Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Tak Seperti Ayah
0
Suka
808
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Dulu, ketika ayah masih bekerja, seberapa pun sibuknya, ayah selalu menyempatkan diri menelepon ke rumah untuk berbicara dengan ibu. Meski hal yang dibicarakannya hanya seputar menu makan malam. Hal remeh yang sebenarnya tidak perlu ditanyakan, karena apa pun yang dimasak oleh ibu selalu ayah habiskan.

Dulu, ayah pernah memberitahuku, kalau setiap malam, di saat ibu sudah terlelap, diam-diam ayah selalu mengecup kening ibu. Katanya, sebagai bentuk kasih sayang juga rasa terima kasih karena telah bersedia mengurusi ayah juga anak-anaknya hingga lelah dan tanpa pamrih.

Dulu, aku sering melihat ayah berlaku iseng kepada ibu hingga membuat ibu berwajah cemberut. Ketika kutanya alasannya, ayah menjawab, "Supaya ibumu tidak merasa bosan dengan diajak sedikit bercanda."

Dulu, aku berpikir, alangkah romantisnya kedua orang tuaku. Ayah yang selalu mengabari ibu ketika di kantor, dan ibu yang selalu berdiri di sudut ruang tamu sambil berbicara dengan ayah melalui telepon. Bak anak remaja zaman sekarang yang tengah di mabuk asmara. Tingkah laku keduanya membuatku iri dan telanjur berharap bahwa aku akan menjadi seperti mereka setelah menikah nanti.

Namun ...

Sekarang, setelah menikah, tak seperti ayah, suamiku tak pernah memberi kabar apa pun ketika berada di kantor. Dari pagi hingga sore hari, jika bukan aku yang menghubunginya, aku tak akan pernah tahu bagaimana kabarnya. Mirisnya lagi, dia malah melontarkan pertanyaan sejenis "kenapa" dan "ada apa". Membuatku berpikir kalau tidak ada hal penting sebaiknya aku tak menghubunginya.

Sekarang, setelah menikah, tak seperti ayah, suamiku tak pernah mengecupku jika bukan karena hanya kebutuhan bilogisnya semata. Dia juga tak pernah bertanya tentang keseharianku di rumah. Bagaimana perasaanku, lelahnya aku mengurus anak, juga betapa jenuhnya aku menghabiskan seluruh waktu di rumah tanpa bisa ke mana-mana. Mungkin, dia berpikir bahwa selama ini aku baik-baik saja.

Meski begitu ...

Meski tak seperti ayah, suamiku selalu berusaha memberikan fasilitas terbaik untuk aku dan anakku agar selalu merasa aman dan nyaman ketika berada di rumah.

Dan ...

Meski tak seperti ayah, suamiku, walau lelah, ia bekerja sangat keras agar dapat menghidupi dan memenuhi seluruh kebutuhan keluarga kecil kami.

Sekali lagi ...

Meski tak seperti ayah, tak romantis, tak humoris, juga jarang sekali bersikap manis, suamiku tak pernah sekali pun melirik wanita lain. Baginya, apa yang dimilikinya di rumah sudah cukup membuatnya merasa puas.

Dan, meski tak seperti ayah, suamiku adalah lelaki yang penuh rasa tanggung jawab.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
Kreator & Kacamata - The Anthology
Kosong/Satu
Flash
Tak Seperti Ayah
Emma Susanti
Novel
Bronze
Anak Elang Vivian
Annsilly Junisa
Cerpen
Antara Irman, Aku, dan Kucing Kesayanganku
Habel Rajavani
Novel
Bronze
Senja di Pendakian Terakhir
Randy Satrya
Flash
A Better Place For
Leaf
Flash
Yosep Sang Pemimpin
Maldalias
Novel
TRAUMA
Nimas Rassa Shienta Azzahra
Novel
Bronze
Pesona Ayah
Ana Yuliana
Novel
Bronze
Ajari Aku Syahadat Cinta (Novela Edisi Revisi)
Khairul Azzam El Maliky
Flash
Bronze
KOMPAS
Riswandi
Novel
Bronze
I'M CONFUSED NOW
Aurelia Fransiska Wijaya Kusuma
Novel
Bronze
Dan Si Tragedi Itu Bercerita
Nayla F.M.
Novel
Bronze
Surat Merah Jambu
Desma_F3
Novel
Bronze
(Un) happy Marriage
Citra Wardani
Rekomendasi
Flash
Tak Seperti Ayah
Emma Susanti
Flash
Bronze
Akhir Cinta Rahasia
Emma Susanti
Novel
SANG PELAHAP JIWA
Emma Susanti