Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Horor
ANGGORO KASIH
0
Suka
723
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

“Nur, ayo pulang bersama denganku saja,” tawar Bayu pada Nurani teman sekantornya. Bayu melihat Nurani nampak ragu dan menimbang-nimbang.

Nggak, Yu. Aku naik taksi saja,” jawab Nurani pendek.

“Sudah malam, Nur. Bareng  aku saja, ya? Lagipula rumah kita, kan searah,” kata Bayu terus memaksa Nurani.

Nurani nampak agak sungkan, dia menggelengkan kepalanya.

”Aku nggak enak, Yu. Nggak usah saja, deh,” kata Nurani menolak tawaran Bayu lagi. Bayu tertawa.

“Kamu yakin berani pulang sendiri? Sudah gelap, lho, Nur.”

Bayu memandang penuh harap pada Nurani yang sekarang sedang menoleh ke kanan dan ke kiri. Benar juga kata Bayu, sore itu, hari sudah sangat gelap dan sepertinya tidak ada orang lain yang berdiri di pinggir jalan selain dirinya. Nurani memandang ke arah Bayu dengan ragu. Bayu tersenyum melihat keraguan di wajah Nurani.

“Yuk, pulang denganku saja,” ajak Bayu lagi. Nurani menelan ludah dan akhirnya mengangguk pada Bayu.

“Alhamdulillah,” seru Bayu girang, “yuk, kamu duduk depan saja, ya?” Nurani mengangguk dan akhirnya masuk ke dalam mobil Bayu.

Mereka berdua di dalam mobil dalam diam. Beberapa kali Bayu melirik ke arah Nurani yang melihat ke luar jendela. Bayu sebenarnya sudah lama pada Nurani, tetapi ternyata ketika hanya berduaan di dalam mobil, Bayu malah panas dingin dan gemetaran tak menentu.

“Kamu selalu sibuk, ya, Nur?” tanya Bayu basabasi. Nurani mengangguk kikuk.

“Kamu juga selalu sibuk, kayaknya, Yu?”

“Iya, lumayan sibuk juga, Nur. Kamu, kan juga dari luar kota, kan? Sepertinya bagianmu sering sekali ke luar kota, ya?”

Nurani tertawa kecil. Dia mengangguk.

“Iya, Yu.”

“Wah, dalam rangka apa? Studi banding, ya?” tanya Bayu. Nurani tersenyum samar. Anehnya tangan Nurani melingkar ke belakang kursi Bayu dan dalam sekejap tangan itu meraih leher Bayu dan melukai leher itu hingga leher Bayu terkoyak. Darah mengalir deras dari leher Bayu.

Nurani tersenyum melihat ekspresi wajah Bayu yang sangat terkejut, tetapi karena leher Bayu sudah koyak cukup panjang, ekspresi itu seakan terhenti begitu saja, membuat Bayu seakan melongo dan mendelik terkejut dan takut. Nurani tertawa keras ketika mobil yang dikendarai Bayu lepas kendali dan menabrak pembatas jalan.

“Lumayan. Ada tumbal datang sendiri. Sekarang, kan malam Anggoro Kasih. Aku tidak perlu pergi ke mana-mana untuk mencari tumbalku,” gumam Nurani. Dia tertawa ketika teringat pertanyaan Bayu tadi. Sering ke luar kota? Bayu tidak tahu, Nurani keluar kota untuk mencari tumbal setiap malam Anggoro kasih atau mala Selasa Kliwon.

Nurani segera membuka pintu mobil Bayu yang sudah ringsek. Dia segera menyeret tubuh Bayu dan menghilang dalam kegelapan malam.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Horor
Flash
ANGGORO KASIH
Endah Wahyuningtyas
Flash
Bronze
A Mysterious Sign on A Red Sofa
Shabrina Farha Nisa
Novel
Bronze
Lagu Pengantar Tidur Mayat
Hideyo Sakura
Cerpen
Sherly
Panipun
Cerpen
Firasat
Sekarmelati
Novel
Bronze
Pesantren Gaib
Ariny Nurul haq
Novel
Bronze
Petaka Tambang Emas Berdarah
Achmad Benbela
Novel
GARIS MERAH
Rizqy Kurniawan
Novel
Gold
Fantasteen Scary: Daruma-San
Mizan Publishing
Novel
Gold
Fantasteen Scary Teru Teru Bozu
Mizan Publishing
Novel
KELANA
Lovaerina
Cerpen
Bronze
Demit Berambut Api
Sulistiyo Suparno
Flash
Wajah-wajah Sang Aktor
Ravistara
Novel
NAPAS TERAKHIR
Maria Merianti Boru Malau
Novel
Erigeron k.
Fadhila Meisya Putri
Rekomendasi
Flash
ANGGORO KASIH
Endah Wahyuningtyas
Cerpen
BAGONG
Endah Wahyuningtyas
Novel
HITAM
Endah Wahyuningtyas
Novel
Bronze
KISAH CINTA
Endah Wahyuningtyas
Cerpen
Rencana
Endah Wahyuningtyas
Cerpen
Bronze
SINDEN - SINDEN YANG DUDUK DI ATAS BATU
Endah Wahyuningtyas
Novel
PERHIASAN TERKUTUK
Endah Wahyuningtyas
Novel
PENGHUNI TERAKHIR
Endah Wahyuningtyas
Cerpen
Bronze
Pemanggilan Arwah
Endah Wahyuningtyas
Cerpen
ANAK EMAK
Endah Wahyuningtyas
Novel
MELU
Endah Wahyuningtyas