Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Horor
Jalan Setapak
1
Suka
5,963
Dibaca

Di minggu sore yang cerah, Dito memutuskan untuk mengambil jalan ke pedalaman hutan yang sebenarnya merupakan jalan paling dekat menuju rumahnya. Dito jarang sekali ke sana bukan karena jalan tersebut menakutkan seperti rumor-rumornya. Dia tidak terlalu memikirkan persoalan itu. Alasan dia tidak mengambil jalan itu karena Dito sudah terbiasa pulang pergi dari pekerjaannya atau lain-lain dengan berkendara. Dito harus melalui jalan setapak ini karena mobilnya sedang diperbaiki.

“Nyak.”

“Hayu, hayu.”

Dito mulai masuk setelah dia berpisah dengan teman sehobinya. Semakin dalam dia masuk cahaya matahari semakin redup karena pohon-pohon yang rapat juga tanda bahwa jam ke malam semakin dekat. Suasana sangat sepi hanya diisikan suara-suara jangkrik atau suara dari serangga kecil lainnya. Jalan ini sebenarnya cukup sering dilalui warga desa. Dito juga pada saat itu berpapasan dengan beberapa orang.

Ada semacam perasaan nostalgia karena mungkin sudah begitu lama tidak melewati jalan ini. Di pertengahan jalan ketika dia kembali mengingat masa lalu Dito dihentikan oleh percabangan jalan. “Dulu enggak ada kanan kiri deh, lurus-lurus aja.” Jalannya tidak lurus tetapi memang hanya satu jalan. “Ujungnya kemana ya yang kanan?” Begitu kata hatinya berbicara. Karena waktu semakin maju ke malam, Dito bergegas saja mengikuti yang dia ingat.

Matahari tenggelam lebih cepat dari yang Dito duga. “Terlalu banyak mikir gak kerasa udah malem aja,” kata Dito menghilangkan rasa kesepiannya. “Sayang sekali padahal di depan bisa lihat pemandangan desa.”

Hutan ini adalah kaki gunung. Daratannya sedikit lebih tinggi. Jalan setapaknya membentuk huruf S. Tidak lama dari posisi Dito terdapat area terbuka tepat menghadap ke desa dan perkotaan. Namun, ketika sampai di sana dia sangat-sangat terkejut dan rasa senangnya berubah waswas. Suara-suara serangga yang tadinya masih ramai tiba-tiba senyap menciptakan suasana yang benar-benar tanpa suara. Saat dia memandang ke arah desa instingnya berteriak, “LARI.”

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Flash
Besok Pagi, Ketika Matahari Terbit
Ikhsannu Hakim
Flash
Jalan Setapak
Bima Kagumi
Flash
Parkir Rektorat
anaibeterbangan
Flash
Malam dan Kesepian
anaibeterbangan
Flash
Mawang
anaibeterbangan
Flash
Sesuatu di bawah Tempat Tidur
D.Agustin
Flash
Anak Kecil dibalik lemari
anaibeterbangan
Cerpen
Bronze
Kuyang
Glorizna Riza
Novel
Gold
The Motion of Puppets
Mizan Publishing
Skrip Film
KUNTI DAN BARON BIRU
Katyusha
Novel
Dikendalikan dari Mimpi (Oneshot)
Faizal Ablansah Anandita, dr
Flash
Fever
Rama Sudeta A
Komik
Bakso Beranak dalam Kubur
yanagi kaichu
Flash
Bronze
Horror school
Miss Anonimity
Flash
Nanti di Kubur Ya!
Syashi Ammar
Rekomendasi
Flash
Jalan Setapak
Bima Kagumi
Flash
Terbaik Selamanya
Bima Kagumi
Cerpen
Regulasi
Bima Kagumi
Cerpen
08 Air Suci
Bima Kagumi
Cerpen
Debu Pembangunan
Bima Kagumi
Cerpen
03 Rumah di Keabadian
Bima Kagumi
Flash
Hanya Sampah
Bima Kagumi
Cerpen
02 Balasan Penuh
Bima Kagumi
Cerpen
01 Pemuja
Bima Kagumi
Cerpen
09 Halaman Kosong
Bima Kagumi
Cerpen
Glitched Apocalypse
Bima Kagumi
Cerpen
07 Raesha
Bima Kagumi
Cerpen
Bronze
06 Sang Pengamat
Bima Kagumi
Novel
Proyek Superkuasa
Bima Kagumi
Novel
Proyek Superkuasa Part 2
Bima Kagumi