Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
My Special Aromatherapy
1
Suka
704
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

"Semua lampu sudah dimatikan? Pintu dan jendela dikunci 'kan?"

"Iya. Aku mengantuk, tapi tidak bisa tidur."

"Apa yang kamu pikirkan?" Hilda menoleh, menampakkan sebentar wajahnya yang masih ditutupi masker kupas. Dia sedang ingin membersihkan itu saat ini.

"Tidak ada."

"Biasa kamu mau cerita. Entah itu masalah pekerjaan di kantor atau sama pimpinan, rekan kerja?"

"Hubunganku dengan mereka selalu baik. Kamu lupa kalau aku ini dinobatkan sebagai karyawan teladan setiap bulannya dan dalam setahun berturut-turut? Yang sering kita bicarakan juga tidak jauh-jauh tentang keberhasilan timku atau pencapaian tinggi yang kami peroleh di divisi pemasaran."

"Mungkin ada serigala berbulu domba di antara mereka, atau teman yang suka menusuk dari belakang."

"Hah?!" Mendadak raut Nino menjadi aneh gara-gara penggalan kata yang diucapkan istrinya di ujung, samar-samar dia bergidik, "Berbahaya sekali ucapan kamu."

"Memang benar 'kan? Ini aku ingatkan ya, hati-hati dan tetap awas kepada siapapun. Rambut sama hitam, hati siapa yang tahu?"

"Rambut aku pirang, sayang. Sejak kapan hitamnya?"

"Pokoknya begitulah, pasti kamu mengerti maksud aku." Akhirnya Hilda tuntas dengan produk-produk perawatan kulitnya. Dia beranjak untuk kemudian ikut naik ke atas ranjang.

Jangka Hilda berbaring di dalam selimut mereka, Nino refleks memiringkan badannya. "Sini, lebih dekat lagi," kata pria ini seraya membentangkan sebelah otot lengannya.

"Aroma terapinya kok tidak tercium, ya sayang?" Berkerut-kerut hidung Hilda selagi dia membaui harum bergamot yang biasa menemani tidur malam mereka.

"Lupa? Stok aroma terapi kita sudah habis. Besok ingatkan aku untuk memesannya ke Inge. Kamu mau aroma apa?"

"Apa saja sih boleh, tidak masalah buat aku. Kemarin juga Inge mengirim varian beragam. Dia kirim bergamot lebih banyak, karena dia tahu kamu paling suka yang itu."

"Ya sudah, kali ini kamu yang pilih. Lavender, vanila, mawar atau mau aroma buah?"

Bukannya menjawab pertanyaan Nino, Hilda justru merapat dengan kelopak mata terpejam. Dia menyamankan kepala di lengan suaminya, "Aku punya favoritku sendiri," kata dia, menampakkan pula senyuman tipis dari bibir pualamnya.

"Apa?!"

"Wanginya kamu itu yang paling menenangkan buat aku, cuma aku yang bisa menciumnya sedekat ini." Senyum Hilda merekah cantik saat mengutarakannya, meski mata tetap menutup.

Sementara, Nino tidak dapat menahan dorongan akal untuk mengecup pelipisnya berulang-ulang. "Kamu wanitaku yang paling berharga. Segalanya, sayang."

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Romantis
Flash
My Special Aromatherapy
Ceena
Novel
Gold
The Mint Heart
Bentang Pustaka
Flash
MARTIAL MUSIC ARTS
andina
Novel
Gold
Because Its You
Bentang Pustaka
Komik
MY UNUSUAL LOVE STORY
Pomelo26
Flash
Bronze
JIKA RUMAH BISA NGOMONG....
Shabrina Farha Nisa
Flash
CAMPERNIK
zae_suk
Novel
Bronze
Tragedi Jatuh Cinta
Alfiani Intan
Novel
Tears
swafaiss
Flash
Sepasang Kekasih di Ujung Waktu
Irza Fauzan
Novel
Gold
Macaroon Love
Mizan Publishing
Novel
BYSTANDER
Ralali Sinaw
Novel
Gold
Menikah Untuk Bahagia
Noura Publishing
Novel
Bronze
Wedding Terror
Ratna Aleefa
Novel
Gold
Seven Days
Mizan Publishing
Rekomendasi
Flash
My Special Aromatherapy
Ceena
Novel
The Secret of the Young Master
Ceena
Flash
Bronze
Beautiful Widow 'Sake' Seller
Ceena
Cerpen
Bronze
PAPA
Ceena