Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Rehan menghentikan becanya di pinggir jalan dekat hutan lalu duduk di dalam beca. Tiba tiba ada suara tangisan perempuan yang membuatnya kaget dan langsung keluar mencari suara tersebut. Akhirnya dia menemukan asal suara tersebut. Dari jauh Rehan terkejut melihat sosok perempuan bergaun biru, bertudung selendang putih, dan bersepatu kaca yang sedang duduk menunduk di balik pohon besar. Sebenarnya Rehan ingin kabur, tapi takunya dia membutuhkan bantuan.
"Bismillah," ujarnya dalam hati sambil mendekati perempuan itu.
"Neng, lagi ngapain di sini?"
Perempuan itu menengok dan ternyata...
"Masya Allah, ini bukan mimpi kan?" tanya Rehan dalam hati sambil menatap kagum perempuan cantik itu.
"Astagfirullah," ujar Rehan sambil langsung mengalihkan pandangan.
Perempuan itu berdiri
"Kak tolong saya."
"To, to, tolong apa?"
"Saya cinderella yang diusir sama orang tua sendiri dari kayangan karena sudah berusia 40 tahun tapi belum nikah, boleh ga cariin saya jodoh?"
"Bo, bo, boleh, sekarang ikut aku dulu ya."
Cinderella akhirnya ikut Rehan pulang naik beca. Sesampainya di rumah mereka menghampiri ibu Rehan yang sedang duduk di ruang tamu sambil mengucapkan salam. Kemudian keduanya dipersilahkan duduk. Rehan menceritakan semuanya namun ibu tak percaya tentang cerita tersebut, dia baru percaya sekaligus terkejut saat Cinderella memperlihatkan video kehidupannya di telapak tangannya.
"Iya Bu jadi aku tidak bisa pulang lagi ke kayangan."
"Kalau kamu nikah sama anak Ibu gimana? Atau pacaran dulu aja."
Bola mata Rehan membesar. Cinderella menggelengkan kepala.
"Jadi kamu gak mau sama anak Ibu?"
"Aku gak mau pacaran karena pasti akhirnya menyakitkan, aku sudah merasakan itu saat masih di kayangan."
"Jadi, kalau nikah sama anak Ibu?"
Cinderella menganggukan kepala.
Rehan pingsan dan saat bangun dia masih di dalam beca.
"Hmm cuman mimpi toh?" tanya Reham sambil menggarukan kepala.