor
Jalan Setapak
0
Suka
504
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Di minggu sore yang cerah, Dito memutuskan untuk mengambil jalan ke pedalaman hutan yang sebenarnya merupakan jalan paling dekat menuju rumahnya. Dito jarang sekali ke sana bukan karena jalan tersebut menakutkan seperti rumor-rumornya. Dia tidak terlalu memikirkan persoalan itu. Alasan dia tidak mengambil jalan itu karena Dito sudah terbiasa pulang pergi dari pekerjaannya atau lain-lain dengan berkendara. Dito harus melalui jalan setapak ini karena mobilnya sedang diperbaiki.

“Nyak.”

“Hayu, hayu.”

Dito mulai masuk setelah dia berpisah dengan teman sehobinya. Semakin dalam dia masuk cahaya matahari semakin redup karena pohon-pohon yang rapat juga tanda bahwa jam ke malam semakin dekat. Suasana sangat sepi hanya diisikan suara-suara jangkrik atau suara dari serangga kecil lainnya. Jalan ini sebenarnya cukup sering dilalui warga desa. Dito juga pada saat itu berpapasan dengan beberapa orang.

Ada semacam perasaan nostalgia karena mungkin sudah begitu lama tidak melewati jalan ini. Di pertengahan jalan ketika dia kembali mengingat masa lalu Dito dihentikan oleh percabangan jalan. “Dulu enggak ada kanan kiri deh, lurus-lurus aja.” Jalannya tidak lurus tetapi memang hanya satu jalan. “Ujungnya kemana ya yang kanan?” Begitu kata hatinya berbicara. Karena waktu semakin maju ke malam, Dito bergegas saja mengikuti yang dia ingat.

Matahari tenggelam lebih cepat dari yang Dito duga. “Terlalu banyak mikir gak kerasa udah malem aja,” kata Dito menghilangkan rasa kesepiannya. “Sayang sekali padahal di depan bisa lihat pemandangan desa.”

Hutan ini adalah kaki gunung. Daratannya sedikit lebih tinggi. Jalan setapaknya membentuk huruf S. Tidak lama dari posisi Dito terdapat area terbuka tepat menghadap ke desa dan perkotaan. Namun, ketika sampai di sana dia sangat-sangat terkejut dan rasa senangnya berubah waswas. Suara-suara serangga yang tadinya masih ramai tiba-tiba senyap menciptakan suasana yang benar-benar tanpa suara. Saat dia memandang ke arah desa instingnya berteriak, “LARI.”

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Horor
Flash
Jalan Setapak
Bima Kagumi
Novel
Pesantren Desa Darungan
fenoadinaya
Flash
Bronze
Pertemuan Arwah
Dewie Sudarsh
Novel
Bronze
KEMPONAN
Hesti Ary Windiastuti
Flash
Lukisan Rendra
Rafael Yanuar
Novel
MISTERI RUMAH BAMBU DI BUKIT WINGIT
Embart nugroho
Flash
Bronze
Kutukan kastil tua
HERLIYAN BERCO
Cerpen
Bronze
Dasi Kupu-Kupu
SUWANDY
Novel
HILANG DI BUNIAN
Shira Aldila
Cerpen
Bronze
Burung Pembawa Kematian
Khairul Azzam El Maliky
Novel
Bronze
ATM Antrian Tengah Malam
Herman Sim
Flash
Bronze
Pis Bolong
Bakasai
Novel
Bronze
Petaka Tambang Emas Berdarah
Achmad Benbela
Cerpen
Bronze
Menjemput Jiwa
SURIYANA
Novel
Wuri: Kutukan Wewe Gombel
Roy Rolland
Rekomendasi
Flash
Jalan Setapak
Bima Kagumi
Cerpen
05 Path to Happiness
Bima Kagumi
Cerpen
04 Dia Tabib
Bima Kagumi
Novel
Proyek Superkuasa
Bima Kagumi
Flash
Hanya Sampah
Bima Kagumi
Cerpen
Bronze
02 Balasan Penuh
Bima Kagumi
Novel
The Other Sides: Next World
Bima Kagumi
Cerpen
03 Rumah di Keabadian
Bima Kagumi
Cerpen
01 Pemuja
Bima Kagumi
Flash
Terbaik Selamanya
Bima Kagumi
Flash
Pagi yang Damai
Bima Kagumi
Novel
Proyek Superkuasa Part 2
Bima Kagumi
Novel
Dark Magic
Bima Kagumi