Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Pagi itu, Rika bangun terlambat daripada biasanya. Hal ini dikarenakan Rika mengerjakan PR hingga larut malam. Dia pun bergegas dan masih ada waktu 10 menit untuk tiba ke sekolahnya, buru-buru mengenakan seragam dan mengambil tas. Rika menjadi resah, membayangkan jika gerbang sekolahnya akan ditutup dan tidak diizinkan masuk, maka sia-sia lah usahanya semalam suntuk untuk menyelesaikan PR-PR nya.
Sebelum keluar rumah, Rika menyadari ada sesuatu yang aneh terjadi. Dia kaget melihat jam dinding, bahwa jam di dindingnya tidak sama dengan jam di telepon genggam miliknya. Semua jam di rumah menunjukkan pukul 7:05 pagi, sedangkan jam di telepon genggam nya pukul 6:05 pagi yang berarti satu jam lebih lambat. Sepertinya ada kesalahan pada pengaturan jam ditelepon genggam nya.
Rika berlari pergi menuju ke sekolah, dengan membiarkan pagar rumahnya terbuka begitu saja dan masih merasa kesal dengan apa yang terjadi. Ketika tiba, ternyata gerbang sekolah sudah tertutup. Tubuh nya lemas seketika. Dia lanjut berlari hingga ke depan gerbang untuk meminta tolong pada Pak Ujang, Satpam sekolah.
“Pak Ujang ... Pak Ujang ...” Tapi tidak ada siapa-siapa. Rika mencoba mendorong gerbang sekolah, alhasil terkunci rapat.
Tiba-tiba, Si Mamang penjual bubur ayam lewat di depan Rika dan memelankan jalannya sambil mendorong gerobak lalu berkata “rajin amat neng masuk sekolah di hari libur”.
“Libur apa Mang?” tanya Rika.
“Hari ini libur nasional neng ...”
“Astaga ... Masa sih? Libur?"
"Iya neng ... Hari ini libur ..."
Saya lupa Mang kalau hari ini libur, pantas saja di sepanjang jalan tidak ramai seperti biasanya. Sebenarnya, Rita merasa malu. Tapi ya sudah lah.
“Mang, saya belum sarapan. Pesan semangkok ya.