Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Delusi Cinta
1
Suka
9,972
Dibaca

Mungkin kamu akan kembali, ke dalam pelukan kenangan yang masih kental. Kuharap waktumu dapat terus berputar. Aku ingat saat itu, kita saling memisahkan diri, berjalan berlawanan arah seperti kita tidak punya masa depan bersama. Walau aku hanya memiliki kemungkinan tidak masuk akal, aku hanya terus memegangnya, barangkali kamu datang kepadaku lagi. Melihat arahku lagi seperti waktu itu.

Konon, orang yang masih terikat masa lalu buruk tidak bisa menjalani kehidupan dengan baik di masa sekarang. Itu benar. Mungkin juga tidak, kalau saja kenangan kita itu pupus. Kalau saja aku menyembunyikannya di peti-peti yang tenggelam dalam kelam batin. Kalau saja... bayanganmu tidak lagi menghantui mimpi manisku tiap malam larut, aku bisa melanjutkan hidupku sepenuhnya.

"Kamu baca buku itu lagi?" Dengan lembut, Seruni mengusap pipiku yang basah. Duduk di sisi, atas brankar, pandangan Run, panggilanku untuknya, keruh.

"Saat bukunya ditutup, kenangan itu hilang. Saat bukunya dibuka, kenangannya hidup lagi."

Tentu, dia paham ke mana arah kalimatku. Perempuan ini Tuhan takdirkan untuk mengisi masaku sekarang, dia pengertian. Saking pengertian, bahkan Seruni rela membiarkan aku yang senang membuka lembaran lama. Katanya, selagi aku tidak membandingkan masa lalu dan masa sekarang, itu tidak masalah. Namun, mana bisa?

Terkadang, manusia terlambat menemukan makna yang ada di depannya. Terlambat mencecap apa yang mestinya ia cecap saat itu. Dalam hati, aku mulai membandingkan Run dengan perempuan dari masa lampau. Seruni memang gadis luar biasa baik, wajahnya juga serupa bunga krisantemum kuning.

Tetapi Gin lebih dari itu. Narasinya, tulisannya, alur ceritanya, entah mengapa perempuan masa laluku seperti merefleksikan 'kita' dalam karangan tulis yang dibuat.

Buku yang kupegang, adalah seri terakhir Gin tulis. Perempuan itu tidak lagi menerbitkan atau membikin karya baru.

Belakangan, aku baca berita bahwa Gin sudah tiada. Namun, bukan fakta itu yang membuatku terkejut, melainkan Gin meninggal jauh sebelum buku-buku berserinya diterbitkan atas namanya. Tepat saat kami berpisah.

Fakta lain, jelas saja, terbukti bahwa Gin benar-benar mencintaiku melalui karya-karya tulisnya.

"Yan, makan obat dulu, ya? Bukunya kusimpan, nanti boleh kamu baca lagi." Seruni perlahan mengambil buku dari tanganku, dan diganti gelas kaca berisi air biasa.

Uh, sebenarnya aku bosan di sini, mana mesti makan obat terus pula, tapi Seruni bilang aku harus sembuh agar bisa mendatangi pemakaman Gin.

Seruni menangis lagi. Tidak tahu mengapa, tiap kali melihatku menyuap obat, air matanya selalu jatuh. Aku sedih melihat Seruni begitu, tapi ketika aku menemui fakta bahwa ada seseorang yang begitu mencintaiku sampai napasnya tidak lagi berembus, membuat ibaku kepada Seruni memudar.

Pintu ruangan terbuka, ibu mertua memanggil anaknya, dan aku lantas diminta istirahat oleh Seruni. Mereka keluar, menutup pintu, meninggalkan aku sendiri.

"Mau sampai kapan kamu terus bertahan sama Iyan?"

"Bu, kuyakin Mas Yan akan sembuh."

"Dia gila, Seruni. Sadar dong!"

"Mas Yan cuma lagi sakit, Bu."

"Erotomania bukan sakit biasa, Seruni."

Mimpi buruk itu lagi. Mengapa dalam mimpiku ibu mertua selalu bertengkar dengan Seruni? Rasanya sebal sekali.

Beruntungnya, kemudian mimpi paling indah muncul mendominasi bersama sepenggal kata dari tulisan Gin muncul.

"Mungkin kamu akan kembali, ke dalam pelukan kenangan yang masih kental. Kuharap waktumu dapat terus berputar."

Aku juga berharap waktu Gin bisa berputar lebih lama, tapi sayang tidak bisa. Kami bahkan tidak bisa lagi bersama.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (4)
Rekomendasi dari Drama
Novel
Dagaz
Dark Specialist
Flash
Delusi Cinta
Ilestavan
Cerpen
Sebelas Duabelas
Artie Ahmad
Novel
Gold
IPA & IPS
Coconut Books
Flash
REGRET
Shinta Jolanda Moniaga
Flash
Bronze
Kerinduan Kucing Jalanan
Sulistiyo Suparno
Novel
Bronze
Hurted
Syafaria Aprilianti
Skrip Film
The Broken Feathers
Utep Sutiana
Novel
PRESISI
i_naaff
Cerpen
Bronze
Kopi Tanpa Gula
Fataya
Flash
Guru Marah
Kiara Hanifa Anindya
Cerpen
Bronze
Bertemu Perpisahan
Desy Sadiyah Amini
Cerpen
Kisah Ujang dan Sepotong Hati
Almira
Cerpen
Bronze
Apa Salahku Ibu?
Siti Nashuha
Skrip Film
Bintang SMA 103
Yorandy Milan Soraga
Rekomendasi
Flash
Delusi Cinta
Ilestavan
Flash
Pena Tuhan
Ilestavan
Novel
VII Diebus
Ilestavan
Flash
Secangkir Kopi tak Bersuara
Ilestavan
Novel
Irama Bulan
Ilestavan
Flash
Eskapisme
Ilestavan
Flash
Kucing Pencuri
Ilestavan
Cerpen
Gandark
Ilestavan
Cerpen
Halo, Selamat Tinggal!
Ilestavan
Cerpen
Pretensi
Ilestavan
Flash
Gugur
Ilestavan
Flash
Rasa Sakit
Ilestavan
Flash
Ketika
Ilestavan
Flash
The Last Painting
Ilestavan