Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Kau tahu ‘kan hidup itu terkadang kejam? Sekalipun dunia ini indah, tetapi untuk mendapatkannya butuh banyak pengorbanan, perjuangan, dan ada kalanya air mata.
Lihat saja. Untuk mendapatkan nilai yang bagus, kau harus belajar mati-matian, mempersiapkan waktu dan tenaga. Syukur-syukur kau dikaruniai otak encer dan brilian. Itu pun tidak menjadi jaminan hidupmu di masa mendatang pasti sukses. Ada kok, orang-orang jenius yang ternyata hidupnya tidak bahagia. Sukses iya, tetapi tidak bahagia. Orang-orang seperti ini mengorbankan kebahagiaannya.
Bagaimana dengan yang dikaruniai otak pas-pasan? Sudahlah kau lahir dari keluarga biasa-biasa saja atau mungkin dibawahnya. Kau tentu butuh usaha ekstra untuk mendapatkan nilai-nilai bagus di sekolah, demi bekal masa depan. Kau tahu sendiri ‘kan, bekerja itu butuh pendidikan dan skill lainnya.
Orang-orang dengan ekonomi yang pas-pasan juga memiliki kesulitannya sendiri. Beruntung di zaman sekarang ada program sekolah gratis sampai jenjang menengah atas. Zaman dulu? Boro-boro sampai menengah pertama. Banyak juga yang tidak lulus sekolah dasar. Orang tuamu sendiri hanya lulusan SD.
Kau tentu ingat istilah beauty is pain. Kecantikan itu menyakitkan. Untuk mendapatkan wajah cantik atau tampan rupawan, ada proses-proses yang harus kau lalui yang seringkali menyakitkan. Pakaian, skincare, bahkan operasi plastik, jelas butuh pengeluaran ekstra. Untuk mendapatkan body goals pun memerlukan usaha keras.
Sekali lagi, ini bukan tentang orang-orang yang mendapatkan privilege sejak lahir.
Bagi orang-orang kelas menengah sepertimu, bagi orang yang biasa-biasa saja, mungkin butuh perjuangan dan pengorbanan lebih banyak untuk mendapatkan sesuatu. Yah, mungkin tidak semuanya. Kau tahu itu, bukan? Kau tidak bisa membandingkan hidupmu dengan orang lain, karena jelas sangat berbeda. Tidak bisa apple to apple.
Yang bisa kau bandingkan hanyalah dirimu sendiri. Dirimu yang dulu dengan dirimu yang sekarang.
Kau tentu tahu bagaimana pengorbanan orang tuamu dulu. Kau sendiri juga mengorbankan hal-hal yang baru sekarang kau sadari, bahwa itu penting. Namun, seiring perjalanan waktu, kau mampu mengubah hidupmu.
Sayangnya, sepertinya itu belum cukup. Sekali lagi kau harus membuat pengorbanan besar untuk mendapatkan sebuah pelajaran berharga.
Pelajaran yang teramat mahal yang mengancam masa depan. Masa depan keluargamu dan anak-anakmu.
Hidup kadang-kadang sebercanda itu.
Mungkin ini adalah cara Tuhan untuk menegurmu. Teguran yang keras dan tegas agar kau melihat kembali perjalanan hidupmu. Agar kau ingat karena siapa kau memperolehnya. Agar kau sadar, bahwa hidup itu adalah tentang selalu berkerja keras dan berkorban, sampai napasmu berhenti dan tubuhmu kaku kembali ke tanah.
Kini, kau harus berjuang untuk bangkit dari keterpurukan. Berjuang lebih keras. Berkorban lebih banyak. Entah, apakah masih ada yang bisa kau korbankan lagi dari hidupmu sekarang.